BUDIDAYA LELE (TERNAK LELE)

Budidaya Lele (Ternak Lele) - Ikan lele merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki potensi serta peluang bisnis cukup menjanjikan. Disamping cara budidaya lele cukup mudah, komoditas perikanan ini juga sangat digemari oleh berbagai kalangan. Seperti kita ketahui bersama, bahwa hampir semua kios-kios penjual pecel lele selalu dipadati oleh pengunjung. Hal ini membuktikan bahwa cita rasa masyarakat terhadap komoditas ikan lele cukup tinggi. Selain harganya murah, tekstur daging maupun kelezatannya secara umum cukup istimewa.

PELUANG BUDIDAYA LELE

Berternak ikan lele mempunyai peluang usaha cukup menjanjikan mengingat selera konsumen sangat tinggi akan jenis ikan ini. Beberapa kelebihan dari komoditas ikan lele diantaranya adalah tekstur dagingnya cukup kenyal, tidak banyak tulang diantara dagingnya sehingga memudahkan orang saat sedang mengkonsumsinya, ikan lele juga memiliki kandungan protein cukup tinggi (bisa dijadikan sebagai salah satu sumber protein alternatif). Disamping harganya terjangkau, juga memiliki cita rasa cukup enak, sehingga banyak digemari masyarakat. Dengan berbagai kelebihan tersebut, tidak mengherankan jika semakin hari permintaan ikan lele semakin meningkat. Apalagi sekarang banyak dijual produk-produk makanan olahan berbahan dasar lele, hal tersebut tentunya akan semakin meningkatkan konsumsi masyarakat akan ikan lele.
Tingginya permintaan konsumen, baik lokal maupun internasional, menjadikan potensi agribisnis budidaya ikan lele semakin terbuka lebar dari hari ke hari. Melihat fenomena ini, tidak mengherankan jika masyarakat berbondong-bondong mulai mencoba menjalankan bisnis ternak ikan lele. Disamping peluang pasar cukup besar, kegiatan budidaya juga dapat dilakukan oleh setiap orang, karena teknik budidaya lele yang diterapkan cukup mudah serta kebutuhan modal selama proses budidaya juga tidak begitu tinggi.
Usaha budidaya ikan lele selain dapat dilakukan sebagai salah satu usaha utama, juga dapat dijadikan sebagai usaha sampingan. Salah satu faktor paling menentukan keberhasilan usaha budidaya lele ini adalah kedisiplinan. Oleh karena itu, jika kegiatan budidaya lele akan dijadikan sebagai usaha sampingan, sebaiknya peternak lele harus mencari tenaga kerja berkedisiplinan tinggi. Jika tidak, dikhawatirkan usaha budidaya akan terbengkelai sehingga berakibat terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan dalam berternak. Selain disiplin, penguasaan teknik dan cara budidaya lele yang benar juga menjadi faktor penting selama proses budidaya, terutama harus dikuasai oleh peternak lele. Jika kedua faktor telah dipenuhi maka besar kemungkinan usaha ternak ikan lele akan menuai hasil tinggi.

