TANAMAN HIAS

Tanaman hias merupakan tanaman yang memiliki keistimewaan dalam bentuk penampilan menarik. Daya tarik penampilan tanaman hias tersebut telah memikat hati sejumlah kalangan di seluruh nusantara.Tak hanya di perkotaan, para penggemar tanaman hias ini juga telah merambah kalangan masyarakat perdesaan. Trend tanaman hias ini biasanya berawal dari kota, terutama kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Semarang, dsb.

Berbagai jenis tanaman hias yang ada di Indonesia banyak diburu oleh hobiis. Beberapa diantaranya yaitu adenium, ephorbia, aglaonema, anthurium, philodendron, palem, atau walisongo. Tidak ketinggalan, tanaman bunga anggrek juga banyak dicari oleh penggemar bunga. Anggrek merupakan jenis tanaman hias yang memiliki kelebihan pada daya tahan bunganya, sehingga bunga anggrek cocok untuk dijadikan bunga potong. Namun, keberhasilan dalam budidaya anggrek ini sangat dipengaruhi oleh kualitas media tanaman bunga anggrek bersangkutan.

Adenium yang dulu hanya memiliki bunga polos kini menjadi salah satu jenis tanaman hias yang banyak dicari. Para penggemar adenium ini muncul lantaran hadirnya adenium hybrid yang memiliki bentuk tanaman unik serta corak warna bunga lebih beragam. Hadirnya adenium hybrid, dengan bentuk dan corak warna bunga yang sangat bervariasi, telah meramaikan bursa pada dunia tanaman hias.



Tidak ketinggalan, euphorbia pun demikian, tanaman hias ini sekarang hadir dengan penampilan bunga yang kian menawan dengan corak warna bervariasi. Selain adenium dan euphorbia, tanaman hias aglaonema yang dulu populer dengan sebutan sri rejeki ini juga menawarkan penampilan sangat menawan. Nuansa warna-warni pada daun telah menarik minat para penggemar tanaman hias. Apalagi tanaman hias yang satu ini juga memiliki reputasi sebagai tanaman hoki yang dapat memberikan nasib baik bagi pemeliharanya.

Plumeria juga hadir dengan menlengkapi khasanah tanaman hias dengan inovasi-inovasi terbarunya yaitu plumeria hibrid. Para penggemar tanaman hias semakin memiliki banyak pilihan dengan hadirnya sansivieria, bromelia, maupun azalea yang memiliki penampilan mempesona. Jenis tanaman hias lain yang bisa menjadi pilihan adalah teratai, keladi, atau tilandsia.

Para penggemar tanaman hias juga menyukai tanaman yang berpenampilan unik (variegata, kristata, dan mutasi). Jenis tanaman hias ini yang banyak diburu para hobiis antara lain anthurium, philodendron, palem, maupun walisongo. Disamping itu, karena kelangkaannya, encephalartos dan cikas juga banyak diburu para penggemar tanaman hias.

Tanaman hias bisa digunakan untuk memperindah taman. Keberadaannya dapat menciptakan suasana alami, sejuk, sertaaindah pada taman di pekarangan rumah kita. Penempatan tanaman hias yang cantik dan unik dapat menjadi eye cathcer atau fokus pandang sehingga memberikan kesan eksklusif terhadap penampilan taman. Mengombinasikan beberapa jenis tanaman seperti agaonema, philodendron, snthurium, serta ecephalartor pada dekorasi taman dapat menciptakan suatu pemandangan yang anggun nan asri.

Penempatan tanaman hias philodendron atau anthurium baik di teras rumah maupun di dalam rumah akan melengkapi keindahan dan keasrian rumah Anda. Atau bisa juga dengan menambahkan adenium, aglaonema, atau euphorbia yang menyuguhkan pesona bunga warna-warni juga bisa memberikan kesan segar alami dalam ruangan rumah maupun teras depan.

Keindahan, pesona, kelangkaan, serta kepopuleran tanaman hias juga bisa dilihat dari sudut pandang keunikannya. Keunikan tanaman hias ini sebetulnya merupakan penyimpangan dari pertumbuhan tanaman yang tidak wajar. Keunikan tersebut bisa bersifat permanen maupun sementara. Secara umum, para penggemar tanaman hias memberikan nilai plus terhadap keunikan atau penyimpangan pada tanaman hias, terutama keunikan kristata dan variegata.

  1. Kristata

    Pada dasarnya keunikan kristata merupakan salah satu bentuk kelainan. Namun itu tak mengurangi pesonanya. Padahal kondisi kristata pada satu tanaman itu bisa diartikan kurang sehat, sehingga sifatnya yang berbeda dari kondisi tanaman hias normal lainnya. Kelainan ini dapat terjadi pada batang, umumnya pecah di pangkal, tengah, atau pucuk. Kristata yang paling bagus bila terjadi di pangkal karena sosoknya menjadi unik. Sifat kristata jarang permanen. Suatu ketika tanaman akan kembali normal serta mengeluarkan pucuk baru sehingga bentuknya menjadi rusak. Kelak, mata tunas baru ini akan membesar dan menjadi batang.
  2. Variegata

    Varigata merupakan sebutan untuk sebuah tanaman hias yang tampil beda dibanding kondisi normalnya. Dalam ilmu botani variegata disebabkan oleh mutasi atau perubahan susunan gen akibat bahan kimia, faktor perubahan lingkungan yang drastis maupun kelainan genetis. Mutasi terjadi pada sel yang sedang membelah. Sel tersebut biasanya terdapat pada meristem dan meristem yang sedang membelah terdapat pada mata tunas yang sedang membelah. Mutasi adalah perubahan susunan asam-asam amino dan basa penyusun kromosom yang menyebabkan perubahan ekspresi yang muncul. Perubahan tersebut disebabkan oleh adanya rangsangan yang ekstrim atau salah cetak dalam proses replikasi DNA.

    Suatu tanaman bisa dimanipulasi sehingga terjadi proses salah cetak dengan menggunakan senyawa kimia yang dapat menyebabkan mutasi (mutagenic) atau dengan cara membuat proses cetak terjadi dengan cepat. Untuk mempercepat proses cetak tersebut maka proses pembelahan harus dipercepat dengan menggunakan hormon sitokinin dan auksin seimbang dibantu dengan pemberian vitamin B1 untuk lebih mempercepat proses pembelahan. Agar pembelahan sel terebut dapat terjadi dengan sangat cepat maka harus disediakan semua kebutuhan tanaman seperti zat pembangun, energi maupun komponen penunjang. Langkah selanjutnya adalah mengupayakan agar sel tanaman dapat berwarna putih yaitu dengan memberikan hormon tumbuhan jenis giberelin dosis tinggi. Pemberian hormon giberelin ini berujuan untuk memacu agar pembelahan sel mendahului proses pembentukan klorofil. Sementara itu, pada saat yang sama proses pembentukan klorofil juga harus dihambat dengan tidak memberikan unsur Fe sebagai unsur penyusun klorofil. Maka yang terjadi adalah sel membelah dengan sangat cepat dan berwarna putih dan proses pembelahannya diganggu dengan adanya bahan pembuat mutasi. Langkah selanjutnya adalah menghentikan proses pembelahan tersebut dengan memberikan zat penghambat, seperti paclobutrazol. Dengan manipulasi tersebut, maka kondisi tanaman, yang semula sel membelah dengan sangat cepat tiba-tiba terhenti, sehingga akan terjadi proses pertumbukan yang akan menyebabkan salah cetak. Dengan cara tersebut, diharapkan perubahan sel yang berwarna putih dan proses pertumbukan DNA akan menyebabkan mutasi yang bersifat permanen.

    Tanaman hias variegata berdaun tipis sebaiknya tidak dipilih karena sangat rentan terhadap terik sinar matahari, sehingga saat membutuhkan penyinaran untuk membantu proses fotosintesis, tanaman tersebut akan mudah.
Seorang penggemar tanaman hias harus mengetahui sifat maupun karakter tanaman hias peliharaannya. Bila terjadi kesalahan perlakuan terhadap tanaman, maka akan berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan tanaman hias tersebut, sehingga penampilannya menjadi kurang menarik.

Tanaman hias aglaonema, philodendron, dan keladi merupakan jenis tanaman hias rentan terhadap sinar matahari langsung, sehingga penempatan tanaman tersebut harus berada di bawah naungan. Sementara itu tanaman hias jenis adenium dan euphorbia memiliki tingkat ketahanan tinggi terhadap sengatan sinar matahari karena memang habitat asal kedua jenis tanaman hias tersebut dari daerah gurun yang memiliki temperatur panas. Oleh karena itu, penempatan adenium dan euphorbia lebih tepat jika berada di tempat terbuka tanpa naungan.

BURUNG KENARI

Burung Kenari merupakan salah satu jenis burung yang memiliki banyak penggemar. Varietas burung ini sangat banyak, beberapa diantaranya dipelihara karena kindahan bulu-bulunya, sedangkan sebagian lain dipelihara karena memiliki suara ocehan menarik.

Sejarah Burung Kenari

Ditemukan pertama kali oleh bangsa Spanyol, sekitar abad ke limabelas di Kepulauan Kenari (Canary Islands), persisnya di Pulau Madeira dan Pulau Azores. Pada waktu itu, kedua pulau tersebut merupakan jajahan negara-negara Eropa. Pulau Medeira sebagai wilayah jajahan bangsa Portugal sedangkan Pulau Azores menjadi wilayah jajahan bangsa Spanyol. Burung berbulu indah ini awalnya bukan merupakan burung peliharaan dan masih merupakan burung liar. Namun, sebagai burung liar pun kenari memiliki keunggulan dalam berkicau. Bahkan ada beberapa diantaranya yang pintar menirukan suara. Keunggulan kenari tersebut membuat bangsa Eropa tertarik dengan burung ini sehingga orang Spanyol membawa ke negaranya untuk dikembangbiakkan kemudian diperkenalkan ke seluruh Eropa. Hingga pada perkembangan selanjutnya, negara-negara lain pun ikut mengembangkan kenari. Beberapa negara di Eropa yang juga mengembangbiakkan kenari sebagai burung kicauan antara lain, Belanda, Inggis, Jerman, Prancis, dan Belgia. Negara-negara tersebut kini dikenal sebagai negara penghasil kenari.

Nama Burung Kenari

Nama burung kenari diambil dari pulau asalnya, yaitu Kepulauan Kenari. Pada masa kejayaan Romawi, Kepulauan Kenari merupakan habitat anjing-anjing liar bertubuh besar yang menjadi buruan bangsa Romawi, untuk digunakan sebagai anjing penjaga dan menjadi bagian dari alat perang. Oleh bangsa Romawi kepulauan ini dinamakan Canis Islands. Kata canis diambilkan dari bahasa Latin yang berarti anjing. Dalam perkembangan sejarah selanjutnya, masyarakat menyimpangkan nama Canis menjadi Canary. Dengan melihat sejarah tersebut, maka bisa kita ketahui bahwa nama Canary tidak ada keterkaitan sama sekali dengan burung.

Jenis Burung Kenari




Burung jenis kenari sangat banyak. Namun dari seluruh jenis burung yang beragam tersebut semuanya berasal dari satu induk burung liar yaitu jenis Serinus Canaria. Perbedaan sangat mencolok pada warna bulu Serinus Canaria dengan beragam jenis kenari yang sekarang itu disebabkan oleh manipulasi genetik yang dilakukan para penangkar kenari dengan upaya kawin silang dengan burung lain. Burung - burung yang biasa digunakan untuk kawin silang dengan burung kenari antara lain burung jenis finch atau jenis siskin. Upaya yang dilakukan oleh para penangkar burung ini menghasilkan berbagai macam jenis kenari dengan warna sangat bervariasi.

