Berdasarkan hasil beberapa penelitian ilmiah yang pernah dilakukan, diketahui bahwa buah salak banyak mengandung zat gizi yang dibutuhkan bagi kesehatan tubuh. Beberapa kandungan zat gizi yang terdapat pada 100 gram buah salak diantaranya adalah protein 0,40 gram; karbohidrat 20,90 gram; kalsium 28 mg; phosphor 18 mg; zat besi 4,20 mg; vitamin B 0,04 mg; vitamin C 2 mg; kalori 77 kal; air 78 mg. Selain kandungan gizi tersebut, berdasarkan penelitan yang dilakukan oleh Pusat Litbang Gizi dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, buah salak mengandung betakaroten yang sangat tinggi. Kandungan betakaroten pada buah salak diketahui 5,5 kali lebih banyak dibanding kandungan betakaroten pada buah mangga, tiga kali lebih banyak dibanding kandungan betakaroten pada jambu biji, dan lima kali lebih banyak dibanding kandungan beta karoten pada buah semangka daging merah.
Untuk mendapatkan serapan betakaroten yang optimal pada buah salak, ada baiknya mengganti kebiasaan mengonsumsi jus tomat atau wortel dengan jus salak. Atau bisa juga dengan membuat jus dari campuran salak dan buah-buahan lain. Untuk mengatisipasi sembelit atau susah buang air besar setelah mengonsumsi buah salak, dapat dilakukan dengan tidak membuang kulit ari, atau kulit tipis yang melapisi daging buah.
Hal yang harus diperhatikan saat mengonsumsi buah salak, terutama bagi orang yang menderita penyakit maag dan radang usus, adalah tidak dianjurkan untuk mengonsumsi buah salak yang memiliki rasa sepat. Rasa sepat yang berlebihan diakibatkan oleh kandungan zat tanin, sementara zat tanin dapat memperparah kondisi usus dan tidak mudah dicerna.