LINGKUP KEGIATAN BUDIDAYA LELE




Ternak ikan lele merupakan kegiatan agribisnis perikanan (pertanian dalam arti sempit) yang menitikberatkan pada usaha produksi ikan lele mulai dari pembenihan hingga masa panen. Berdasarkan bentuk kegiatannya, budidaya ikan lele dibagi beberapa subsektor, yaitu budidaya lele subsektor pembenihan, pendederan, maupun subsektor pembesaran lele. Pada budidaya subsektor pembenihan ikan lele, orientasi kegiatan budidaya terutama bertujuan menghasilkan benih yang akan dipelihara di subsektor pendederan lele. Sedangkan budidaya lele subsektor pendederan berorientasi menyediakan benih lele siap dipelihara di kolam pembesaran. Sementara itu, budidaya lele subsektor pembesaran memiliki orientasi kegiatan menghasilkan produk siap konsumsi.
Artikel ini akan membahas mengenai cara berternak lele secara umum, mulai dari teknik budidaya lele pembenihan sampai pembesaran ikan lele. Seperti telah dikatakan bahwa berternak ikan lele merupakan salah satu kegiatan budidaya perikanan yang perlu mendapat perhatian serius. Selain karena permintaan pasar sangat tinggi, baik konsumsi nasional maupun ekspor, kegiatan usaha budidaya lele juga bisa dilakukan di lahan sempit sehingga dapat mengoptimalkan lahan sempit di sekitar kita. Sebelum berternak ikan lele, sebaiknya perlu dipahami terlebih dahulu mengenai ikan lele itu sendiri. Hal tersebut terutama difokuskan pada karakteristik, morfologi, maupun kebiasaan hidup ikan, baik di dalam kolam pemeliharaan maupun di alam bebas. Namun, pada artikel ini kami tidak membahasnya lebih lanjut. Mengenai informasi seputar morfologi, syarat hidup, maupun kebiasaan hidup ikan, bisa dilihat pada artikel Mengenal Ikan Lele

BUDIDAYA LELE TAHAP PEMBENIHAN

Kegiatan ini memfokuskan kegiatan budidaya lele pada pengadaan benih atau larva ikan. Adapun faktor utama penentu keberhasilan adalah kualitas induk ikan. Oleh karena itu, sebelum melakukan kegiatan ternak ikan lele subsektor pembenihan ini, terlebih dahulu harus melakukan survey untuk menyediakan induk ikan lele berkualitas. Indukan berkualitas akan menghasilkan benih atau larva ikan berkualitas pula sehingga perolehan keuntungan menjadi lebih optimal.
Secara teknis, kegiatan budidaya lele subsektor pembenihan dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa teknik atau sistem budidaya, yaitu secara tradisional, semiintensif, maupun intensif. Budidaya lele pembenihan secara tradisional pada dasarnya merupakan teknik budidaya lele dengan memanfaatkan potensi maupun sumberdaya apa adanya, selain itu teknologi budidaya yang diterapkan biasanya berdasarkan pengalaman peternak ikan secara turun temurun. Mengenai teknik budidaya pembenihan ikan lele tradisional juga telah kami ulas lebih terperinci dalam artikel lain, bisa Anda kunjungi artikel Budidaya Ikan Lele Pembenihan Secara Tradisional.
Sementara itu, pembenihan ikan lele secara semiintensif merupakan perpaduan dari teknik budidaya pembenihan lele secara modern atau intensif dengan teknik budidaya pembenihan lele tradisional. Pada kegiatan ini, peternak lele memanfaatkan potensi maupun sumberdaya seperti pada budidaya pembenihan ikan lele tradisional, tetapi teknik pelaksanaan kegiatan budidaya lele pembenihan sudah dilakukan secara intensif, terutama dalam hal proses pematangan gonad dari induk-induk ikan. Pada teknik budidaya pembenihan ikan lele semiintensif ini, peternak lele telah memanfaatkan kemajuan teknologi dengan cara penyuntikan kelenjar hipofisa pada induk-induk ikan. Untuk lebih jelasnya, telah kami ulas lebih terperinci dalam artikel lain, silahkan baca kunjungi Budidaya Ikan Lele Pembenihan Semiintensif.
Sedangkan teknik budidaya pembenihan ikan lele secara intensif merupakan kegiatan pembenihan lele yang dilakukan sepenuhnya memanfaatkan kemajuan teknologi, baik sumberdaya maupun teknik budidaya lele yang diterapkan. Berhubung kami belum bisa mengumpulkan referensi secara lengkap mengenai teknologi budidaya pembenihan ikan lele secara intensif, maka kami belum bisa menyajikan informasi tentang hal itu. Selain itu, dengan mempertimbangkan faktor kecukupan modal peternak, akan lebih rasional untuk menerapkan teknologi budidaya pembenihan ikan lele secara tradisional maupun semiintensif.