Burung Penyilang

Pada abad ke XVI hingga abad ke XIX, para ilmuwan berpendapat bahwa burung penyilang yang digunakan untuk kawin silang dengan kenari berasal dari famili berbeda. Pendapat tersebut berdasarkan pada teori pengelompokan burung berdasarkan warna bulu dan ukuran tubuh. Namun pendapat tersebut berubah setelah abad ke XIX.

Berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat setelah abat ke XIX, pendapat mengenai burung penyilang yang biasa digunakan untuk meyilangkan burung kenari agar menghasilkan keturuan lebih unik adalah burung yang berasal dari family atau keluarga yang sama, yaitu dari family Serious serinus (keluarga besar burung pipit). Namun, kegiatan penangkaran burung kenari pada sisi lain mengakibatkan beberapa jenis kenari jarang ditemukan di pasaran sehingga menjadikan jenis kenari langka, seperti kenari jenis lizard atau kenari belgia asli. Jenis-jenis kenari langka ini dipercaya telah bermutasi menjadi burung fancy atau jenis burung lainnya yang hampir mirip.

Upaya Penelitian Burung Kenari

Pemeliharaan burung kenari pada umumnya dilakukan untuk menyalurkan hobi. Semenjak awal dilakukannya pemeliharaan terhadap kenari, banyak orang tidak peduli dengan asal muasal berbagai jenis burung tersebut. Namun, setelah berdirinya sekelompok perkumpulan penggemar kenari di Inggris pada tahun 1970, maka muncul upaya untuk mengumpulkan dan meneliti berbagai jenis kenari. Meskipun perkumpulan tersebut terdiri dari jumlah anggota terbatas, namun mereka bekerja dengan sangat profesional. Mereka mencari, memelihara, dan meneliti berbagai jenis kenari atau yang mirip dengan burung kenari. Perkumpulan tersebut berdiri selain untuk menyalurkan hobi juga bertujuan untuk mengetahui lebih jauh tentang burung berbulu indah ini.

Upaya Penyilangan Burung Kenari

Awalnya kegiatan ini diupayakan oleh penggemar kenari di Eropa yang mencoba untuk menghasilkan keragaman jenis burung dengan bebagai keindahannya. Burung yang biasa digunakan untuk penyilangan berasal dari keluarga burung pipit antara lain burung european siskin, goldfinch, european green finch, maupun burung venezuelan red hooded siskin. Para penangkar burung berharap dapat menghasilkan keturunan dengan kualitas suara yang baik dan bentuk tubuh atau warna menarik. Namun ada juga penangkar yang sekedar melakukan penyilangan hanya untuk memamerkan hasil silangannya kepada publik. Hasil penyilangan burung yang menarik dan dianggap berhasil adalah penyilangan antara burung venezuelan red hooded siskin jantan dan kenari betina yang menghasilkan faktor dasar merahnya kenari.

Keragaman Jenis Burung Kenari

Hasil penyilangan kenari yang dilakukan oleh para penangkar burung telah berhasil menciptakan berbagai jenis kenari dengan keragaman sangat bervariasi. Bagi orang awam yang tidak mengenal burung kenari lebih dalam, mungkin hanya beranggapan bahwa kenari identik dengan warna kuning. Namun demikian, bila kita lihat lebih dalam dengan mengenalnya lebih dekat, ternyata banyak sekali keragaman burung kenari mulai dari warna bulu, ukuran tubuh, sampai bentuk tubuh. Dari segi warnanya saja, burung kenari sangat bervariasi, ada warna putih, merah, hijau kuning, abu-abu, atau bahkan campuran dari berbagai warna tersebut. Dari segi ukuran juga sangat bervariasi mulai dari ukuran 9 cm hingga 16 cm. Sedangkan dari segi bentuknya, burung jenis ini memiliki variasi bentuk sangat unik, misalnya ada yang berpostur ramping, berbentuk agak bulat, ada yang memanjang seperti wortel, bahkan ada juga yang berleher bungkuk hingga menyerupai burung cacat.

Burung Kenari Di Indonesia

Di Indonesia, burung kenari memiliki jenis yang beragam pula. Bahkan banyak diantaranya belum diketahui secara pasti jenis dan varietasnya. Kenari - kenari tersebut merupakan kenari hasil penangkaran lokal. Untuk jenis kenari impor, yang banyak beredar di pasaran adalah jenis burung fifes fancym gloster, dan kenari berwarna. Kenari Fifes fancy memiliki postur tubuh yang terkesan selalu tampil cantik, memiliki gerakan lincah dan selalu aktif. Fifes fancy merupakan jenis burung kenari yang paling mudah dipelihara. Sementara itu, kenari gloster cukup digemari karena memiliki jambul yang menutupi kepala sehingga tampak unik dan lucu. Sedangkan burung kenari berwarna memiliki ciri khas pada keindahan warna-warni bulunya. Namun, umumnya burung kenari berwarna merah atau kemerahan. Burung kenari berwarna dikenal juga dengan sebutan kenari merah.

Burung Kenari Populer

Keragamannya membuat burung kenari memiliki banyak pilihan untuk dipelihara sebagai hobi. Namun, dari sekian banyak jenis kenari, ada beberapa jenis yang cukup populer terutama di mata para penggemar, antara lain kenari yorkshire, border, dan norwich. Burung kenari yorkshire cukup dikenali dengan ciri postur tubuhnya membesar pada bagian atasnya kemudian meramping tajam pada bagian bawah. Selain itu, kenari yorkshire juga bisa dikenali dengan ciri memiliki kaki jenjang dan selalu berdiri tegak, serta memiliki keragaman warna sangat banyak. Sementara itu, kenari border memiliki sosok hampir mirip dengan jenis burung fifes fancy. Kenari norwich, yang berasal dari negara Norwegia ini memiliki variasi warna bulu cukup beragam, dengan bentuk badan agak membulat dan memiliki dada yang terkesan bidang.

Burung Kenari yang Cukup Diminati

Hingga kini, ada banyak sekali jenis burung kenari di dunia. Jenis burung ini selalu berkembang dari waktu ke waktu akibat persilangan yang berjalan terus-menerus. Persilangan burung terus berkembang karena selera pasar selalu berubah. Saat ini, selain keenam jenis burung kenari yang telah disebutkan di atas, masih ada jenis burung lain yang juga cukup dikenal, diantaranya kenari lizard, kenari cinnamon, kenari roller, kenari chopper, kenari lancashire, kenari belgia, kenari frill, dan kenari warna hasil silangan dengan burung kecil lain yang bukan kenari. Setiap jenis mempunyai sejarah masing-masing. Seringkali sejarah setiap burung ditonjolkan untuk menambah kecintaan penggemarnya. Tidak ada yang salah dalam hal ini. Bahkan, sejarah setiap jenis burung justru perlu dicatat agar tidak kabur seperti sejarah asal usul burung kenari.

Memilih Burung Kenari

Setiap jenis burung yang dijual di pasaran memiliki kelebihan masing-masing. Bagi masyarakat pecinta dan penggemar burung kenari tidak akan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan terhadap burung peliharaannya. Tidak ada kriteria universal yang dijadikan parameter dalam memilih burung indah ini. Kosumen dapat menentukan pilihannya berdasarkan selera masing-masing. Penggemar burung kenari bisa menentukan pilihan berdasarkan keindahan warna bulu, bentuk tubuh, maupun kelihaiannya dalam bernyanyi.

Pilihan Burung Kenari

Semua warna pada burung kenari sangat tergantung pada faktor genetiknya. Ada peneliti yang percaya bahwa sifat gen inilah yang mempengaruhi zat melanin dan zat lipochrome. Zat melanin akan menghasilkan warna bulu hitam seperti yang terdapat pada kenari liar, dan zat lipochrome akan menghasilkan kecenderungan warna kuning. Kombinasi antara hitam dan kuning ini memunculkan warna kehijauan dan varigata (campuran antara warna terang dan warna gelap) apabila zat melaninnya lebih dominan. Ini terjadi pada kenari lizard. Sementara itu, apabila zat lipochromenya lebih dominan, warna dominannya adalah putih, semu putih, kuning, dan merah.

Bulu Burung Kenari

Secara umum, burung berbulu cantik ini memiliki dua tipe bulu yang berbeda, yaitu bulu lembut dan bulu kasar. Bulu lembut akan memberikan efek warna kusam dan gelam, sedangkan bulu kasar akan memberikan efek terang dan cerah. Kenari yang memiliki dominasi bulu lembut pada tubuhnya maka warna bulunya akan terkesan lebih gelam. Kenari Frill memiliki kelainan pertumbuhan bulu-bulu lembut. Kelainan tersebut merupakan faktor genetik, dimana bulu-bulu lembut pada kenari frill tubuh berbalik arah. Sementara itu, pertumbuhan pada kenari gloster juga memiliki kekhasan genetik sendiri, seluruh bulu yang tumbuh pada tubuhnya dikategorikan sebagai bulu lembut.

Keunggulan Burung Kenari

Sejak didatangkan dari Kepulauan Canary, burung kenari menjadi burung sangat berharga, terutama di mata masyarakat Eropa. Kecintaan mereka pada kenari tidak hanya dilihat dari keindahan warna bulunya yang sangat bervariasi dan bentuknya tergolong unik. Namun burung jenis ini juga memiliki keceriaan dan keriangan yang dapat memberikan hiburan tersendiri. Selain itu, kelihaiannya dalam bernyanyi atau mengoceh juga menjadi daya tarik tersendiri. Kebiasaan bernyanyinya juga berbeda-beda. Kenari chopper dikenal mampu bernyanyi dengan suara keras dan dengan paruh terbuka lebar sehingga mengesankan keriangannya. Hal ini sangat berbeda dengan kenari roller, dimana dapat bernyanyi dengan suara keras dan nyaring meskipun paruhnya terlihat menutup sehingga memberikan keunikan tersendiri.

Pilihan Suara Kicau Burung Kenari

Dari kemampuannya berkicau atau bernyanyi, burung berbulu indah ini memiliki variasi kicauan yang bisa dijadikan pilihan untuk dipelihara sesuai dengan keinginan para hobi. Ada orang yang beranggapan bahwa suara kicauan burung yang menyanyi dengan paruh tertutup terdengar lebih indah dibanding dengan burung paruh terbuka. Sebaliknya, beberapa orang juga lebih menyenangi kenari yang berkicau dengan paruh terbuka, karena terdengar lebih nyaring dan memberi kesan keceriaan. Di pasaran, terdapat variasi kicauan burung kenari yang bisa dipilih sesuai selera.

Saat Burung Kenari Bernyanyi

Burung muda belum bisa bernyanyi seperti harapan para penggemar burung ocehan. Burung kenari akan memiliki kemampuan untuk bernyanyi setelah berumur satu tahun. Jenis kelamin pun menentukan kualitas suara ocehannya. Burung jantan memiliki kualitas suara jauh lebih indah saat bernyanyi jika dibandingkan burung betina. Burung berkelamin jantan juga memiliki kemampuan untuk menirukan ocehan dari burung-burung lain. Secara umum, burung jantan akan bernyanyi sangat nyaring, disertai dengan gerakan yang lebih bervariasi jika sedang mengalami birahi dan berada di depan kenari betina yang siap kawin. Kenari american singer (merupakan hasil persilangan dari kenari roller dan kenari border) memiliki kemampuan menirukan satu dua kata yang diucapkan manusia. Bahkan kenari amerikan singer ini jika dilatih dengan baik mampu menirukan not lagu atau suara piano. Burung kenari jenis ini sangat dikenal di Amerika Serikat.

