PUPUK ORGANIK

Pupuk organik sangat diperlukan dalam pertanian modern. Ekploitasi lahan secara terus menerus menggunakan pupuk kimia ternyata justru mengakibatkan berkurangnya tingkat kesuburan tanah. Pemberian pupuk kimia atau pupuk sintesis yang berlebisan telah membuat lahan pertanian menjadi kurang produktif akibat menurunnya kesuburan tanah. Salah satu cara untuk mengembalikan kesuburan tanah adalah dengan pemberian bahan-bahan organik ke dalam tanah. Dewasa ini, propaganda dan sosialisasi pemupukan organik telah dilakukan secara simultan, baik oleh pemerintah, lembaga sosial, maupun lembaga swasta.

Pengertian

Merupakan pupuk yang terbuat dari bahan dasar yang diambil dari alam dengan kandungan unsur hara alamiah. Pupuk organik merupakan bahan yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah. Dalam pemberian pupuk untuk tanaman, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu seberapa besar pengaruh terhadap perkembangan sifat tanah, baik fisik, kimia maupun biologi, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif yang bersifat merugikan. Pertimbangan lain yang harus diperhatikan adalah keseimbangan unsur hara dalam tanah. Keseimbangan unsur hara yang tidak ideal justru akan mempengaruhi penyerapan unsur hara tertentu oleh tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi tidak normal.

Terbentuknya Pupuk Organik




Di dalam tanah banyak terdapat organisme pengurai baik organisme makro maupun mikro. Pupuk ini terbentuk karena kerjasama organisme pengurai dengan cuaca serta perlakuan manusia dalam mengolah bahan-bahan organik. Sisa bahan organik dihancurkan oleh organisme dan unsur-unsur terurai diikat menjadi senyawa. Senyawa tersebut harus larut dalam air sehingga memudahkan absorbsi oleh akar tanaman. Makro organisme berperan dalam mentranslokasikan sisa bahan organik dari bentuk kasar menjadi lebih halus. Sementara mikroorganisme berperan dalam penguraian bahan organik menjadi unsur hara sehingga mudah diserap tanaman setelah menjadi senyawa. Beberapa mikroorganisme penting antara lain, ganggang, fungi, actinomycetes, serta bakteri.

Fungsi dan Peran di dalam Tanah

Salah satu pembentuk tanah adalah bahan organik, sehingga penambahan bahan organik ke dalam tanah sangat penting. Pemupukan organik berpengaruh positif terhadap tanaman. Dengan bantuan jasad renik dalam tanah maka bahan organik akan berubah menjadi humus. Humus merupakan perekat bagi butir-butir tanah saat membentuk gumpalan. Akibatnya susunan tanah akan menjadi lebih baik terhadap gaya-gaya perusak dari luar, seperti hayutan air (erosi). Selain itu pemupukan organik akan menambah unsur hara sekalipun dalam jumlah kecil.

Penambahan hara, humus, serta bahan organik dalam tanah menimbulkan efek residual, yaitu berpengaruh dalam jangka panjang.
Pemupukan secara organik menyebabkan terjadinya perbaikan struktur tanah. Sehingga sifat fisik dan kimia tanah ikut diperbaiki. Pemberian pada tanah berpasir mengakibatkan daya ikat tanah meningkat. Pemberian pada tanah berlempung akan menjadi ringan, daya ikat air menjadi tinggi, daya ikat tanah terhadap unsur hara meningkat, serta drainase dan tata udara tanah dapat diperbaiki. Tata udara yang baik dengan kandungan air cukup akan menyebabkan suhu tanah lebih stabil serta aliran air dan aliran udara tanah lebih baik.

Sifat biologi tanah dapat diperbaiki, sehingga mekanisme jasad renik menjadi hidup. Pendapat beberapa ahli menyebutkan bahwa pemupukan organik akan meningkatkan populasi musuh alami patogen sehingga akan menekan aktivitas saprofitik patogen. Pemupukan organik tidak merugikan kesehatan ataupun mencemari lingkungan.

Kelemahan

Ada beberapa kelemahan dari pemupukan secara organik, antara lain :
  • Pemupukan organik menggunakan pupuk kandang terkadanag masih sering mengandung biji-bijian tanaman pengganggu. Biji-bijian yang termakan ternak tidak akan tercerna sehingga dapat tumbuh mengganggu tanaman.
  • Sering menjadi faktor pembawa hama penyakit karena mengandung larva atau telur serangga sehingga tanaman dapat diserang.
  • Kandungan unsur haranya sulit diprediksi.
  • Kandungan unsur haranya jauh lebih rendah dibanding pupuk anorganik sehingga dosis penggunaannya jauh lebih tinggi. Akibatnya biaya transportasi, gudang, serta tenaga kerja meningkat.
  • Respon tanaman lebih lambat, karena sifatnya yang slow release.
  • Penerapan hasil bioteknologi, seperti pupuk mikroba, masih jarang digunakan. Sehingga penambahan jumlah mikroorganisme dalam tanah kurang optimal.