KEGIATAN BUDIDAYA LELE PENDEDERAN

Usaha ternak ikan lele tahap pendederan pada intinya merupakan kegiatan pemeliharaan lele mulai dari memelihara benih atau larva ikan berukuran 1-3 cm, yang dihasilkan dari kegiatan budidaya subsektor pembenihan ikan lele hingga mencapai ukuran 3-5 cm. Biasanya kegiatan budidaya lele tahap ini memerlukan waktu kurang lebih 2-3 minggu. Selain itu, teknik ternak ikan lele tahap pendederan biasanya meliputi beberapa kegiatan, diantaranya penebaran benih lele, pengaturan air, pemberian pakan tambahan, pengendalian hama dan penyakit ikan lele, serta kegiatan panen. Hasil panen tahap pendederan lele selanjutnya dipelihara lagi pada tahap pembesaran, proses ini bisa dilakukan baik di kolam terpal, kolam tanah, maupun kolam tembok (semen).

Penebaran Bibit Lele

Penebaran bibit lele tahap pendederan sangat rentan terhadap kematian, terutama diakibatkan stress maupun luka saat penangkapan atau pengangkutan ikan. Padat penebaran lele antara 500-700 ekor/m2. Sehingga untuk kolam seluas 10 m2 bisa ditebar bibit ikan sebanyak 5.000-7.000 ekor. Penebaran bibit lele harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar resiko dapat diminimalisir, berikut cara penebaran bibit ikan lele untuk mengurangi resiko stres maupun luka akibat pemanenan dan pengangkutan :
  • Pemindahan bibit lele sebaiknya dilakukan pagi hari atau sore hari saat suhu air belum terlalu tinggi. Tujuannya adalah untuk mempercepat proses adaptasi bibit lele tebaran di lingkungan barunya. Jika pemindahan bibit dilakukan saat siang hari, apalagi jika terik matahari tinggi, bisa dipastikan bibit ikan banyak mengalami stress yang mengakibatkan tingkat kematian sangat tinggi.
  • Pengambilan bibit lele dilakukan menggunakan jaring dengan ukuran net rapat serta lembut. Tujuannya adalah agar bibit ikan lele tidak banyak mengalami kerusakan sehingga menimbulkan stress saat dilakukan penangkapan. Penangkapan menggunakan jaring kasar dikhawatirkan akan melukai tubuh bibit. Jika tubuh atau kulit ikan mengalami gesekan dengan benda kasar bahkan sampai terjadi luka atau lecet, akan mempengaruhi daya hidup saat dipindahkan ke kolam pemeliharan lain.
  • Bibit ikan lele hasil tangkapan kemudian ditempatkan di wadah yang sudah diisi air dari kolam yang akan digunakan sebagai tempat penebaran larva atau benih. Penggunaan air pada kolam penebaran larva lele bertujuan meningkatkan daya adaptasi benih di tempat barunya. Jika jarak kolam pendederan tersebut tidak cukup jauh, maka bisa menggunakan wadah berupa ember. Namun bila jaraknya lumayan jauh, sebaiknya bibit ikan hasil tangkapan terlebih dahulu dikumpulkan dalam hapa agar sirkulasi oksigen tetap terjamin. Sedangkan pemindahannya bisa menggunakan kantong plastik berisi oksigen.
  • Setelah wadah cukup penuh, bibit lele segera dipindah ke kolam penebaran secara hati-hati. Cara penebarannya adalah, wadah dimasukkan dalam kolam pendederan perlahan-lahan sampai air kolam masuk ke dalam wadah. Dengan cara demikian bibit lele yang baru dipindahkan akan berenang keluar dari wadah dengan sendirinya. Cara tersebut cukup efektif untuk mengurangi resiko bibit ikan lele mengalami stres di lingkungan perairan barunya.