Pakan Dan Vitamin Burung Kenari

Meskipun mudah dalam pemeliharaannya, namun pemberian pakan burung harus memperhatikan beberapa hal agar burung kesayangan kita tetap dalam kondisi baik. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peternak burung diantaranya adalah variasi dan kesegaran pakan. Oleh karena itu, dalam memberikan pakan, tidak boleh dilakukan sekaligus, sehingga pakan burung selalu dalam keadaan segar. Dan usahakan untuk selalu mengganti jenis makanan burung yang diberikan, dari biji-bijian, kacang-kacangan, pakan hijauan, grit, makanan telur, dan kecambah. Jenis pakan burung kenari tersebut diberikan secara bergilir dalam kondisi segar.

Untuk menjaga kesegaran pakan, beberapa penangkar kenari profesional bahkan menanam sendiri bahan pakan burung tersebut, sehingga sewaktu-waktu dapat diberikan dalam keadaan segar. Selain menambah kesehatan, pakan burung yang diberikan dalam keadaan segar akan menambah laju perkembangbiakannya.

Kesegaran dan variasi pakan sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan burung kenari. Namun, karena penangkar atau peternak kenari terdahulu biasanya memberikan pakan dalam bentuk biji-bijian kering, sehingga burung yang baru didatangkan harus melalui proses adaptasi terhadap pakan segar tersebut. Oleh karena itu, sebagai peternak burung kenari profesional, Anda harus melakukan beberapa tahapan sebelum pakan segar dan bervariasi diberikan sepenuhnya. Berikut ini tahapan yang harus dilakukan oleh peternak kenari.
  1. Sebelum memberikan pakan segar, sebaiknya terlebih dulu berikan pakan peralihan, yaitu dengan cara merendam biji-bijian kering selama 12 jam, kemudian berikan pada sore hari. Pemberian pakan dalam bentuk biji lunak ini sangat digemari, bahkan sekalipun pemberian pakan segar sudah berjalan, biji-bijian lunak masih perlu diberikan sebagai makanan penyeling.
  2. Jika sudah mulai mau diberi pakan segar, lakukan pemberian pakan segar pada pagi hari, dan pemberian biji-bijian kering pada sore harinya.
  3. Jika sudah terbiasa, pemberian makanan segar secara bervariasi dapat dilakukan sebagai menu harian. Sedangkan biji-bijian tetap diberikan sebagai makanan pokok. Biji-bijian lunak juga perlu diberikan sebagai makanan penyeling. Makanan segar yang bisa diberikan antara lain, sayuran segar, buah-buahan segar, kecambah, dan telur.
Ada beberapa jenis biji-bijian yang dapat digunakan sebagai pakan utama, antara lain adalah biji kenari, lobak niger, rami, maw seed, linen haver, maupun biji campuran. Semua biji-bijian tersebut sangat digemari oleh burung kenari.

Biji kenari atau canary seed (Phalaris canariensis)

Biji kenari merupakan jenis pakan yang paling cocok dan paling lama digunakan sebagai makanan pokok burung jenis kenari. Biji ini berasal dari daerah Mediterania, dan telah ditanam orang sebelum abad ke lima belas. Tetapi, meskipun biji kenari berasal dari daerah Mediterania dan banyak dibudidayakan di Eropa, seperti Spanyol, namun kualitas terbaik justru berasal dari daerah Maroko, yang biasa disebut dengan magazan.

Biji kenari yang masih baik dan bisa diberikan sebagai pakan adalah biji yang berisi atau bernas, saat dipegang terasa berat, berbau manis, mengkilap, dan berwarna kuning keemasan. Biji dengan warna sudah kehijauan dan berbau apek tidak baik digunakan sebagai pakan burung kenari.

Biji lobak (Brassica campestris)

Brassica campestris merupakan salah satu jenis tanaman kubis hutan. Tinggi tanaman dapat mencapai 90 cm, dengan warna daun hijau kebiruan. Tandan bunga berwarna kuning, dan memiliki empat buah kelopak. Buah lobak berbentuk memanjang seperti halnya kacang polong, di dalam buahnya banyak terdapat biji. Jika biji lobak ditekan, akan mengeluarkan sejenis minyak yang dapat digunakan sebagai bahan masakan (canola oil), atau sebagai bahan campuran untuk pembuatan sabun maupun karet sintesis. Tanaman ini banyak dibudidayakan di daerah India, China, Kanada, maupun Perancis. Namun, kualitas biji lobak yang paling baik justru berasal dari daerah Jerman.

Biji rami (Cannabis saliva)

Rami merupakan jenis tanaman yang mengandung serat tinggi, dan biasanya banyak digunakan sebagai bahan baku tali tambang. Seperti halnya mariyuana, rami juga termasuk dalam keluarga Cannabinaceae, namun karena rami bukan jenis tanaman candu, maka tanaman ini tidak dilarang untuk dibudidayakan. Biji rami yang baik memiliki kulit berwarna abu-abu kecokelatan, atau kehijauan, dengan warna biji putih dan rasanya seperti kacang. Biji rami sangat keras, sehingga untuk menggunakannya sebagai pakan perlu direndam selama sehari semalam, kemudian dicuci hingga bersih. Setelah itu diamkan selama beberapa waktu, sambil disiram secara berkala. Saat kulit bijinya mulai mengelopak, baru dapat diberikan sebagai pakan burung kenari. Biji rami mengandung banyak vitamin E dan lemak sehingga sangat cocok diberikan untuk memacu pertumbuhan biji kenari. Selain itu, biji rami juga dapat mempercepat fase matang gonad atau fase birahi, sehingga proses reproduksi dapat dipercepat.

Biji niger (Guizotia abyssinica)

Biji niger sering disebut juga dengan istilah niga, niger, atau ada pula yang menyebutnya dengan nama inga. Tanaman Guizotia abyssinica masih satu kerabat dengan tanaman bunga matahari. Bijinya berwarna hitam dengan panjang kurang lebih empat milimeter, amat rapuh, dan mudah patah. Biji berkualitas baik berwarna hitam mengkilap. Biji ini merupakan salah satu jenis pakan burung yang sangat digemari kenari. Biji niger sangat bagus untuk memacu pertumbuhan dan menambah energi, karena banyak mengandung minyak dan lemak.

Maw seed (Papaver somniverum)

Biji ini diperoleh dari tanaman opium, dengan warna agak kebiruan dan memiliki aroma manis serta segar. Biji ini sangat digemari karena mengandung lemak yang cukup tinggi. Selain itu, maw seed juga dapat digunakan untuk mengobati diare. Makanan ini juga sering digunakan sebagai pakan awal bagi burung muda yang baru saja disapih sang induk. Untuk menjaga kesehatan burung tua dan lemah, maw seed juga bisa diberikan sebagai pakan utamanya.

Biji linen (Linum usitatissimum)

Biji linen dikenal juga dengan istilah lin seed flax, yaitu jenis biji yang diperoleh dari tanaman yang seratnya dipakai sebagai bahan baku pembuatan linen. Biji ini mampu memberikan tambahan energi tinggi, sehingga kerap dipakai sebagai pakan tambahan bagi kuda pacu. Meskipun sedikit, kenari tetap membutuhkan pakan dari biji linen agar staminanya tetap terjaga. Biji linen mengandung banyak lemak dan protein, bahkan kandungan proteinnya 1,5 kali lebih banyak dibanding telur, sehingga sangat baik digunakan sebagai makanan tambahan untuk menopang pertumbuhan dan kesehatan burung kenari.

Biji haver

Biji haver adalah sejenis gandum yang kulit arinya telah dikupas. Bijinya berwarna kuning dan biasa digunakan sebagai campuran bubur havermut. Beberapa jenis kenari tidak begitu menyukai biji haver, tetapi ada juga yang sangat menyukainya. Kandungan protein pada biji haver berkisar antara 8-14%, dengan kandungan karbohidrat kurang lebih 65%, dan lemak 3%. Biji ini juga diperkaya dengan kandungan mineral yang mencapai 2%. Sebelum diberikan sebagai pakan, biji haver harus direndam terlebih dahulu agar kandungan airnya meningkat. Selain itu, burung berbulu indah ini juga lebih menyukai biji haver yang telah direndam.

Biji campuran (mixed canary seed)

Biji campuran biasanya dijual dalam bentuk kemasan dan siap diberikan sebagai pakan. Pada umumnya, biji campuran ini terdiri dari campuran beberapa biji-bijian, antara lain biji kenari, biji lobak, biji rami, biji niger, dan biji-bijian lainnya. Dibanding dengan biji-bijian tunggal, biji campuran lebih praktis dan lebih bervariasi kandungan nutrisinya. Namun, ada kalanya dalam produk biji campuran ini terdapat beberapa jenis biji-bijian yang tidak begitu disukai kenari. Oleh karena itu, diperlukan kejelian peternak burung kenari saat membeli biji campuran ini.

MEMILIH AYAM BANGKOK SEBAGAI AYAM ADUAN

Memilih Ayam Bangkok Sebagai Ayam Aduan - Keberadaan ayam bangkok sudah sangat memasyarakat di Indonesia. Ayam ini dikenal karena kehebatannya dalam bertarung. Ayam bangkok sangat digemari khususnya oleh kalangan penggemar ayam aduan. Kehebatannya dalam bertarung menjadikannya sering digunakan untuk taruhan dalam arena adu ayam.

Postur Tubuh Ayam Bangkok

Ayam bangkok memiliki postur tubuh besar dan kekar. Naluri bertarung cukup besar disertai daya tahan fisik sangat hebat, membuat ayam ini banyak diburu oleh para hobies ayam aduan. Namun, tidak semua jenis ayam bangkok, terutama yang tidak memenuhi kriteria maupun persyaratan tertentu, dapat dijadikan sebagai ayam aduan.

Kelemahan Ayam Bangkok untuk Ayam Aduan

Disamping kelebihan di atas, ayam bangkok juga memiliki beberapa kelemahan bila dijadikan sebagai ayam aduan, yaitu gerak-geriknya tampak lamban serta pola bertarungnya relatif monoton. Karena gerak-gerik yang relatif lamban membuatnya tampak tidak begitu lincah, sementara pola bertarung yang monoton membuat pertarungan sering berakhir seri. Dengan kelemahan tersebut, maka ayam bangkok pun harus dilatih agar memiliki kelincahan, disamping juga untuk mengasah naluri bertarung, mental, serta fisik agar lebih kuat.

Fase Pertarungan Ayam Bangkok

Ayam bangkok memiliki gaya tersendiri saat sedang bertarung. Sebagai ayam aduan, pada umumnya pertarungannya terjadi dalam beberapa fase dimana setiap fase memiliki pola dan gaya bertarung yang berbeda. Fase bertarung ayam bangkok merupakan batasan waktu untuk menghadapi serta melakukan serangan terhadap lawannya. Biasanya ayam ini akan bertarung dalam empat fase, dimana pada masing-masing fase tersebut ayam bangkok akan melakukan serangan berbeda dalam menghadapi maupun melumpuhkan lawannya.

