KATA-KATA BIJAK

Terkadang kita membutuhkan kata-kata bijak saat menghadapi dinamika hidup sehari-hari. Kata-kata bijak acap kali dipelukan untuk memberikan motivasi, dijadikan sebagai petujuk, bahkan tidak jarang yang mencerna dalam perspektif filsafat. Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya jaman, terjadi pergeseran pola dan gaya hidup masyarakat. Banyaknya gesekan kepentingan dalam masyarakat menjadikan ego dan individualisme semakin menonjol. Hal ini tentu akan memicu terjadinya konflik antar kepentingan, sehingga terkadang menimbulkan sikap dan perbuatan yang tidak terkendali. Oleh karena itu, kata-kata bijak sangat diperlukan untuk dimaknai dan ditelaah secara filosofis. Di bawah ini kami sajikan beberapa penggal kata-kata bijak yang dapat dijadikan sebagai kendali dalam menghadapi dinamika kehidupan.

Kata-kata bijak dalam kutipan pidato Bung Karno tahun 1959

"Sekarang hei bangsa Indonesia bangkitlah kembali, bangkitlah kembali dengan jiwa Proklamasi di dalam kalbu! Tinggalkan alam yang lampau, tetapi jangan mengeluh, jangan mengeluh! Keluh adalah tanda kelemahan jiwa. Yak, memang, alam yang lampau salah, alam yang lampu itu, kini kita rasakan seperti pembuangan suatu waktu sepuluh tahun lamanya. Tetapi toh jangan mengeluh, berbesarlah hati bahwa sekarang ini kita sadar, dan berjalanlah terus!"

Telaah kata-kata bijak Bung Karno dalam kutipan pidato tahun 1959




Kita telaah kutipan pidato tersebut sebagai sebuah kata-kata bijak, sebagai sebuah filsafat, sebagai sebuah ilmu hidup atau keyakinan untuk membangkitkan rasa percaya diri agar tetap tegar dalam menghadapi dinamika kehidupan. Kata-kata bijak yang ditujukan sebagai seruan kepada seluruh bangsa Indonesi untuk bangkit, bangkit, dan bangkit kembali dalam membangun dan mengisi kemerdekaan. Agar kebangkitan kita tidak menyimpang, maka kebangkitan itu harus dilandasi dengan jiwa Proklamasi. Apa itu jiwa proklamasi? Jiwa Proklamasi seluruhnya sudah tertuang dalam Pancasila sebagai dasar negara sekaligus Ideologi bangsa. Dimikian kata-kata bijak ini menjadi seruan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam kutipan kata-kata bijak tersebut, kita diajak untuk meninggalkan alam yang lampau, yaitu alam yang telah berlalu menuju pada masa depan bangsa yang gilang-gemilang. Alam yang lampau harus dimaknai sebagai suatu pengalaman sejarah, sebagai satu palu godam yang menempa metalitas dan moralitas bangsa Indonesia. Dimana seluruh bangsa Indonesia telah dididik dan dibimbing dalam perjalanan sejarah. Meskipun pahit, rasanya pengalaman sejarah itu, tetapi sebagai bangsa yang besar, tetap kita tidak boleh mengeluh. Demikianlah sejarah bisa dimaknai sebagai dinamika hidup sehari-hari. Dalam menghadapi dinamika hidup sehari-hari itu, haruslah kita berbesar hati, jangan mengeluh, sehingga kita tidak larut dan terseret dalam kelemahan jiwa, yang akan mengombang-ambingkan mentalitas dan moralitas kita. Yak, berjalanlah terus, demikian kata Bung Karno. Berjalan terus untuk mencapai masa depan yang gilang-gemilang, berjalan terus untuk mencapai suatu masyarakat yang adil dan makmur, berjalanlah terus untuk mewujudkan suatu kondisi yang lebih baik. Demikian, kata-kata bijak dalam kutipan pidato Bung Karno, yang pada dasarnya menghendaki bangsa Indonesia memiliki sikap yang tegar dalam menghadapi sejarah. Menghendaki seluruh bangsa Indonesia tidak mengeluh dan lantas putus asa dalam menghadapi sejarah atau dinamika hidup.

Demikianlah telaah dan pemaknaan kata-kata bijak dalam penggalan pidato Bung Karno tahun 1959. Oleh karena itu, mari kita raih masa depan yang gilang-gemilang mewujudkan suatu kehidupan yang layak bagi kemanusiaan, dengan sikap dan jiwa yang TIDAK MENGELUH, dan berbesarlah hati menghadapi kenyataan atau realitas hidup.

Demikian infomasi yang dapat kami sajikan mengenai kata-kata bijak, semoga bisa memberikan manfaat yang besar bagi pembaca sekalian. Terima kasih atas kunjungannya, salam Tanijogonegoro.

ARTIKEL POPULER