Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Alternatif

Mahalnya harga bensin sebagai bahan bakar menjadikan bioetanol memiliki peluang lebih besar sebagai bahan bakar alternatif sekaligus bahan bakar masa depan. Memang, penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar telah dilakukan oleh beberapa negara di berbagai belahan dunia semenjak abad 20, seperti Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Swedia, Brazil, dan India. Negara-negara tersebut telah menggunakan bioetanol sebagai bahan bakar kendaraan, sebagai alternatif penggunaan petrolium. Hal tersebut didorong oleh munculnya kesadaran akan dampak negatif penggunaan BBM, yang berkontribusi besar terhadap berbagai polusi di muka bumi. Harus diakui bahwa penggunaan BBM sebagai bahan bakar utama turut berperan dalam menimbulkan kerusakan lingkungan, gangguan terhadap kelestarian alam, dan membahayakan kesehatan manusia. Oleh karena alasan itulah perlu kiranya bagi kita semua untuk mencari alternatif sumber energi. Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif tentu saja menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan energi.

Namun sayangnya, kesadaran masyarakat Indonesia untuk menggunakan bioetanol memang belum tinggi. Hal tersebut disebabkan harga petrolium beberapa waktu yang lalu masih sangat murah. Namun, seiring dengan meningkatnya harga BBM yang selama ini menjadi bahan bakar utama, tentu akan memberikan ruang lebih besar bagi bioetanol untuk menjadi bahan bakar pengganti. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Henry Ford, sebuah perusahaan produsen mobil berkelas internasional, yang memandang bahwa bioetanol merupakan salah satu bahan bakar masa depan. Salah satu keunggulan menggunakan bioetanol sebagai bahan bakar yaitu ramah lingkungan. Selain itu, bioetanol juga menjadi sumber bahan bakar terbarukan, tidak seperti bahan bakar fosil. Apalagi didukung dengan proses pembuatan bioetanol yang relatif sederhana, tentu semakin memperbesar peluang sumber energi alternatif ini menjadi bahan bakar utama. Tak hanya itu, kesadaran masyarakat akan dampak negatif penggunaan BBM juga menjadi salah satu faktor yang membuat bioetanol semakin populer.

Bioetanol sebagai bahan bakar ramah lingkungan



Penggunaan bioetanol yang makin luas, terutama bagi para pengguna mesin otomotif, salah satunya dipengaruhi oleh dampak negatif penggunaan BBM sebagai bahan bakar utama terhadap lingkungan. Sudah diakui oleh dunia, bahwa bioetanol merupakan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Penggunaanya sebagai bahan bakar utama kendaraan, dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan BBM. Karena faktor itulah beberapa negara di dunia telah mensosialisasikan penggunaan etanol sebagai bahan bakar untuk berbagai jenis kendaraan. Pemakaian bioetanol di negara Brazil pemakaian bioetanol sudah digunakan pada seluruh jenis kendaraan bermotor, dengan mencampurkan 20% bioetanol pada bahan bakar yang digunakan. Bahkan pada pertengahan tahun 1980, lebih dari 90% mobil baru di negara tersebut sudah dirancang menggunakan bioetanol murni.

Sekilas Tentang Etanol?

Etanol atau lebih akrab dikenal dengan sebutan alkohol, pada dasarnya telah dibuat oleh manusia semenjak ribuan tahun silam. Namun, masyarakat pada waktu itu tidak sadar bahwa sebenarnya mereka telah memproduksi etanol atau alkohol dalam makan atau minuman yang mereka buat melalui proses fermentasi dengan pemberian ragi. Hal itu terjadi lantaran tujuan utamanya adalah pembuatan makanan atau minuman. Cara pembuatan etanol pada waktu itu memang sangat sederhanan, hanya dengan memberikan ragi pada bahan makanan. Misalnya, buah anggur difermentasi menjadi khomar/arak/minuman keras lain, gandum difermentasi menjadi bir, beras difermentasi menjadi sake, dan ketan hitam difermentasi menjadi tape ketan. Di Amerika, Jepang, atau negara-negara Eropa, pembuatan etanol biasanya dalam bentuk minuman keras, seperti bir, sake, vodka, dan lain-lain.