Pada fase pertama, ayam bangkok bertarung dengan cara terbang, sehingga oleh orang Jawa fase ini disebut dengan abaran. Pada fase abaran ini, ayam bangkok akan memperlihatkan pertarungan yang sangat seru, dengan mengerahkan semua tenaga dan senjata yang dimiliki, baik cakar, paruh, taji, maupun penjawat atau bagian sayap yang berada pada posisi paling luar.

Selanjutnya pertarungan memasuki fase kedua, apabila dalam fase pertama salah satunya belum ada yang bisa dilumpuhkan. Pada fase kedua ini, ayam bangkok akan lebih menghemat stamina dan tenaga. Serangan yang dilakukan akan lebih terarah, dengan naluri untuk menghemat tenaga. Keduanya berada pada posisi saling merapat, sehingga masing-masing berusaha mencari titik lemah lawannya.

Fase ketiga atau fase final biasanya terjadi jika pada fase sebelumnya belum ada salah satu pun yang bisa dilumpuhkan. Pada fase ini, keduanya akan saling menumpangkan leher satu sama lain sehingga orang Jawa menyebutnya sebagai fase tumpang gulu. Kekuatan otot leher sangat diperlukan untuk membuat lawannya bisa dipukul dengan tepat, terutama pada bagian kepala. Di fase ini, ayam bangkok sudah mulai terlihat kelelahan, namun justru seni bertarung sebagai ayam aduan mulai bisa dinikmati.

Fase berikutnya ialah fase pembantaian atau penyelesaian. Pada fase ini ayam bangkok akan terus bertarung hingga salah satunya sudah dilumpuhkan. Ayam bangkok yang sudah kehabisan tenaga tidak memiliki perlawanan yang cukup. Sebaliknya, yang unggul akan memiliki peluang lebih besar untuk menyerang dan melumpuhkan lawannya. Serangannya pun dilakukan lebih terarah dan lebih mematikan, dengan gaya dan pola bertarung yang berbeda pada masing-masing ayam bangkok. Terkadang ada jenis ayam bangkok yang terlalu lama melumpuhkan lawannya karena tidak cukup terlatih sebagai ayam aduan, sehingga tidak dapat menyelesaikan pertarungan dengan baik dan berakhir seri karena keterbatasan waktu pertarungan yang telah disepakati.

Oleh karena itu, pemilihan bakalan atau calon ayam bangkok yang akan digunakan sebagai ayam aduan harus betul-betul dilakukan dengan cermat, sehingga bisa diharapkan menjadi juara di arena pertarungan. Pelatihan ayam bangkok pun harus superintensif, dengan pelatih yang sudah memahami karakteristik ayam bangkok sebagai ayam aduan. Jika hal ini tidak dilakukan, kemungkinan justru milik kita akan menjadi pecundang dalam sebuah arena pertarungan.

Tipe Ayam Bangkok Aduan




Sebuah pertarungan dalam arena aduan ayam ditentukan oleh pola dan gaya bertarung serta karakteristik ayam petarung. Setiap ayam bangkok memiliki pola dan gaya bertarung sendiri-sendiri yang menentukan berakhirnya pertarungan. Selain itu, juga memiliki karakteristik bertarung yang berbeda- berda. Hal yang membedakan karakteristik ayam, selain pola dan gaya, adalah senjata. Biasanya ayam bangkok aduan yang memiliki senjata taji atau jalu cukup panjang, dalam bertarung lebih cepat mengakhiri sebuah pertarungan. Berdasarkan senjata yang dimilikinya, ayam bangkok aduan dibedakan menjadi dua, yaitu ayam jalu dan ayam pukul. Keduanya berpeluang untuk menjadi juara, tetapi jarang terjadi keduanya bertemu di arena. Gambaran idealnya adalah sebagai berikut:

A. Ayam Jalu

Umumnya ayam jalu siap bertarung pada umur 18 bulan dan harus belum pernah kawin. Salah satu karakter ayam jalu yang baik adalah memiliki kokok yang berwibawa, keras, dan nyaring. Selain itu, ayam jalu harus memiliki naluri bertarung yang kuat dengan gaya slugher. Fisik ayam jalu yang akan digunakan sebagai ayam aduan idealnya harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Kepala
Bentuk kepala ideal adalah ramping atau kecil dan agak panjang dengan jengger lentur dan tipis. Biji mata kecil, bundar, dan agak tersimpan ke dalam. Paruh agak panjang dan kuat.
2. Badan
Ayam jalu harus bertubuh ramping dengan leher agak panjang. Bulu tubuhnya lebat, demikian juga dengan bulu ekor. Memiliki otot kuat dan terbentuk di seluruh bagian tubuh.
3. Kaki
Memiliki pergelangan kaki kecil, bulat, dan kering. Panjang taji kira-kira 2 cm. Posisi taji dekat dengan jari kelingking dan searah jari luar. Keadaan ruas kaki dan taji teratur. Mempunyai mata taji (ruas yang sejajar dengan taji terletak di tengah garis yang membagi kedua ruas kaki).

B. Ayam Pukul

Ayam pukul siap bertarung pada umur minimum 12 bulan dan juga harus belum pernah kawin. Sebaiknya juga berkokok besar, pendek, dan berwibawa. Naluri bertarungnya harus kuat dengan gaya fighter. Fisik idealnya harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Kepala
Bentuk kepala agak besar dan tebal dengan jengger kecil dan kaku. Bentuk paruh agak pendek dengan tulang alis yang menonjol.
2. Badan
Ukuran tubuhnya besar dan kekar didukung dengan tulang yang besar dan kuat. Jumlah bulu kedua sayap minimum 36 helai. Berotot kuat pada sebagian kaki, leher, bahu, ujung leher, dan sayap. Berbulu lebat dan kaku.
3. Kaki
Keadaan ruas kaki kurang teratur, tetapi keras dan kuat. Jari-jari lebih panjang dan kering. Bentuk taji teplek, centel, kumet (Jawa), pertumbuhannya kurang subur.

Cara Memilih Ayam Bangkok Sebagai Ayam Aduan

Untuk memilih ayam aduan tidaklah semudah yang dibayangkan. Memang beberapa parameter untuk menentukan ayam yang tangguh bisa dijadikan pedoman, namun ada kalanya kita kesulitan menemukan yang sesuai dengan beberapa kriteria atau parameter dimaksud. Oleh karena itu, sebaiknya kita mengetahui sejarah keturunan ayam bangkok yang akan dibeli. Usahakan untuk memilih dari garis keturunan induk yang tangguh juga.

Selain menentukan faktor fisik dan seni bertarung, garis keturunan dan warna bulu juga bisa dijadikan kriteria dalam memilih ayam bangkok yang akan dijadikan sebagai ayam aduan. Postur tubuh ideal dan fisik yang kuat tidak menjamin akan menjadi ayam tangguh saat bertarung. Berikut ini akan kami uraikan beberapa parameter yang dapat dijadikan pedoman dalam memilih ayam aduan yang tangguh.

Mengenali Kriteria Ayam Bangkok dari Warna Bulunya

Pada umumnya, ayam bangkok memiliki warna bulu merah tua atau merah gelap. Namun, setelah terjadi beberapa persilangan dengan berbagai jenis dari keturunan yang berbeda, warna bulu ayam aduan ini menjadi lebih bervariasi. Meskipun ada banyak variasi warna bulu, namun hanya beberapa saja yang konon memiliki keistimewaan dan banyak disukai oleh para penggemar ayam aduan. Beberapa variasi warna bulu tersebut diantaranya adalah:

Wiring Kuning

Warna bulu wiring kuning memiliki dominasi dan corak warna kuning tua, baik pada bagian kepala, tubuh, kaki, bulu hias, maupun rawis atau bulu pada leher. Begitu juga dengan paruhnya, cenderung berwarna kuning tua.

Wiring Galih

Ayam aduan ini memiliki corak warna agak gelam, dengan bola mata yang tampak hitam. Sementara rawis atau bulu leher terlihat merah tua atau merah gelap. Parus berwarna hitam wulu, sedangkan kaki dan taji berwana hitam lebih gelap.

Wisanggeni

Seperti nama tokoh dalam pewayangan, dalam bahasa Jawa, wisanggeni berarti racun api. Memang, warna bulunya secara sepintas terkesan merah menyala seperti api. Warna dasar pada bulunya agak kehitaman atau kehijauan, namun dengan warna kaki yang cenderung kuning, akhirnya warna merah pada bulunya semakin terlihat menyala. Matanya pun berwarna merah menyala.

Blorok madu

Warna dasar pada bulunya didominasi dengan warna putih, sementara bulu hias berwarna merah tua, hijau, kuning dan hitam yang menyebar di sekitar punggung. Warna kaki, paruh, dan kulit badannya putih. Begitu juga dengan matanya yang juga berwarna putih.

Dragem (hitam)

Dragem berarti hitam yang menunjukkan ayam bangkok jenis ini didominasi warna hitam mulus. Tetapi warna bulu leher atau rawis sedikit kemerah-merahan. Paruh berwarna hitam wuluh, sedangkan matanya hitam tajam. Kulit kaki berwara hijau lumut.

Kelima jenis ayam aduan dengan kriteria warna bulu seperti di atas sangat digemari oleh para penggemar ayam aduan. Mereka meyakini ayam yang memiliki warna bulu tersebut lebih tangguh berada di kalangan dibanding dengan ayam-ayam lain. Terlepas dari benar tidaknya pendapat tersebut, hal ini telah menimbulkan fanatisme tersendiri bagi para penggemarnya. Terlebih lagi karena keberadaannya yang bisa dibilang langka, sehingga ayam bangkok dengan kriteria warna bulu tersebut menjadi mahal harganya.

Meskipun kurang diminati oleh para penggemarnya, ada beberapa kriteria warna lain untuk ayam bangkok yang banyak ditemui, antara lain:

Brontok

Warna bulu ayam ini menyerupai ayam blorok madu, tetapi corak warnanya lebih besar, dan tersebar lebih merata ke seluruh tubuh. Sehingga secara sepintas terlihat brontok-brontok, atau totol-totol.

Klawu gadhing

Klawu dalam bahasa Jawa berarti abu-abu, yang menunjukkan bahwa ayam ini memiliki warna dasar abu-abu. Sementar paruh, rawis, dan kulit kaki berwarna kuning gading. Meskipun kurang disukai penggemar, namun klawu gadhing ini terlihat gagah.

Klawu Kethek

Kethek dalam bahasa Jawa berarti kera, entah kenapa nama tersebut ditujukan untuk ayam bangkok yang memiliki warna dasar kelabu, dengan rawis, paruh, kulit kaki, maupun taji berwarna hitam gelap.

Klawu Geni

Seperti dua jenis warna sebelumnya, klawu geni juga memiliki warna dasar abu-abu, dengan dihiasi rawis dan mata yang berwarna merah menyala.

Wido Kemlandhingan

Kombinasi warna bulu pada ayam ini adalah warna dasar hitam gelam, dengan rawis berwarna putih kehijauan. Sementara sayap berwarna hitam kehijauan dengan bulu hias berwarna kecokelatan. Sedangkan paruh, kaki, dan mata berwarna kuning.

Kumbang atau Gula Jawa

Kumbang atau gula jawa memiliki warna dasar hitam gelap, dengan rawis berwarna merah kekuningan. Secara keseluruhan, tidak terdapat unsur warna putih pada ayam ini.

