Kutu Aphis Gossypii menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan, sehingga mengakibatkan bagian tanaman terserang akan terhambat pertumbuhannya. Selain kerusakan pada tanaman, hama ini juga menjadi vektor utama beberapa jenis virus, sehingga sangat berbahaya. Seperti halnya kutu-kutu penghisap lain, Aphis Gossypii juga menghasilkan kotoran berupa cairan manis yang disukai semut. Serangga betina dapat menghasilkan keturunan tanpa adanya serangga jantan (partenogenesis). Dalam satu musim, kutu ini selalu ada dalam berbagai stadium.
Klasifikasi Aphis Gossypii
Kingdom: AnimaliaPhylum: Arthropoda
Class: Insecta
Order: Hemiptera
Family: Aphididae
Genus: Aphis
Species: Aphis Gossypii
Gejala Serangan
Aphis Gossypii menghisap cairan tanaman, terutama pada bagian daun, sehingga bagian tepi daun akan mengerut dan menggulung. Bentuk daun akan mengeriting, kerdil, dan akhirnya rontok. Pertumbuhan tunas, daun, dan bunga akan terganggu, sehingga tanaman akan mengalami keterlambatan pertumbuhan. Kutu ini akan mengeluarkan cairan kental manis, sehingga berpotensi menimbulkan serangan cendawan jelaga di permukaan daun yang mengakibatkan proses fotosintesis terganggu.Penyebab Serangan
Serangan berat biasanya terjadi pada musim kemarau. Populasi kutu bisa meledak sangat besar, lantaran serangga betina bisa berpartenogenesis untuk menghasilkan keturunan. Oleh karena itulah Aphis Gossypii mampu bereproduksi setiap saat. Di daerah tropis, terutama dataran rendah hingga menengah, Aphis Gossypii berkembang sangat pesat. Ledakan populasi kutu ini terutama terjadi pada musim kemarau. Tumbuhnya tunas-tunas baru pada tanaman akan menarik serangga penghisap ini untuk datang.Siklus Hidup Aphis Gossypii
Reproduksi kutu ini terjadi dalam dua cara, yaitu seksual dan aseksual. Pada kondisi udara dingin, proses reproduksi biasanya terjadi secara aseksual, serangga betina mampu menghasilkan ribuan Aphis baru tanpa kawin dan terjadi dalam waktu 4-6 minggu. Nimfa yang dihasilkan akan melewati empat fase sebelum menjadi serangga dewasa dalam waktu 8-10 minggu. Serangga dewasa akan bereproduksi dalam 2-3 hari kemudian. Serangga dewasa bersayap, sehingga mampu berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain secara cepat, dan tentu akan mempercepat kerusakan di area budidaya.