Pada perkembangan selanjutnya, pembuatan etanol saat ini tidak hanya bersumber dari bahan makanan, tetapi juga berasal dari bagian-bagian tanaman yang lain. Teknik pembuatan yang sederhana, dan bahan baku yang relatif murah, menjadikan etanol berpotensi sebagai bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan energi yang semakin besar. Semenjak awal abad ke 21, penggunaan etanol sebagai bahan dasar kendaraan sudah mencapai lebih dari 2/3 produksi kendaraan dunia. Hingga saat ini, pemakaian etanol di Brazil sudah mencapai angka 40-45%. Di Amerika Serikat, penjualan etanol mencapai 1,2% dari seluruh pasaran bensin. Khusus untuk Indonesia, penggunaan etanol sebagai bahan bakar kendaraan bisa untuk mengatasi krisis bahan bakar. Selain itu, juga mampu untuk mendongkrak peningkatan tenaga kerja.

PUPUK NPK

Pupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang kandungan unsur utamanya terdiri dari tiga unsur hara sekaligus. Pupuk ini merupakan unsur makro yang sangat mutlak dibutuhkan tanaman. Sesuai dengan namanya, unsur-unsur tersebut terdiri dari unsur N (nitrogen), P (fosfor) dan K (kalium). Unsur NPK ini adalah unsur penting yang membantu tanaman melangsungkan serangkaian proses pertumbuhan. Jika tanaman kekurangan salah satu unsur hara, maka dapat dipastikan pertumbuhan tanaman akan terhambat. Sebagai contoh, jika tanaman kekurangan unsur N, sementara kebutuhan unsur P dan K masih terpenuhi, maka tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik, warna hijau daun memudar hingga menguning. Pada kondisi demikian, tumbuhan akan kesulitan bereproduksi, pembentukan bunga dan buah akan terhambat, bahkan jika kekurangan unsur N sangat signifikan, maka lama-kelamaan tanaman menjadi kerdil bahkan akhirnya mati. Begitu juga sebaliknya, jika unsur P tidak terpenuhi, maka tanaman juga tidak dapat tumbuh dengan baik, akar tidak terbentuk sempurna sehingga menghambat proses pengangkutan zat-zat makanan oleh akar. Selain itu, pembentukan bunga juga kurang sempurna, tanaman kesulitan menghasilkan bunga. Demikian juga jika unsur K tidak tersedia, maka pembungaan banyak terjadi kerontokan, jika akhirnya mau berbuah, buah yang terbentuk juga kurang sempurna, bahkan kualitas buah sangat rendah. Selain itu tanaman kurang tahan terhadap serangan hama penyakit maupun kekeringan.

Manfaat Pupuk NPK

Pemberian pupuk NPK sangat banyak manfaatnya bagi tumbuhan. Pupuk ini mampu memenuhi kebutuhan vital untuk pertumbuhan, dimana seperti telah diuraikan di atas, bahwa unsur NPK mutlak harus tersedia di dalam tanah. Pemberian pupuk NPK mampu menyediakan kebutuhan tanaman akan ketiga unsur makro sekaligus, yaitu N, P dan K. Selain manyediakan unsur NPK sekaligus, biasanya pupuk jenis NPK juga dilengkapi dengan kandungan unsur lain, baik itu unsur makro sekunder maupun unsur mikro. Seperti misalnya pupuk Phonska, selain mengandung unsur makro primer N, P dan K juga mengandung unsur makro sekunder S (Sulfur) sehingga pupuk ini sangat disukai oleh sebagian besar petani. Biasanya pupuk majemuk jenis NPK mudah larut dalam air, sehingga mudah diserap oleh akar. Pemberian pupuk NPK juga mampu meningkatkan jumlah akar di dalam tanah, memacu pertumbuhan bunga, serta pemanenan tepat pada waktunya. Pemupukan NPK secara kasat mata juga meningkatkan kualitas tanaman dan buah, tanaman tumbuh segar dengan daun berwarna hijau. Untuk buah berasa manis, buah masak akan terasa lebih manis, berkilat dan bentuk buah sempurna. Selain itu juga mampu meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan maupun adanya serangan hama penyakit.

Kekurangan Pupuk NPK



Meskipun pemberian pupuk NPK banyak sekali manfaatnya, tetapi pupuk jenis NPK ini juga memiliki kekurangan jika tidak diantisipasi dengan baik. Pemupukan NPK secara berlebihan melebihi kapasitas justru dapat merugikan tumbuhan itu sendiri. Bunga yang terbentuk sangat banyak tetapi tidak mampu membentuk buah, bunga akhirnya rontok berguguran, atau jika sudah terbentuk buah, muah muda banyak yang rontok. Hal ini kemungkinan disebabkan karena ketidakseimbangan antara pemberian pupuk makro primer NPK dengan pupuk lainnya (seperti pupuk makro sekunder berkandungan S (sulfur), Ca (kalsium), dan Mg (magnesium)) maupun pupuk mikro (pupuk berkandungan Mo (molibdenum), Cu (tembaga), Fe (besi), B (boron), dan unsur mikro lainnya).
Dengan demikian pemberian pupuk sebaiknya dilakukan secara berimbang, semua unsur yang dibutuhkan tanaman harus tersedia untuk mengurangi resiko kegagalan, terutama untuk tanaman hortikultura. Penambahan NPK harus diimbangi dengan pemberian pupuk makro sekunder (S, Ca, Mg) dan pupuk mikro.