Gaya Bertarung

Seperti halnya petinju, ayam bangkok juga memiliki gaya bertarung yang bervariasi saat berada di kalangan aduan. Para penggemar ayam aduan membedakan dua tipe gaya bertarung ayam bangkok, yaitu gaya fighter dan slugher. Secara fisik, gaya bertarung ayam bangkok bisa diketahui dari beberapa ciri, yaitu dengan melihat susunan tulang dan postur tubuhnya. Gaya bertarung akan terlihat setelah pertarungan memasuki babak kedua. Para penyabung ayam aduan biasanya membagi waktu pertarungan dalam beberapa fase. Memasuki fase kedua inilah pertarungan sesungguhnya bisa dibilang baru dimulai.

Seperti halnya petinju, ayam bangkok dengan gaya bertarung fighter terlihat sangat agresif saat menghadapi musuh di kalangan aduan, dengan frekuensi pukulan yang lebih banyak dan terlihat pantang mundur. Ayam aduan ini akan bertukar pukulan satu sama lain, dan saling menyerang dari depan. Kelebihan yang dimilikinya adalah cepat menghabisi lawannya karena serangan dilakukan secara bertubi-tubi.

Berbeda dengan ayam aduan slugher, yang tampak gesit dan lincah. Jenis ini akan bertarung dengan memperlihatkan seni dalam menghabisi lawannya. Serangan yang dilakukan juga tidak melulu dari depan, tetapi lebih bervariasi dari segala arah. Dengan gerakannya yang lincah, menjadikannya sangat sulit dipukul lawan, sementara frekuensi pukulan yang lebih sedikit dibanding ayam fighter justru menjadi kelebihan ayam slugher, karena pukulan yang dilancarkan lebih terarah dan efisien. Kelincahan ayam aduan ini menjadikannya enak ditonton saat berada di kalangan.

Kedua tipe gaya bertarung ayam tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Untuk mengoptimalkan kelebihan tersebut, perlu dilakukan peningkatan mutu bertarung agar lebih handal lagi. Oleh karena itu, dalam melatih ayam bangkok kesayangannya, seseorang harus memahami terlebih dahulu terhadap sifat dan bagian-bagian tubuh ayam, kemudian dilanjutkan dengan perawatan yang baik dan benar. Selain mendapatkan pelatihan fisik, ayam aduan juga perlu mendapatkan pelatihan mental. Usahakan untuk mencetak ayam aduan semenjak masih bakalan, sehingga hasilnya lebih memuaskan.

Memahami Sifat Dan Bagian-bagian Tubuh Ayam Aduan

Ayam aduan pun memiliki sifat-sifat sendiri. Seperti halnya mahluk lain, ayam aduan juga memiliki naluri atau insting yang kuat untuk bertarung. Dengan melatih naluri atau insting inilah ayam bangkok bisa dikendalikan gerak-geriknya. Jika lapar, secara naluriah binatanga akan mencari makanan, jika disakiti akan meronta, begitu juga jika diserang, maka cara naluriah ia akan membela diri. Untuk itulah, perlu melatih insting ayam aduan agar lebih cepat dan beringas dalam membela diri ketika diserang. Semua aktivitas tersebut terjadi dengan sendirinya, secara spontan, tanpa sebuah perencanaan. Oleh karena itulah, perlu latihan agar gerakannya yang bersifat spontan lebih terarah dan mematikan lawannya.

Membentuk insting harus dilakukan perlahan dan butuh sebuah kesabaran. Selain rutinitas, juga memerlukan waktu yang cukup lama. Ayam aduan yang secara naluriah selalu dilatih sejak kecil akan memiliki gerakan tubuh dan spontanitas lebih lincah. Untuk mendukung latihan-latihan tersebut, kebutuhan fisik, dalam hal ini lebih pada nutrisinya, harus dipenuhi dengan baik, sehingga lebih jinak saat dipegang, dan memudahkan perawatan.

Perawatan harus dilakukan pada setiap bagian tubuh, karena setiap bagian tubuh ini memiliki peran dan fungsi masing-masing, yang juga akan memberikan andil besar saat berada di arena adu ayam. Berikut ini kami uraikan bagian-bagian paling vital pada tubuh ayam bangkok yang harus dilakukan perawatan :

Paruh

Selain berfungsi sebagai mulut untuk memasukkan makanan, paruh juga berfungsi sebagai senjata yang baik saat menghadapi musuh. Paruh akan menjadi senjata pembuka sebelum dilanjutkan dengan serangan-serangan lain. Oleh karena itu, jika ayam aduan memiliki paruh kuat, maka akan memiliki senjata pembuka yang kuat pula, sehingga serangan-serangan yang dilancarkan akan lebih mematikan. Cara merawat paruh tidaklah sulit, cukup hindarkan ayam bangkok dari air panas, dan berikan kalsium laktat secara teratur, sebagai unsur pembentuk tulang termasuk juga paruh.

Ekor

Ekor memiliki fungsi vital untuk menjaga keseimbangan tubuh, baik saat menyerang maupun diserang. Saat menerima dorongan dari lawannya atau terjatuh setelah menyerang, ia akan mengandalkan ekor untuk menyangga tubuhnya. Ekor yang panjang dan terawat, selain memperkuat keseimbangan, juga akan memperindah penampilan dan performanya. Agar ekor tetap terawat dengan baik, sebaiknya ayam bangkok tidak ditempatkan pada kandang yang terlalu sempit.

Taji

Bagi ayam, taji merupakan senjata utama paling mematikan. Tidak semua ayam dapat menggunakan taji sebagai senjata efektif. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, agar taji dapat berfungsi optimal sebagai senjata. Salah satu faktor yang sangat menentukan efektifitas penggunaan taji adalah posisi. Sebaiknya taji ayam aduan tidak menghadap ke belakang, sehingga saat melakukan pukulan akan lebih mudah mengenai sasaran. Usahakan untuk tidak meraut taji, terutama saat dalam masa istirahat. Hindari pula membungkus taji saat sedang bertarung, hal ini akan melemahkan nalurinya untuk menggunakannya sebagai senjata. Jika naluri sudah berkurang, maka latihan yang dilakukan pun akan sia-sia.

Kaki

Hindarkan kaki dari gesekan-gesekan dengan benda keras atau kasar, hal ini akan membuat kaki mengeras, kemudian terjadi infeksi didalamnya. Jika kondisi ini terjadi, ayam bangkok kesayangan Anda akan menderita penyakit bubul, dan biasanya akan berjalan pincang. Selain bubul, ayam bangkok juga sering terserang penyakit tedun, yang disebabkan membekunya darah di sekitar kaki. Gejala ini bisa dilihat dengan timbulnya bercak merah di sekitar kaki, kemudian kaki akan membengkak. Pembekuan darah tersebut bisa diakibatkan benturan keras pada telapak kaki, terutama saat melompat dari ketinggian, atau waktu istirahat yang terlalu lama setelah ayam aduan bertarung. Oleh karena itu, saat masa istirahat, sebaiknya ayam bangkok ditempatkan pada kandang yang agak luas agar bisa lebih bebas bergerak.

Otot

Bagian lain yang perlu mendapat perawatan dan latihan adalah otot. Otot yang kuat akan memberikan serangan mematikan, juga membantu pertahanan lebih kuat saat menerima serangan. Saat bertarung, ayam bangkok akan mengandalkan sebagian otot-otot tertentu, sehingga otot-otot ini harus dilatih agar lebih kuat. Beberapa otot penting yang perlu mendapatkan latihan dan perawatan baik adalah otot di sekitar bahu, leher, lutut, pangkal paha, dan otot perut bagian belakang.

Sayap

Bagian lain yang sangat vital saat ayam bangkok bertarung adalah sayap. Usahakan Ayam Anda tidak mengalami kerusakan pada sayapnya. Selain berfungsi untuk terbang, sayap juga bisa dijadikan sebagai senjata pemukul. Latihan sayap bisa dilakukan dengan menerbangkannya, tetapi harus diperhatikan, jangan terlalu tinggi karena bisa menyebabkan pembekuan darah pada kaki saat mendarat. Selain itu, dapat juga dengan memasukkannya ke dalam kolam yang tidak begitu luas, sehingga Anda mudah mengambilnya lagi.

Memilih Bibit

Selain beberapa kriteria di atas, untuk memilih bibit ayam bangkok yang akan dijadikan sebagai ayam aduan harus diperoleh dari keturunan induk yang memiliki naluri dan kemampuan bertarung cukup bagus. Bibit yang diperoleh dari induk juara kemungkinan akan memiliki kualitas genetis yang tidak jauh dari induknya. Bakalan ayam aduan yang bagus bisa dilihat setelah berumur paling tidak lima bulan. Ayam bangkok yang telah berumur lima bulan atau lebih sudah bisa dilihat ciri-ciri fisiknya, misalnya kriteria warna bulu, bentuk kepala, taji, postur tubuhnya, bahkan naluri dan gaya bertarungnya juga sudah kelihatan.

Beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk memilih bakalan ayam aduan yang bagus :
  1. Pastikan bibit berasal dari keturunan induk yang memiliki kemampuan dan naluri bertarung yang baik.
  2. Fisik sehat, tidak menunjukkan cacat, dan belum pernah sakit. Ayam bangkok yang akan dijadikan sebagai ayam aduan juga harus memiliki pertumbuhan yang baik. Jika pernah mengalami sakit, kemungkinan akan mengalami hambatan dalam pertumbuhannya.
  3. Bagian-bagian tubuhnya ideal, sesuai dengan kriteria yang disebutkan di atas.
  4. Bakalan harus mewarisi pola dan gaya bertarung pemacek atau induk jantannya. Jika induk jantan yang digunakan adalah ayam juara dan tidak pernah terkalahkan, kemungkinan bibit tersebut juga akan memiliki naluri yang tidak jauh berbeda.
Selain kriteria tersebut di atas, ada beberapa ciri-ciri khusus yang harus diperhatikan saat memilih bakalan ayam aduan yang berkualitas, antara lain :

Kepala

Kepala berbentuk menyerupai burung jalak atau dalam bahasa Jawa disebut njalak, berbentuk agak tebal dan panjang, serta kulit tipis dan halus. Kepala yang memenuhi kriteria tersebut biasanya memiliki daya tahan yang baik terhadap pululan lawannya, mudah sembuh dari luka setelah bertarung, dan memiliki penampilan yang berwibawa.

Paruh

Paruh bagian atas terdapat garis tengah dengan bentuk menyerupai paruh burung rajawali. Warna paruh sesuai dengan warna ruas kaki. Kriteria tersebut menunjukkan ayam aduan memiliki paruh yang kuat dan ganas untuk mematuk lawannya.

Mata

Mata agak masuk ke dalam dengan tulang alis yang menonjol, berbentuk bulat dan tampak jernih. Mata yang demikian menunjukkan bahwa ayam aduan memiliki tingkat kewaspadaan tinggi, sehingga sulit untuk diserang lawannya.

Kaki

Kaki tersusun dengan perpaduan yang seimbang antara paha atau kaki bagian atas dengan kaki bagian bawah. Lutut agak menjorok ke belakang, dengan jari-jari normal, terbuka lebar, agak kering, dan panjang. Ruas jari tersusun rapi dengan posisi taji searah jari bagian luar. Ayam dengan kriteria kaki tersebut memiliki kuda-kuda yang kuat dan pukulan yang terarah. Selain itu, serangan taji biasanya cukup efektif mengenai sasaran.