Cara Pengaturan Air

Kualitas air kolam pendederan ikan lele perlu dijaga, cara paling efektif adalah penggunaan air mengalir sistem paralon secara kontinyu dengan debit air tidak terlalu besar. Debit air terlalu besar justru kurang baik untuk pertumbuhan maupun perkembangan ikan lele.
Pada ternak ikan lele pendederan, kualitas air tidak terlalu cepat menurun. Hal ini dikarenakan ukuran ikan masih sangat kecil, sehingga kotoran dari ikan belum begitu banyak. Pakan tambahan diberikan sebanyak 3-5% dari jumlah total berat benih lele peliharaan. Pakan ikan tambahan diberikan dalam bentuk tepung. Pemberiannya sebanyak tiga kali, yaitu setiap pagi, siang serta sore hari. Pemberian pakan lele jangan sampai berlebihan, agar sisa pakan tidak mengendap. Pengendapan pakan ikan di dasar kolam dapat menurunkan kualitas air kolam.

Pemberian Pakan Tambahan

Bibit ikan berukuran 1-3 cm belum dapat makan pelet dalam bentuk butiran sehingga di minggu pertama tidak perlu diberikan pakan ikan tambahan. Bibit lele akan memakan pakan alami yang telah tersedia di kolam, seperti plankton, kutu air (Daphnia sp.) ataupun cacing sutra (Tubifex sp.) Untuk itu, usahakan agar kolam ikan mengandung banyak pakan alami, misalnya dapat memberikan pupuk kandang fermentasi saat pembuatan kolam ikan. Setelah ikan lele memasuki minggu kedua sampai ketiga perlu diberi pakan tambahan dalam bentuk tepung. Pakan ikan diberikan sebanyak tiga kali, tiap pagi, menjelang sore serta malam hari. Pemberian pakan tambahan dilakukan sedikit demi sedikit, sampai tidak ada lagi bibit ikan yang mengejar pakan (sekitar 3-5% dari berat total).

Pengendalian Hama dan Penyakit Lele

Pada tahap ini, peternak lele harus betul-betul memperhatikan kesehatan ikan dari ancaman hama dan penyakit pengganggu selama budidaya lele. Jika tidak diperhatikan, bisa jadi usaha budidaya lele kita tidak akan mencapai hasil optimal seperti harapan. Larva atau benih lele yang masih kecil belum memiliki daya tahan sebaik ikan remaja atau dewasa. Pada ukuran ini, benih sangat rentan baik terhadap perubahan lingkungan maupun serangan hama dan penyakit lele. Serangan hama ikan lele sebetulnya kurang signifikan, namun tetap memerlukan perhatian. Sebaliknya serangan penyakit baik disebabkan karena faktor eksternal maupun internal justru sangat perlu mendapat perhatian serius agar hasil produksi mencapai titik optimal.
Hama pengganggu selama berternak lele pendederan meliputi ular, burung, kadal, serta katak. Usahakan pencegahan terhadap serangan hama-hama tersebut supaya tidak mudah masuk ke dalam kolam ikan. Pencegahan dapat dilakukan menggunakan anyaman bambu untuk menutup permukaan kolam. Selain itu juga harus dilakukan sanitasi lingkungan di areal kolam, agar kehadirannya dapat ditekan. Bila hama telah terlanjur masuk, harus segera dikeluarkan dari kolam ikan.
Pencegahan penyakit selama budidaya lele bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan air serta pengaturan pH air. Kebersihan air perlu mendapat perhatian serius, karena jika air kolam kondisinya kotor, baik akibat pemberian pakan ikan secara berlebihan maupun sisa-sisa kotoran ikan, akan berpotensi menimbulkan serangan penyakit. Selain itu, usahakan nilai pH air tetap dalam kondisi optimal untuk menopang pertumbuhan benih atau larva lele, yaitu berkisar antara 6,5-6,8. Jika nilai pH air terlalu rendah, bisa ditambahkan kapur pertanian sesuai tingkat kebutuhan. Pengukuran nilai pH air bisa menggunakan kertas lakmus ataupun pH tester.
Apabila bibit lele menunjukan tanda-tanda terserang penyakit (terutama jamur), bisa diberikan malachite green oxalite 1-5 ml atau methylene blue 10 ml per 1 meter kubik air.