Bentuk Pupuk Organik

Dilihat dari bentuknya ada dua jenis pupuk, yaitu pupuk padat dan cair. Pupuk padat sudah lazim digunakan petani. Aplikasi pemupukan organik padat dapat dengan cara ditabur atau dibenamkan dalam tanah. Sementara organik cair berbentuk cairan. Pada umumnya, organik cair merupakan ekstrak bahan organik yang sudah dilarutkan dengan pelarut seperti air, alkohol, atau minyak. Senyawa organik yang mengandung unsur karbon, vitamin, atau metabolit sekunder dapat berasal dari ekstrak tanaman, tepung ikan, tepung tulang, atau enzim. Pengaplikasian organik cair umumnya dengan cara disemprotkan ke tanaman atau dikocorkan ke tanah.

Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan pupuk dari hasil fermentasi kotoran hewan ternak baik dalam bentuk padat maupun cair. Jumlah serta kandungan unsur hara baik kotoran padat maupun cair masing-masing ternak berbeda-beda. Perbedaan itu detentukan kondisi dan jenis hewan serta jumlah dan jenis pakan hewan tersebut. Akan tetapi selisih dari kandungan hara tersebut juga sangat tipis, sehingga tidak perlu menjadi pertimbangan untuk menentukan pupuk kandang yang akan digunakan. Pupuk kandang mengandung unsur hara lengkap, baik makro maupun mikro. Dilihat dari proses dekomposisinya pupuk kandang dibedakan menjadi dua, yaitu pupuk panas dan pupuk dingin. Pupuk panas merupakan pupuk yang terbentuk karena proses penguraian oleh mikroorganisme berlangsung cepat sehingga menghasilkan panas. Contoh puuk kandang panas antara lain kotoran ayam dan kuda. Sedangkan pupuk dingin merupakan pupuk yang terbentuk karena proses penguraian oleh mikroorganisme berlangsung sangat pelan sehingga tidak menghasilkan panas. Contoh pupuk kandang dingin antara lain, kotoran sapi, kerbau, dan babi.

Kompos

Kompos merupakan pupuk hasil pelapukan bahan-bahan tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun-daunan, rumput-rumputan, limbah organik pengolahan pabrik, serta sampah organik. Pemrosesan atau daur ulang limbah industri organik merupakan cara tepat untuk menjaga kelestarian lingkungan. Hasilnya dapat digunakan untuk mengembalikan kesuburan tanah. Pengomposan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, pengaturan kondisi mikroklimat, seperti suhu atau kelembaban, dan menambahan mikroorganisme pengurai atau dekomposer sebagai aktivator. Pengomposan berarti merangsang perkembangan bakteri (jasad renik) untuk menguraikan bahan-bahan yang dikomposkan agar terurai menjadi senyawa lain. Dalam proses penguraian tersebut mengubah unsur hara yang terikat dalam senyawa organik sukar larut menjadi senyawa organik larut (tersedia) sehingga langsung bisa diserap tanaman. Pengomposan juga bertujuan menurunkan rasio C/N. Jika bahan organik yang memiliki rasio C/N tinggi tidak dikomposkan dan langsung diberikan ke dalam tanah maka proses penguraiannya akan terjadi di tanah, mengakibatkan CO2 dalam tanah meningkat sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman, bahkan pada tanah ringan mengakibatkan daya ikat terhadap air rendah serta struktur tanahnya berserat dan kasar.

Pupuk Hijau

Pupuk hijau adalah pupuk yang memanfaatkan jaringan tanaman hijau. Jenis tanaman yang sering digunakan sebagai pupuk hijau adalah tanaman leguminose. Secara umum ciri-ciri tanaman yang dapat digunakan sebagai pupuk hijau adalah : pertumbuhannya cepat, perakarannya dangkal, bagian atas lebat dan sukulen, tanaman tahan terhadap kekeringan dan mampu tumbuh baik di tanah miskin hara. Beberapa keuntungan memanfaatkan tanaman leguminose sebagai pupuk hijau antara lain : - Leguminose mampu menambat N dari udara, sehingga dapat menambah unsur N dalam tanah. - Leguminose mampu mendorong aktivitas mikroorganisme. - Leguminose mampu mendorong struktur tanah menjadi lebih remah. - Leguminose dapat bekerja sebagai pelindung erosi tanah. Cara aplikasi pupuk hijau dapat dengan membenamkannya ke dalam tanah atau sebagai mulsa penutup tanah.

Pupuk Mikroba

Pupuk mikroba merupakan formulasi inokulan strain-strain mikroba unggul untuk meningkatkan atau menambah unsur hara dalam tanah. Keberadaannya sangat berperan bagi pertanian organik berkelanjutan. Ada beberapa jenis pupuk mikroba di pasaran, antara lain mikroba penambat N, mikroba pelepas (pelarut) fosfat, serta mikroba dekomposer.

ARTIKEL POPULER