Tulang

Secara umum, tulang terbagi menjadi tiga bagian penting, yaitu tulang leher, tulang penyusun tubuh, dan tulang kaki. Tulang leher sebaiknya agak panjang dan besar dengan ruas-ruas yang tersusun rapat. Tulang tubuh bagian bawah atau tulang dada harus besar dan tebal, panjang hingga ke bagian tulang belakang (supit). Antara tubuh dan tulang ekor harus rapat, kuat, dan terasa kaku saat diraba. Bagian ini biasanya menjadi prioritas utama saat memilih ayam aduan, karena menunjukkan memiliki kekuatan pukulan yang dahsyat. Untuk tulang kaki justru dipilih yang tidak terlalu besar dengan bentuk membulat dan keras.

Kokok

Biasanya kokok tidak begitu diperhatikan oleh para penggemar ayam aduan. Namun demikian, beberapa orang menyukai ayam bangkok yang berkokok pendek dan keras dengan nada tinggi. Menurut keyakinan beberapa penggemar, ayam demikian mampu mempengaruhi mental bertarung lawannya. Untuk membentuk kokok yang keras, bisa diberikan jamu, seperti jape, kayu cina (widoro) dan rimpang kunci secara teratur.

LEBAH MADU

Lebah Madu - Kebanyakan masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan lebah madu. Binatang yang secara umum memiliki sengat ini berperan penting dalam kehidupan manusia, yaitu dengan menghasilkan bahan makanan istimewa yang memiliki banyak khasiat bagi kesehatan manusia. Produksi utama lebah madu adalah madu, sementara produk tambahan lainnya yang juga memiliki khasiat tinggi dan nilai ekonomis tinggi adalah propolis dan malam.

Madu adalah salah satu hasil produksi lebah madu yang memiliki rasa manis, kandungan gizi yang tinggi, serta sangat berkhasiat untuk mendukung kesehatan manusia. Madu memiliki keistimewaan dalam mengobati berbagai macam penyakit. Setiap orang dari berbagai kelompok umur dapat mengkonsumsi produksi lebah madu ini. Bukan hanya dalam bidang kesehatan, madu juga memiliki khasiat yang luar biasa untuk dimanfaatkan sebagai salah satu bahan perawat kecantikan.

Lebah Madu, Serangga Sosial

Binatang yang berperan dalam menghasilkan madu ini tergolong serangga sosial. Lebah madu memiliki sifat hidup berkelompok serta tatanan dalam kelompoknya itu. Hal yang luar biasa dalam sistem sosial lebah madu ini adalah terdapatnya stratifikasi dan pembagian kerja sesuai dengan peran dan strata masing-masing. Lebah madu memiliki kemampuan untuk mengubah nektar yang dihasilkan tanaman dan umumnya terdapat di bunga tanaman menjadi madu. Madu yang mereka hasilkan akan disimpan dalam sarangnya.

Klasifikasi Lebah Madu




Kingdom: Animalia, Phylum: Arthoproda, Class: Insecta (serangga), Ordo: Hymenoptera, Famili: Apidae, dan Genus: Apis. Species atau jenis lebah madu terdiri dari beberapa species antara lain lebah hutan (Apis dorsata), lebah australia (Apis mellifera), Apis florea, dan lebah lokal (Apis indica). Selain spesies tersebut, terdapat beberapa spesies lain yang ditemukan di beberapa negara, seperti India, Kore, dan Jepang. Spesies tersebut dikenal dengan nama lebah oriental (Apis cerana). Lebah oriental itu kini banyak dibudidayakan oleh masyarakat dan lebih dikenal dengan nama lebah madu. Apis laboriosa merupakan jenis lebah yang banyak ditemukan di Pegunungan Himalaya, adalah lebah madu yang memiliki ukuran tubuh besar.

Sekilas Tentang Lebah Madu

Secara umu lebah madu merupakan jenis serangga yang memiliki sengat yang dapat digunakan sebagai alat untuk mempetahankan dirinya. Bahkan lebah hutan Apis dorsata memiliki keagresifan yang tinggi untuk menggunakan sengatnya tersebut. Namun demikian, ada juga lebah madu yang tidak memiliki sengat yang disebut dengan stingless honeybee. Beberapa genus yang termasuk dalam stingless honeybee diantaranya adalah Trigona dan Melipona.

Lebah madu dari genus Trigona umumnya banyak ditemui di daerah-daerah subtropis seperti Indonesia, Malaysia, dan Philipina. Selain di negara-negara tersebut, Trigona juga banyak ditemui di negara Australia. Lebah madu ini menghasilkan madu yang oleh orang Jawa disebut lanceng, sementara itu orang Sunda menyebut madu hasil produksi Trigona ini dengan sebutan teuweul. Madu lanceng atau teuweul ini memiliki rasa yang asam. Sejak dahulu, lebah madu dari genus Trigona telah dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Diantara sekian banyak jenis lebah madu, yang paling banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah lebah hutan (Apis dorsata), lebah lokal (Apis indica), dan Trigona sp. . Apis dorsata sering ditemui di hutan-hutan. Orang Jawa menyebutnya dengan istilah tawon gung, sedangkan orang sunda menyebutnya dengan istilah nyiruan. Apis dorsata yang menyandang gelar sebagai lebah hutan ini sangat sulit untuk dibudidayakan. Sesuai dengan namanya yang identik dengan lingkungan hutan, lebah ini sangat agresif dan ganas. Ukuran tubuh Apis dorsata paling besar dibandingkan jenis tawon madu lain serta memiliki sengat yang sangat dahsyat. Apis dorsata banyak ditemukan di hutan-hutan yang belum banyak terjamah oleh manusia. Lemah madu ini memiliki koloni yang besar. Dalam satu pohon, bisa terdapat puluhan koloni lebah madu Apis dorsata. Di Indonesia, di beberapa daerah terutama daerah-daerah yang masih banyak hutan, yang koloni lebah madu Apis dorsata ini dilindungi oleh hukum masyarakat adat setempat. Dseperti di Riau, jika ada orang yang menebang pohon sialang tempat koloni lebah madu ini bersarang, orang tersebut bisa terkena denda hingga jutaan rupiah.

Ketiga jenis madu tersebut, lebah hutan (Apis dorsata), lebah lokal (Apis indica), dan Trigona sp., memiliki produktivitaa yang berbeda-beda. Namun peternak lebah di Indonesia pada umumnya memilih lebah unggul untuk dibudidayakan. Lebah unggul tersebut berasal dari Benua Eropa dan lebih dikenal dengan nama lebah italia. Lebah italia ini didatangkan ke Indonesia dari Australia. Spesies dari lebah madu yang didatangkang dari Australia ini adalah Apis mellifera var. Ligustica SPIN.

MEMILIH BIBIT KELINCI

Memilih bibit kelinci untuk menjalankan kegiatan usaha budidaya kelinci harus dilakukan dengan cermat. Jangan sampai bibit yang akan digunakan sebagai indukan ternyata berasal dari keturunan yang tidak jelas atau bahkan dari keturunan yang tidak memenuhi standar. Dalam melakukan pemilihan calon bibit kelinci harus dilakukan seekor demi seekor. Kelinci yang akan digunakan sebagai bibit harus diseleksi dengan cermat. Kelinci tersebut harus jelas asal usulnya, biasanya bibit yang memiliki asal usul jelas berasal dari breeding farm yang dikelola dengan baik.

Bibit kelinci yang berkualitas pasti akan dijual dengan menyertakan sertifikat atau keterangan tentang kelahirannya. Keterangan yang lengkap bisa dijadikan sebagai pertimbangan terhadap kualitas kelinci dan kualitas breeder atau pembibit kelinci dalam mempertanggungjawabkan kualitas bibit kelinci yang dijualnya.

Terdapat bermacam-macam ras kelinci yang biasa dibudidayakan atau diternakkan. Setiap ras memiliki ciri dan karakter sendiri-sendiri yang akan menentukan tujuan dari kegiatan usaha budidaya atau ternak kelinci. Beberapa ras kelinci yang paling sering dipelihara sebagai ternak adalah ras kelinci penghasil wool, fur (bulu dan kulit), daging, daging dan kulit, serta ras kelinci yang dipelihara untuk ternak hias atau binatang kesayangan.

Ras kelinci yang biasa diperlihara dengan tujuan mendapatkan wool adalah kelinci Angora. Sementara itu, untuk menghasilkan fur, bisa dipelihara kelinci ras Silver. Kelinci ras Chinchilla atau Carolina biasa dibudidayakan untuk diambil dagingnya. Untuk pemeliharaan kelinci yang bertujuan mendapatkan daging dan kuli, pilihan yang paling tepat adalah ras New Zealand White atau Flemish Giant. Sedangkan sebagai kelinci hias atau binatang kesayangan, para hobi lebih suka memilih kelinci dari ras Polish, Lop, atau Nederland Dwarf.

Kelinci berkualitas biasanya disertai dengan surat silsilah keturunan dan tanda yang berupa tato sebagai bukti kemurnian genetiknya. Kelinci berkualitas ini biasanya didatangkan impor dari negara lain. Peternakan kelinci besar yang biasa melakukan kegiatan impor ini diantaranya adalah Hansen's Hopper dan Harvei Barki yang menyediakan kelinci-kelinci berkualitas seperti turunan-turunan bibit kelinci impor dari ARBA.

Bibit Kelinci Berkualitas




Bibit kelinci yang berkualitas adalah bibit kelinci yang memiliki produktifitas tingi, sehat, dan mampu menghasilkan anak dalam jumlah yang banyak. Usia bibit juga haru dalam berada dalam fase produktif, usahakan untuk mencari bibit yang muda, dengan ukuran sesuai dengan ukuran standar pada masing-masing ras.

Menggunakan bibit kelinci yang bekualitas akan meningkatkan efisiensi ekonomis dalam budidaya kelinci atau ternak kelinci. Selain itu, membeli bibit kelinci yang berkualitas juga memberi peluang yang lebih besar terhadap kepastian produksi. Memang, bibit kelinci yang berkualitas ini harganya relatif lebih mahal, tetapi jika produktifitasnya tinggi, hal ini tentu akan meningkatkan keuntungan yang besar dalam usaha budidaya kelinci atau ternak kelinci. Di bawah ini merupakan gambaran menggunakan bibit kelinci yang berkualitas.

  1. Resiko kematian lebih rendah, bahkan tidak jarang anakan dari bibit kelinci yang berkualitas ini bisa hidup semua sampai dewasa atau masa jual.
  2. Bibit kelinci yang berkualitas biasanya didapatkan dari peternak yang sudah berkualitas pula, sehingga peternak tersebut dapat memberikan informasi mengenai teknik dan tata cara pemeliharaan kelinci yang diproduksinya. Hal ini tentu akan mempermudah dalam tata laksana budidaya kelinci yang akan dilakukan.
  3. Biaya produksi dapat diperkirakan dengan mudah sesuai dengan estimasi yang dikehendaki, karena produktifitas bibit kelinci relatif bisa dijamin.
  4. Karena modal dan biaya produksi yang diperlukan dalam proses budidaya bisa diperhitungkan dengan lebih akurat, maka tingkat keuntungan juga dapat diperkirakan dengan lebih akurat. Sehingga akan berpengaruh dalam tata laksana budidaya kelinci yang bersangkutan.