Seleksi Bibit Lele Hasil Panen

Setelah berumur 18 hari bibit ikan lele diseleksi menggunakan ayakan bibit berukuran 3-5 cm. Ayakan bibit dapat berupa ember atau alat lain yang diberi lubang berukuran sebesar lingkaran tubuh bibit. Bibit ikan yang terlepas dari ember menunjukkan bahwa bibit tersebut tidak lolos seleksi, karena ukurannya masih terlalu kecil. Selanjutnya bibit lele tersebut kembali dimasukkan ke dalam kolam pemeliharaan agar mencapai ukuran sesuai kehendak. Sedangkan bibit lele yang tersisa di ember merupakan bibit lolos seleksi atau telah mencapai ukuran 3-5 cm. Bibit-bibit ikan berukuran 3-5 cm dapat dipanen untuk selanjutnya dibesarkan pada budidaya lele pendederan tahap kedua, atau bisa juga dapat langsung dijual di pasar. Bibit tersebut merupakan bibit ikan lele berkualitas tinggi karena memiliki kecepatan pertumbuhan tinggi. Oleh karena itu, bibit lele hasil seleksi pertama biasanya dijual oleh peternak lele dengan harga lebih mahal. Selain kecepatan pertumbuhannya, menggunakan bibit lele berkualitas juga dapat meningkatkan daya hidup selama masa pemeliharaan lele tahap berikutnya.
Seleksi kedua dilakukan saat bibit ikan lele telah dipelihara selama 21 hari. Kualitas bibit sedikit di bawah bibit ikan lele hasil seleksi pertama. Bibit ikan yang tidak lolos seleksi pertama maupun kedua merupakan bibit sisa. Bibit sisa ini dapat terus dibesarkan hingga mencapai ukuran 3-5 cm. Akan tetapi kualitas bibit ikan sisa tentunya tidak begitu baik.
Kegiatan berternak lele pendederan tahap kedua tidak berbeda jauh dengan ternak ikan lele pendederan tahap pertama, hanya kepadatan penebaran harus dikurangi menjadi 250-300 ekor/m2. Pemeliharaan bibit lele tahap ini dilakukan sampai bibit ikan telah mencapai ukuran 8-12 cm.

BUDIDAYA LELE TAHAP PEMBESARAN

Pada budidaya lele tahap pembesaran dapat dilakukan baik di kolam terpal maupun permanen. Secara umum, teknik pemeliharaan pada kegiatan budidaya ini, baik di kolam terpal, permanen atau semipermanen tidak jauh berbeda. Hal paling mendasar penyebab perbedaan tersebut adalah pembuatan kolam pemeliharaan. Teknik membuat kolam ikan secara permanen dapat dilihat lebih lengkap pada artikel kami Cara Membuat Kolam Ikan. Sedangkan cara pembuatan kolam terpal secara sederhana akan sedikit kami uraikan di bawah ini.