Jenis Pupuk NPK

Pupuk jenis NPK dapat berupa padat (granule) maupun cair. Baik NPK padat maupun NPK cair, kandungan unsur haranya tetap mengutamakan unsur N, P dan K. NPK padat biasanya lebih banyak dimanfaatkan sebagai pupuk akar, yaitu diplikasikan ke dalam tanah agar pupuk diserap oleh akar. Sedangkan NPK cair lebih banyak dimanfaatkan sebagai pupuk daun, aplikasinya dilakukan dengan cara penyemprotan melalui stomata. Namun, NPK cair yang dijual di pasaran kebanyakan berupa pupuk organik sehingga pemberiannya harus dalam jumlah banyak. NPK cair organik lebih cocok untuk pertanian organik. Meskipun demikian, baik NPK padat maupun NPK cair keduanya sama-sama penting bagi tumbuhan.

Beberapa Contoh Merk Dagang Pupuk NPK

Di pasaran, banyak sekali merk dagang untuk pupuk majemuk NPK, baik yang bersubsidi maupun tidak. NPK bersubsidi untuk saat ini adalah bermerk dagang Phonska, pupuk ini diproduksi oleh PT. Petrokimia Gresik. NPK Phonska berkandungan N 15%, P 15%, K 15%, dan S 10%. Biasanya pupuk phonska dikenal oleh para petani dengan pupuk phonska 15-15-15 atau pupuk NPK 15-15-15 saja. Selain pupuk phonska, pupuk berjenis NPK lain yang tidak bersubsidi juga banyak dijumpai di kios-kios pertanian, seperti pupuk NPK BASF 15-15-15, NPK Holland 15-15-15, NPK Mutiara 16-16-16, NPK Kebomas 16-16-16, NPK Pak Tani 16-16-16, NPK Sawit 13-6-27, NPK Kujang 30-6-8, NPK Gramafix, NPK Sundag, NPK fertilizer dan masih banyak lagi.

Jenis Dan Varietas Buah Mangga

Di Indonesia, ada beberapa jenis dan varietas buah mangga yang memiliki nilai jual cukup bagus dan sudah cukup dikenal oleh masyarakat karena kualitasnya. Perbanyakan tanaman mangga pada umumnya dilakukan secara vegetatif, sehingga sifat asli dan keunggulan pohon induk tetap terjaga. Berikut ini beberapa jenis mangga yang sudah cukup populer di Indonesia.

Mangga Golek

Pohon tidak begitu besar, dengan tinggi kurang lebih 9 meter dan tajuk membulat. Daun berbentuk lonjong, dengan pangkal meruncing dan ujung berbentuk mata tombak. Panjang daun 24 cm, lebar 6 cm. Tepi daun bergelombang, memiliki tulang daun berjumlah 24 pasang. Buah berujung runcing, panjang sekitar 17 cm, dengan berat mencapai 500 gram. Permukaan kulit buah terdapat bintik-bintik kelenjar berwarna putih kehijauan, dan akan berubah warna menjadi kecokelatan setelah masak. Daging buah tebal, agak lunak, berwarna kuning tua setelah masak, tidak berserat, tidak banyak mengandung air, memiliki aroma cukup harum, dan rasa manis. Pelok atau biji buah berserat pendek, panjang sekitar 14 cm dengan bentuk pipih memanjang.

Mangga Arumanis

Maangga arumanis memiliki aroma cukup harum dan rasa manis. Tinggi pohon sekitar 9 meter, berdaun lebat, dan memiliki mahkota pohon menyerupai kerucut. Daun berukuran cukup besar, dapat mencapai panjang kurang lebih 45 cm, berbentuk lonjong dengan ujung meruncing. Kulit buah berwarna hijau, tertutup lapisan lilin, sehingga warnanya seolah-olah tampak kelabu. Pangkal buah sertelah matang berwarna kekuningan, dan pada permukaan kulit terdapat bintik-bintik kelenjar berwarna putih kehijauan. Berat buah rata-rata 450 gram, berbentuk bulat memanjang, dengan panjang mencapai 15 cm. Pada ujung buah terdapat paruh dan sinus atau lekukan, dan terlihat cukup jelas. Daging buah tebal, lunak, berwarna kuning, dan tidak berserat atau sedikit serat. Biji buah berbentuk pipih, berserat pendek, dengan panjang sekitar 13 cm.