PROSEDUR PEMELIHARAAN TERNAK KELINCI

Ternak Kelinci - Kelinci memiliki kecepatan perkembangbiakan yang sangat tinggi. Potensi perkembangbiakan ini menjadi peluang usaha yang cukup bagus jika dikelola dengan baik. Bisa dibayangka bagaimana perkembangbiakan kelinci ini akan menjadi potensi bisnis yang menjanjikan, dalam satu tahun kelinci mampu melahirkan anak sebanyak empat kali dan setiap kali dapat melahirkan 6-12 ekor anak.

Banyaknya frekuensi melahirkan kelinci ini disebabkan masa kebuntingannya yang hanya berlangsung selama 30-35 hari. Seekor induk kelinci betina mampu berproduksi dengan baik hingga berumur enam tahun dengan puncak produksi kurang lebih tiga tahun pertama. Jika pengelolaan ternak kelinci ini dilakukan dengan baik, maka potensi produktivitas perkembangbiakan kelinci ini akan menjadi sumber penghasilan yang sangat menjanjikan.

Lokasi Budidaya Kelinci

Beternak kelinci dapat dilakukan di berbagai daerah, tetapi untuk mengoptimalkan hasil usaha ternak kelinci, sebaiknya kegiatan tersebut dilakukan di lokasi atau daerah yang berketinggian di atas 500 mdpl, dan suhu udara sejuk. Suhu optmal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan kelinci berkisar 15-18°C (60-85°F). Di daerah dengan ketinggian tersebut umumnya tersedia banyak pakan dari hijauan yang bisa mendukung kegiatan budidaya. Pakan hijauan merupakan pakan yang digemari oleh kelinci, bisa berupa sayuran, limbah sayuran atau tanaman pangan, maupun rumput-rumputan yang biasa digunakan sebagai pakan ternak lain.

Seleksi Kelinci Ternak




Keberhasilan usaha ternak kelinci sangat bergantung pada manajemen pengololaannya, sehingga produktivitas potensial yang terdapat pada kelinci bisa dioptimalkan. Salah satu faktor yang bisa menentukan keberhasilan dalam usaha ternak kelinci ini adalah pemilihan atau seleksi. Seleksi merupakan kegiatan memilih kelinci-kelinci unggul berdasarkan kriteria atau standar tertentu yang bertujuan untuk menghasilkan kelinci-kelinci berkualitas. Seleksi kelinci harus dilakukan secara rutin dengan mengamati beberapa kriteria atau parameter. Secara umum, parameter yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan seleksi kelinci antara lain sifat ras dari induk yang digunakan, penampilan fisik kelinci, usia, daya produksi, tingkah laku, dan nilai ekonomis. Agar tujuan kegiatan ternak kelinci lebih terarah dan menunjukkan kualitas peternakan yang baik, maka seleksi ras harus dilakukan dengan ketat.

Kegiatan seleksi dilakukan dengan memisahkan kelinci-kelinci yang tidak masuk dalam kriteria. Pemisahan tersebut dilakukan terhadap kelinci yang cacat atau anak kelinci yang pertubmuhannya lambat, kelinci yang sifatnya kurang baik, induk-induk yang kurang baik atau kurang produktif, induk-induk yang tidak dapat mengasuh anak-anaknya, serta kelinci calon induk yang memiliki sifat kurang baik. Kelinci-kelinci tersebut dipisahkan tempat pemeliharaannya untuk dijual sebagai kelinci pedaging.

Pemisahan juga dilakukan terhadap kelinci-kelinci berkualiatas yang akan digunakan sebagai calon induk atau indukan. Kelinci-kelinci tersebut dipelihara secara khusus, karena kelinci-kelinci berkualitas inilah yang nantinya dapat membesarkan kegiatan usaha ternak kelinci. Kriteria kelinci induk berkualitas diantaranya adalah dapat melahirkan anak dengan bobot yang berat, Berat tubuh setelah menyusui atau menyapih anak-anaknya tidak terlalu menyusut, dan kelinci yang memiliki laju pertumbuhan baik yang dihitung dari grafik pertambahan berat tubuh per ekor per minggu.

Kartu Induk Kelinci Ternak

Kegiatan ternak kelinci yang dikelola dengan baik harus memiliki pencatatan yang teratur. Pencatatan dilakukan terhadap setiap ekor induk kelinci, meliputi data-data tertulis dan asal-usul keturunan atau ras. Pencatatan tersebut dibuat dalam kartu induk kelinci yang dapat dipisahkan dalam kartu induk jantan dan kartu induk betina. Setiap ekor induk kelinci memiliki kartu induk sendiri-sendiri.

Dari data-data dalam kartu induk kelinci tersebut, setiap kelinci dapat diamati potensinya. Misalnya, untuk induk betina bisa ketahui apakah induk yang bersangkutan mudah dibuahi oleh kelinci jantan atau tidak, jumlah rata-rata anak saat melahirkan, bobot rata-rata anak saat melahirkan, tingkat kematian anak yang dilahirkan, potensi induk jantan untuk membuahi betinanya, keunggulan-keunggulan individu selama dalam pemeliharaan, serta kekurangan-kekurangannya.

Mengamati Dewasa Kelamin Kelinci

Masa dewasa kelamin atau matang gonad pada kelinci betina dan kelinci jantan tidak sama. Untuk kelinci betina, secara umum memiliki masa dewasa kelamin yang lebih cepat dibandinkan dengan kelinci jantan. Begitu pula masa dewasa kelamin pada setiap ras kelinci juga tidak sama.

Kelinci tipe berat yang memiliki bobot antara 5-8 kg, memiliki masa dewasa kelamin setelah berumur 7-8 bulan. Masuk dalam kategori kelinci berat antara lain kelinci ras Checkered Giant, Giant Chinchilla, dan Flemish Giant. Sementara itu untuk kelinci yang memiliki bobot lebih berat lagi, antar 10-12 kg, masa dewasa kelaminnya setelah kelinci tersebut berumur satu tahun. Kelinci tipe berat ini biasanya dipelihara atau diternakkan dengan tujuan untuk mendapatkan daging dan furnya.

Sementara itu, kelinci tipe sedang yang memiliki bobot tubuh antara 2-4 kg memiliki masa dewasa kelamin antara 5-6 bulan. Kelinci tipe sedang ini dipelihara atau diternakkan dengan tujuan untuk mendapatkan daging dan furnya. Termasuk kelinci dalam tipe sedang ini antara lain, kelinci ras New Californian, English Spot, Zealand White, Champagne d' Argent, Carolina, dan Simonoire.

Sedangkan kelinci tipe kecil atau mini yang secara fisik memiliki bobot tubuh antara 0,9-2 kg dan biasanya dipelihara sebagai hewan pemeliharaan atau ternak hias ini memiliki masa dewasa kelamin setelah kelinci tersebut berumur 3-4 bulan. Termasuk dalam kelinci tipe kecil diantaranya adalah kelinci ras Polish, Dutch, dan Nederland Dwarf.

Selain dipengaruhi oleh tipe ras dan jenis kelamin, masa dewasa kelamin pada kelinci juga dipengaruhi oleh faktor individu kelinci bersangkutan, nutrisi atau pakan yang diberikan, lokasi peternakan, serta sistem perkandangan. Pada kegiatan ternak kelinci yang sistem pemeliharaannya dicampur antara kelinci jantan dan kelinci betina dalam satu koloni, maka masa dewasa kelaminnya lebih cepat dibanding dengan kelinci yang sistem pemeliharaannya dilakukan secara terpisah.

Kegiatan budidaya kelinci pada umumnya dilakukan untuk beberapa tujuan utama, yaitu sebagai penghasil daging, penghasil daging dan fur, penghasil fur, penghasil woll, serta penghasil wool.

CARA MEMBUAT KOLAM IKAN

Cara Membuat Kolam Ikan - Selain nutrisi pakan dan bibit ikan, keberhasilan budidaya ikan juga sangat dipengaruhi oleh konstruksi kolam ikan tempat ikan dibudidayakan. Pembuatan kolam ikan menurut kaidah yang benar mampu menciptakan iklim kondusif bagi kelangsungan hidup ikan budidaya. Bahkan di negara dengan sektor perikanan maju seperti di Thailand, konstuksi kolam yang benar menjadi faktor penting keberhasilan budidaya ikan.

TEKNIK PEMBUATAN KOLAM IKAN

Cara membuat kolam ikan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu membuat kolam ikan permanen, semipermanen, serta nonpermanen.
Membuat kolam ikan secara permanen merupakan salah satu cara membuat kolam ikan bermodal besar, proses pembuatannya dilakukan dengan menggali tanah seluas yang diperlukan, kemudian dasar dan tepi kolam dibuat dinding permanen (terbuat dari tembok). Pada proses ini membutuhkan bahan-bahan bangunan seperti kapur atau gamping, pasir, batu, serta semen atau PC (portland cement). Cara membuat kolam ikan seperti ini tentunya membutuhkan biaya lebih besar daripada pembuatan nonpermanen, akan tetapi dilihat dari segi manfaat jangka panjang, membuat kolam ikan permanen justru lebih efisien karena biaya perawatannya menjadi lebih sedikit untuk budidaya ikan berkelanjutan.
Langkah awal cara membuat kolam ikan semipermanen hampir sama pada cara permanen, hanya saja dinding kolam ditutup menggunakan mulsa PHP (mulsa plastik hitam perak) atau bisa juga menggunakan terpal.
Sedangkan dalam membuat kolam ikan nonpermanen merupakan cara membuat kolam ikan beralaskan tanah, pada proses pembuatannya cukup menggali tanah seluas yang diperlukan secara benar.

BAHAN PEMBUATAN KOLAM IKAN




  1. Anyaman terbuat dari kawat atau anyaman bambu untuk saringan air, baik di pintu masuk maupun pintu pembuangan.
  2. Kolam permanen membutuhkan batu, semen (PC), pasir, kapur. Penggunaan kapur sebenarnya mengurangi kekuatan dinding kolam ikan, akan tetapi juga diperlukan untuk mempercepat pertumbuhan lumut sehingga membantu menambah nutrisi kebutuhan ikan.
  3. Papan kayu untuk pintu air model monik.
  4. Peralon atau pipa PVC untuk membuat pintu masuk maupun pintu keluarnya air. Dapat juga menggunakan bambu dilubangi bagian dalamnya tepat di pertemuan dua ruas sehingga air dapat mengalir.
  5. Bilah bambu untuk tiang pancang (patok) benang pemandu, pembatas bentuk, dan ukuran setiap bagian kolam.
  6. Benang sebagai pemandu ukuran dan bentuk bagian-bagian kolam.
  7. Pensil maupun alat tulis lain untuk membuat gambar sket, mencatat ukuran-ukuran serta ketentuan lain yang diperlukan.