Budidaya Lele Pembesaran Kolam Terpal

Berternak lele tahap pembesaran merupakan upaya budidaya lele sampai ukuran layak konsumsi. Biasanya dari berat 1 ons sampai 1 kg per ekor. Pada dasarnya metode budidaya lele tahap ini merupakan solusi untuk beberapa kondisi antara lain lahan sempit, modal kecil, serta daerah minim air. Ikan lele merupakan ikan yang memiliki beberapa keistimewaan dan banyak diminati orang. Salah satunya adalah kemampuannya bertahan hidup meskipun di perairan kurang baik. Oleh karena itu, ternak ikan lele menjadi salah satu solusi bagi daerah-daerah dengan irigasi kurang baik.
Secara teknis, berternak lele kolam terpal tergolong mudah. Selain tidak memerlukan air dalam jumlah banyak, ikan juga relatif tahan terhadap serangan penyakit. Pengaturan suhu air maupun pemberian pakan ikan dalam jumlah cukup merupakan kunci keberhasilan budidaya. Selain lebih mudah dipelihara, lele juga memiliki pertumbuhan lebih cepat. Meskipun hidup dalam kondisi air “buruk” masih mampu bertahan hidup bahkan berkembang baik sehingga solusi berternak ikan lele kolam terpal menjadi alternatif pilihan. Ternak ikan lele dumbo sistem kolam terpal mendatangkan peluang usaha cukup menjanjikan serta tidak memerlukan modal besar. Analisis usahatani ikan lele dapat dilakukan dalam berbagai model baik untuk konsumsi maupun pembibitan.
Persiapan Pembuatan Kolam Terpal
Persiapan yang dapat dilakukan untuk budidaya lele kolam terpal meliputi persiapan lahan kolam, material terpal, serta perangkat pendukung. Lahan yang perlu disediakan disesuaikan dengan keadaan maupun kapasitasnya. Untuk budidaya lele tahap pembesaran sampai tingkat konsumsi bisa digunakan lahan dengan ukuran 2 x 1 x 0.6 meter. Model pembuatan kolam dapat dilakukan dengan menggali tanah kemudian diberi terpal atau membuat rangka dari kayu kemudian diberi terpal. Cara pertama membuat terpal tahan lebih lama.
Penebaran Bibit Lele untuk Kolam Terpal
Pengisian air kolam dilakukan secara bertahap. Saat penebaran, pengisian air hanya setinggi 40 cm agar bibit lele tidak terlalu sulit saat mengambil oksigen. Penebaran bibit ikan untuk kolam terpal adalah bibit berukuran 5-7 cm dengan kepadatan 40 ekor/m2. Waktu pemeliharaan antara 2-4 bulan, tergantung ukuran panen yang dikehendaki.

Pemeliharaan Ikan Lele

Secara teknis, pemeliharaan ikan pada budidaya lele tahap pembesaran meliputi beberapa kegiatan, diantaranya pengaturan air, pemberian pakan ikan, serta pengendalian hama dan penyakit ikan lele. Saat ikan berumur tujuh hari, ketinggian air perlu ditambah menjadi 50 cm. Ada baiknya disediakan rumpon atau semacam perlindungan karena ikan lele merupakan jenis ikan yang senang bersembunyi di daerah tertutup.
Pemberian pakan ikan dilakukan sehari tiga kali, tiap pagi, siang, maupun sore hari. Pakan ikan tambahan diberikan sedikit demi sedikit sampai tidak ada lagi ikan yang mengejar pakan. Jika di lingkungan tersedia pakan alami seperti bekicot, kerang, keong emas, rayap dll, bisa diberikan makanan alami tersebut. Makanan alami selain bisa menghemat pengeluaran juga memiliki kandungan protein tinggi untuk membantu mempercepat pertumbuhan ikan.

Pemberian Pakan Alternatif Ikan Lele

Pakan merupakan salah satu faktor input terbesar yang akan meningkatkan biaya produksi agribisnis ternak ikan lele. Mengandalkan pakan ikan dari pabrik saja, tentu akan mengakibatkan pembengkakan biaya. Hal ini sangat terkait dengan peran pakan sebagai salah satu faktor utama penentu keberhasilan budidaya. Oleh karena itu, sebagai petani atau peternak lele yang berorientasi mendapatkan keuntungan besar di setiap kegiatan budidaya, maka dibutuhkan kreatifitas dalam menekan biaya pemeliharaan. Salah satu upaya penekanan ini adalah menekan biaya pembelian pakan ikan. Oleh karena itu, pemberian pakan alternatif harga murah serta mudah didapat perlu dilakukan selama berternak lele.
Pakan ikan alternatif harus memiliki nilai gizi yang cukup tinggi agar mampu menopang pertumbuhan ikan selama masa pemeliharaan. Di lingkungan sekitar lokasi budidaya lele, biasanya terdapat berbagai jenis pakan alternatif berkualitas, tidak kalah dibanding pakan ikan hasil industri. Oleh karena itu, ada baiknya ketika menentukan lokasi budidaya juga mempertimbangkan kebutuhan pakan alternatif di lingkungan setempat. Jika di lingkungan sekitar tersedia berbagai sumber pakan alternatif melimpah, bisa dipastikan peternak lele akan mendapatkan keuntungan lebih besar. Apalagi jika nutrisinya mampu mengimbangi pakan ikan industri, maka biaya pemeliharaan untuk pembelian pakan ikan bisa dipangkas habis.