Mangga Manalagi



Rasa buah mangga manalagi cukup enak, seperti perpaduan antara mangga arumanis dan golek. Tinggi pohon pohon hanya sekitar 8 meter, dengan mahkota agak bulat berdiameter sekitar 12 meter. Panjang daun 25 cm, lebar 7,5 cm, berbentuk lonjong dengan ujung runcing, pada bagian pangkal daun lebih besar dan tidak begitu meruncing. Permukaan daun sedikit berombak. Buah yang sudah masak berwarna hijau tua, tertutup lapisan lilin berwarna kelabu. Saat masak, pangkal buah akan berwarna kekuningan. Kulit buah relatif tebal, dengan bintik-bintik kelenjar berwarna putih dan berubah menjadi cokelat pada bagian tengahnya setelah masak. Berat mencapai 500 gram dengan panjang sekitar 16 cm. Daging buah tergolong tebal, berserat sangat halus, hanya sedikit mengandung air, berwarna kuning, dan lunak. Rasa buah manis, segar, dan beraroma harum. Buah yang belum masak dan menjelang tua, rasanya sudah manis, sehingga mangga manalagi sering dimakan dalam kondisi masih keras, tetapi daging buah sudah menguning. Biji buah agak besar, dengan panjang sekitar 14 cm, dan berserat pendek.

Mangga Endog

Bentuk bunganya lonjong, bagian pangkal dan ujungnya meruncing. Panjang daun sekitar 19 cm dengan lebar 5 cm. Bunga berbentuk kerucut dengan panjang tandang bunga mencapat 24 cm. Buah berbentuk bulat kecil menyerupai telur, dengan berat sekitar 200 gram. Panjang buah sekitar 7 cm, dengan diameter antara 5-6 cm. Pangkal buah membulat dengan ujung sedikit berparuh dan tidak memiliki lekuk. Permukaan kulit pada buah tua halus berlilin, dan terdapat bintik-bintik kelenjar berwarna putih kehijauan. Setelah masak bagian pangkal buah berwarna kuning. Daging buah berserat agak kasar, dan sedikit mengandung air, dan beraroma kurang harum tetapi tetap memiliki rasa manis.

Mangga Lalijiwo

Tinggi pohon mangga lalijiwo sekitar 8 meter, dengan lebar tajuk mencapai 9 meter. Daun cukup lebat dengan percabangan banyak, dan buah setiap pohon juga banyak. Daun berwarna hijau tua, berbentuk lonjong dan meruncing pada pangkal dan ujungnya. Panjang daun sekitar 20 cm. Ukuran buah tidak terlalu besar, seperti mangga endog, rata-rata hanya 200 gram. Bentuk buah agak membulat pada bagian ujungnya, dengan panjang 7 cm, berparuh dan berlekuk sedikit. Kulit buah tua berwarka hijau dengan bintik-bintik kelenjar berwarna putih kehijauan. Jika sudah tua, daging buah berwarna kuning tua, berkadar air sedikit, beraroma kurang harum, dan memiliki rasa yang manis.

Mangga Madu

Tinggi pohon sekitar 10 meter dengan lebar tajuk mencapai 13 meter. Daun dan percabangan relatif sedikit dan cenderung jarang berbuah. Daun agak lonjong berbentuk melipat dan berujung rucing, panjang 22,5 cm dan lebar 6,5 cm. Berat buah sekitar 375 gram, panjang sekitar 10 cm, berbentuk bulat panjang dengan ujung buah membulat, paruh dan lekukan pada ujung buah tidak begitu jelas terlihat. Kulit halus dilapisi lilin, terdapat bintik-bintik kelejar putih kehijauan. Pangkal buah tua berwarna kuning kemerahan meskipun ujung buah masih berwarna hijau. Daging buahnya berwarna kuning dengan bagian dalam berwarna kuning tua seperti madu. Berserat sedikit, kadar air sedang, beraroma cukup harum, dan rasanya sangat manis, semanis madu. Biji buah berserat pendek, dengan panjang sekitar 9 cm.

Mangga Kemang

Mangga kemang memiliki nama yang cukup beragam, misalnya di Lampung dikenal dengan nama binjai atau belu. Tinggi pohon 20-40 meter dengan pertumbuhan tegak, berbatang bulat dengan diameter 80-100 cm, berwarna kelabu. Daun berbentuk lanset atau lengkung meruncing, panjang 10-15 cm, dan lebar 3-15 cm. Permukaan atas daun berwarna hijau tua, memiliki tulang daun antara 18-30 pasang. Buah berbentuk elips dengan panjang antara 12-16 cm, diameter 6-10 cm. Warna kuning kecokelatan setelah masak, berbau seperti terpentin, dan rasanya cukup beragam, manis, sepet, dan asam. Peloknya berukuran cukup besar. Mangga jenis ini sering dimakan sebagai rujak atau asinan.