Pertimbangkan Nutrisi Ikan

Pemberian pakan ikan akan menjadi faktor utama dalam menopang pertumbuhan maupun perkembangan ikan. Bagi peternak lele profesional, tentu saja harus mempertimbangkan nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan lele peliharaannya, sehingga baik pertumbuhan maupun perkembangannya dapat seoptimal mungkin agar mencapai kesuksesan dalam berternak lele. Oleh karena itu, saat melakukan pemberian pakan ikan juga harus mempertimbangkan kecukupan nutrisi ikan.
Beberapa hal terkadang diabaikan oleh peternak lele, padahal penting diketahui yaitu mengenai kebutuhan nutrisi ikan ini. Apalagi jika kegiatan budidaya lele mengandalkan pemberian pakan alternatif untuk menopang pertumbuhan maupun perkembangan ikan, bisa jadi pakan alternatif tidak mempertimbangkan kecukupan nutrisi. Oleh karena itu, pengetahuan tentang nutrisi ikan menjadi sangat penting selama berternak lele, bahkan sebaiknya dikuasai peternak lele profesional.
Meskipun ikan lele mampu bertahan hidup dalam kondisi air kurang baik, namun pada kegiatan ternak ikan lele intensif perlu adanya kegiatan menjaga kualitas air agar kondisinya tetap optimal untuk pertumbuhan. Penggantian air dilakukan seminggu sekali, kurang lebih 10-30% dari volume air kolam, agar kolam tidak terlalu kotor serta untuk mengurangi serangan penyakit. Penyakit ikan lele mudah menyerang ketika kondisi air terlalu kotor.
Seleksi ikan dilakukan saat lele berumur satu bulan. Biasanya ikan ini mengalami pertumbuhan tidak sama, sehingga harus segera dipisahkan. Jika dibiarkan, ikan berukuran kecil akan kalah bersaing berebut makanan. Selain itu, pemisahan juga dilakukan terhadap ikan lele yang terindikasi terserang penyakit agar mencegah penularan. Dengan perlakuan serta penanganan tepat dan disiplin, maka tingkat keberhasilan usaha budidaya lele semakin besar.

Pemanenan

Panen merupakan kegiatan akhir yang dinanti-nantikan oleh para peternak lele. Kegiatan panen adalah kegiatan memetik hasil setelah melalui serangkaian proses usaha budidaya panjang. Pada kegiatan ini, peternak lele akan menantikan hasil jerih payahnya selama proses budidaya lele. Keberhasilan usaha ternak ikan lele yang dijalankan dapat diukur dari seberapa besar perolehan hasil panennya.
Ikan lele dapat dipanen saat berumur dua bulan. Pada umur ini, ikan lele telah siap untuk dikonsumsi. Panen saat berusia dua bulan akan menghasilkan ukuran ikan ideal untuk memenuhi permintaan pasar terutama warung pecel lele. Tetapi jika menghendaki ukuran lebih besar, maka proses budidaya lele bisa dilanjutkan lebih lama lagi, yaitu hingga 3-4 bulan.
Meskipun demikian, sebaiknya ukuran panen disesuaikan permintaan pasar, sehingga peternak lele tidak kesulitan ketika memasarkan hasil panennya. Jangan sampai hasil panen lele mengalami kesulitan pemasaran hanya karena ukuran ikan tidak dikehendaki konsumen, sehingga akan mempengaruhi harga jual. Hal ini tentunya dapat berakibat terhadap penurunan keuntungan usahatani lele secara signifikan karena ukuran sesuai permintaan biasanya memiliki nilai ekonomis lebih tinggi.

Demikian informasi terbaik yang dapat kami sajikan, semoga artikel budidaya lele (ternak lele), bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terima kasih atas kunjungannya, salam Tanijogonegoro!

ARTIKEL POPULER