Mangga Kweni

Tinggi pohon mangga kweni antara 20-30 meter. Permukaan daun bergelombang, meruncing pada bagian pangkal dan ujungnya, panjang 25 cm, dan lebar 6 cm. Bentuk buah lonjong, dengan ujung membulat, tidak berlekuk dan berparuh. Berat buah rata-rata 350 gram, panjang sekitar 11 cm. Kulit halus berlilin, dilengkapi bintik-bintik putih kehijauan. Pada buah yang sudah masak, pangkal dan ujungnya berwarna hijau. Daging buah berwarna kuning, berair dan berserat kasar, beraroma khas kweni. Rasa daging buah cukup manis dengan sedikit rasa terpentin.

Mangga Pakel

Tinggi pohon antara 20-25 meter dengan tajuk membulat berdiameter sekitar 10 meter, dan berdaun lebat. Permukaan daun bergelombang, panjang mencapai 42 cm, lebar 17 cm, serta meruncing pada bagian pangkal dan ujungnya. Bobot buah mencapai 500 gram, berbentuk bulat sedikit lonjong, panjang antara 12-15 cm, berwarna hijau kelabu, dengan permukaan kulit terdapat bercak-bercak cokelat, dan bergetah. Daging buah berserat kasar, berasa asam sedikit rasa manis bercampur rasa terpentin. Memiliki aroma khas yang cukup kuat. Biasanya buah ini dikonsumsi sebagai jus atau es campur.

Kandungan Vitamin Dan Mineral Pada Buah Mangga

Kandungan Vitamin Dan Mineral Pada Buah Mangga - Daging buah mangga memiliki kandungan air dan karbohidrat sangat tinggi. Selain itu, juga mengandung protein, lemak, berbagai macam asam, vitamin, mineral, tanin, zat warna, serta zat yang mudah menguap dan menimbulkan aroma khas buah mangga.

Karbohidrat dalam buah mangga terdiri dari gula sederhana, tepung, dan selulosa. Gula sederhana dalam mangga terdiri dari sukrosa, glukosa, dan fruktosa, yang memberikan rasa manis dan bermanfaat dalam pemulihan energi pada tubuh manusia. Selolosa dan pektin yang terkandung dalam buah mangga dapat melancarkan saluran pencernaan, sehingga mempermudah proses buang air besar.

Selain itu, rasa manis pada buah mangga juga dipengaruhi oleh kandungan tanin dan campuran asam. Tanin akan menyebabkan rasa kelat atau sepet, dan menyebabkan daging buah berwana hitam beberapa saat setelah diiris. Terkadang, kandungan tanin yang terlalu tinggi juga bisa menyebabkan rasa daging buah mangga menjadi agak pahit.

Sedangkan rasa asam yang terkadang cukup dominan pada varietas tertentu atau pada mangga muda, disebabkan oleh kandungan asam sitrat. Rasa asam pada buah mangga dipercaya mampu meningkatkan nafsu makan. Selain disebabkan oleh kandungan asam sitrat, rasa asam juga disebabkan oleh kandungan vitamin C yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Komposisi Kimia dan Nilai Gizi Buah Mangga



Buah Mangga Mentah

Air : 90%
Protein : 0,70%
Lemak : 0,1%
Gula : 8,80%
Serat : -
Mineral : 0,4
Kapur : 0,03%
Fosfor : 0,02%
Besi : 4,5 mg/g
Vitamin A : 150 I.U
Vitamin B1 : -
Vitamin B2 : 0,03 mg/100g
Vitamin C : 3 mg/100g
Asam Nicotinat :
Nilai Kalori : 39 per 100 g

Buah Mangga Matang

Air : 86,10%
Protein : 0,60%
Lemak : 0,1%
Gula : 11,80%
Serat : 1,1%
Mineral : 0,3
Kapur : 0,01%
Fosfor : 0,02%
Besi : 0,3 mg/g
Vitamin A : 4.800 I.U
Vitamin B1 : 0,04 mg/100g
Vitamin B2 : 0,05 mg/100g
Vitamin C : 13 mg/100g
Asam Nicotinat : 0,3 mg/100g
Nilai Kalori : 50-60 per 100 g

ARTIKEL POPULER