ALAT PEMBUATAN KOLAM IKAN

Secara umum peralatan membuat kolam ikan permanen adalah peralatan tukang bangunan seperti cangkul, cetok, penggosok dinding (lepan), dll. Pada pembuatan kolam ikan semipermanen, membutuhkan paku pasak terbuat dari bambu untuk memasak mulsa PHP pada dinding tanah.
  1. Cangkul. Cangkul digunakan untuk menggali tanah, melumatkan serta mencampur tanah atau material (pembuatan kolam ikan permanen).
  2. Linggis. Linggis diperlukan untuk menggali tanah keras (wadas).
  3. Lempak. Lempak diperlukan untuk merapikan dinding kolam.
  4. Selang plastik, digunakan untuk mengukur kemiringan maupun bagian-bagian lain.
  5. Martel (palu). Martel digunakan untuk menancapkan patok, memasang pasak bambu pada pembuatan kolam semipermanen.
  6. Saringan pasir dari kawat. Saringan kawat digunakan untuk menyaring pasir.
  7. Cetok. Cetok digunakan untuk menembok dan memoles adonan material pada pembuatan kolam permanen.
  8. Penggosok (lepan). Penggosok (lepan) digunakan untuk memoles lapisan semen dan kapur.
  9. Meteran atau teodolith. Meteran atau teodolith digunakan untuk mengukur baik panjang, lebar maupun tinggi kolam.

CARA MEMBUAT KOLAM IKAN

Sebelum membuat kolam ikan, langkah pertama tentukan lokasi pembuatan kolam ikan, kemudian ukur luas lahan, kemiringan lahan, serta batas-batas pembuatan kolam ikan. Buatlah skesta gambar dan skema atau gambar konstruksi kolam ikan yang akan dibuat. Kemudian lakukan penggalian tanah dan pembuatan tanggul (pematang). Setelah selesai melakukan penggalian, langkah selanjutnya adalah membuat caren serta melakukan pemasangan perlengkapan seperti saringan air, pemasangan pintu air baik pintu masuk maupun pintu keluar.

1. Menentukan Lokasi Kolam Ikan

Sebelum melakukan pembuatan kolam ikan, perlu diperhatikan lokasi yang akan dibuat kolam. Hal ini penting untuk mengetahui jenis tanah, menentukan pusat pengambilan air pintu masuk, serta pembuangan air. Tanah yang baik untuk membuat kolam ikan adalah tanah berstruktur liat berpasir. Cara mengetahui jenis tanah pasir, liat, atau gembur secara sederhana dapat dilakukan dengan mengambil lapisan tanah atas (top soil) dan lapisan bawah, kemudian masing-masing ditambahkan air sampai kondisi tanah menjadi jenuh (lembek). Setelah tanah lembek, kemudian ambil dan kepal, tekan kuat-kuat. Jika di telapak tangan meninggalkan sedikit pasir berarti tanah tersebut merupakan tanah jenis liat atau gembur. Sedangkan jika di telapak tangan meninggalkan banyak pasir berarti tanah tersebut merupakan jenis tanah pasir.

2. Pengukuran Lokasi Kolam Ikan

Pengukuran luas lahan untuk budidaya ikan dapat dilakukan menggunakan meteran biasa atau menggunakan teodolith. Kemiringan tanah diukur menggunakan selang plastik (water pass) dengan cara menarik salah satu ujung selang ke bagian tepi batas kemudian direntangkan sampai ke sisi lain yang akan diukur kemiringan tanahnya. Cara pengukuran ini dilakukan oleh dua orang untuk mempermudah pekerjaan. Permukaan air di kedua ujung selang menjadi batas tingkat kerataan tanah. Ukur permukaan air dari permukaan tanah pada kedua ujung selang. Selisih jarak permukaan tanah dengan permukaan air pada satu sisi dengan jarak permukaan tanah dengan permukaan air pada sisi lain merupakan tingkat kemiringan lahan. Lakukan sampai berapa kali di tempat lain untuk diambil rata-ratanya, kemudian dijumlahkan lalu dibagi jumlah titik pengukuran.

3. Pengamatan Lokasi Kolam Ikan

Pengamatan lokasi pembuatan kolam ikan diperlukan untuk mempermudah pembuatan sketsa konstruksi kolam ikan serta mempermudah pekerjaan pembuatan. Hal-hal yang perlu dilakukan disini adalah pengamatan terhadap jenis tanaman sekitar, bebatuan, serta saluran irigasi. Tanaman di sekitar lokasi lahan perlu diamati untuk menentukan apakah mau dipertahankan atau ditebang dengan melihat aspek nilai manfaatnya terhadap kolam ikan di kemudian hari. Saluran irigasi sangat penting pada pembuatan kolam ikan, karena menentukan pembuatan pintu masuk air sekaligus pintu keluarnya.

4. Membuat Sketsa Lokasi Kolam Ikan

Setelah melakukan beberapa langkah seperti di atas, langkah selanjutnya adalah membuat sketsa gambar sebelum melakukan pembuatan gambar skema konstruksi kolam ikan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pekerjaan pembuatan konstruksi. Hal-hal yang dijumpai di lapangan ketika melakukan pengamatan dituangkan dalam gambar sketsa.

5. Membuat Gambar Skema Konstruksi Kolam Ikan

Langkah selanjutnya adalah membuat gambar skema konstruksi kolam ikan disesuaikan ukuran dan luas lahan tersedia. Pembuatan gambar skema konstruksi harus lengkap dan detail, setiap bagian dalam gambar juga dibuatkan gambar tersendiri untuk memperjelas saat proses pembuatan kolam ikan. Contoh gambar skema konstruksi pembuatan kolam ikan dapat dilihat di bawah ini:

kolam ikan

Pembuatan gambar konstruksi pintu air kolam ikan, meliputi:
  1. Membuat gambar pintu masuk air.
  2. Membuat gambar pintu pembuangan air.

    kolam ikan
  3. Pintu pembuangan air model monik.

    kolam ikan
  4. Pintu pembuangan air dari bambu atau pipa PVC siku atau model “L”.

    kolam ikan

6. Penggalian Tanah dan Pembuatan Pematang atau Tanggul Kolam Ikan

Langkah cara membuat kolam ikan selanjutnya adalah melakukan penggalian terhadap tanah menggunakan peralatan seperti cangkul, linggis maupun lempak untuk memudahkan serta mempercepat pekerjaan. Penggalian tanah dengan memperhatikan skema gambar konstruksi yang sudah dibuat sebelumnya. Tanggul atau pematang harus kuat agar tanah tidak mudah longsor karena tanggul atau pematang kolam ini tidak hanya menampung air tetapi juga menahan tekanan air terutama saat terjadi hujan deras.

Pada pembuatan kolam tradisional (nonpermanen), pembuatan pematang atau tanggul kolam dengan cara memadatkan tanah galian. Agar tanggul lebih kuat, pembuatan tanggul jangan sekali jadi, harus dilakukan secara bertahap. Dalam membuat tanggul kolam ini, faktor tanah mempengaruhi tingkat kepadatan. Kekuatan tanggul atau pematang selain dipengaruhi oleh jenis tanah juga oleh lebar sempitnya ukuran tanggul. Semakin lebar ukuran tanggul akan semakin kuat meskipun dari sudut efisiensi penggunaan lahan kurang efisien.

Tanggul pembuatan kolam ikan semipermanen sama seperti pada cara membuat kolam ikan nonpermanen hanya saja permukaan dan bagian dinding kolam ditutup menggunakan mulsa PHP (mulsa palstik hitam perak). Penutupan mulsa PHP dilakukan sampai di dasar dinding kolam kemudian permukaan dasarnya ditutup lagi menggunakan tanah. Hal ini bertujuan menghindari terjadinya kebocoran akibat lubang tikus, kepiting maupun hama pengganggu lainnya. Sedangkan pada tanggul kolam secara permanen selain lebih kuat juga aman dari kebocoran atau rembesan akibat hama sawah karena kolam permanen terbuat dari dinding semen. Pembuatan tanggul atau pematang secara permanen sebetulnya lebih kuat, tetapi memerlukan biaya lebih banyak.

Beberapa contoh meembuat tanggul kolam ikan :
a. Membuat Tanggul Kolam Ikan Pada Lahan Datar
Pada contoh ini, tanggul dibuat dengan cara membuat timbunan tanah yang diambil dari masing-masing sisi dasar kolam. Tanah dasar kolam dicangkul secara merata, dan cangkulan tanah tersebut digunakan sebagai timbunan tanggul pada masing-masing sisi dengan pembagian secara merata.

b. Membuat Tanggul Kolam Ikan Pada Lahan Agak Miring
Pada contoh ini, tanggul dibangun menggunakan lapisan tanah permukaan dengan cara penimbunan dari setiap sisi lahan. Sisi lahan yang lebih rendah memperoleh timbunan tanah lebih banyak dibanding sisi lahan lebih tinggi. Misalnya, dua bagian dari tanah yang akan dijadikan kolam diangkat lalu diletakkan pada sisi lahan lebih rendah, sedangkan satu bagiannya diangkat lalu diletakkan pada sisi lahan lebih tinggi.

c. Membuat Tanggul Kolam Ikan Pada Lahan Miring
Pada contoh ini, tanggul dibuat dengan cara mencangkul salah satu sisi bagian dasar kolam ikan yang permukaannya lebih rendah. Kemudian tanah galian tersebut digunakan sebagai timbunan tanah yang berfungsi sebagai tanggul pada sisi kolam tersebut. Sedangkan sisi kolam yang memiliki permukaan lebih tinggi dengan sendirinya akan membentuk dinding, setelah dasar kolam digali.

Membuat Sumbatan
Sumbatan berfungsi memperkuat tanggul agar tidak mudah terjadi kebocoran. Sumbatan dibuat dari tanah liat berpasir yang dilumatkan. Waktu membuat sumbatan ini bersamaan dengan pembuatan tanggul kolam ikan. Beberapa peternak ikan kadang-kadang membuat sumbatan ini setelah tanggul selesai dibangun. Cara membuat sumbatan tanggul adalah dengan terlebih daahulu menggali lokasi atau tempat tanggul akan dibangun. Kedalaman galian tanah tersebut kurang lebih 0,25 m, lebar disesuaikan lebar tanggul yang akan dibangun di atasnya. Pada lubang galian tersebut, masukkan lumatan tanah liat berpasir (jawa=jledrogan) setinggi 50 cm. Setelah timbunan jledrogan tersebut agak keras, kemudian di atasnya pada bagian tengah, dengan ketebalan kurang lebih sepertiga bagian dari rencana lebar tanggul, ditambahkan lagi lumatan atau jledrogan tersebut setinggi kira-kira sebatas permukaan air kolam yang telah direncanakan.

Teknis pembuatan tanggul ini dibuat secara bertahap. Yaitu dengan terlebih dahulu membuat sumbatan bagian bawah setinggi 50 cm hingga selesai. Setelah sumbatan agak mengering dan keras maka tambahan sumbatan tersebut (berupa lumatan tanah berpasir seperti pada lumatan di bawahnya), bisa ditambahkan. Jika rencana lebar tanggul adalah 90 cm, maka ketebalan sumbatan bagian bawah juga 90 cm, dengan ketebalan sumbatan bagian atas 30 cm. Jika rencana ketinggian air dari dasar kolam 60 cm, maka ketinggian sumbatan bagian atas adalah 35 cm.

Setelah pembuatan sumbatan mengering, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penimbunan pada kedua sisi sumbatan bagian atas hingga membentuk tanggul setengah jadi. Demikian pembuatan sumbatan tanggul kolam telah selesai, seperti tampak pada gambar di bawah.

kolam ikan

kolam ikan

Setelah pembuatan tanggul selesai, untuk memperkuat tanggul agar tidak mudah terkikis oleh air, maka pada bagian sisi dalam tanggul bisa dipasang penguat terbuat dari pasangan batu kali atau batu bata yang pasang menggunakan campuran atau adukan semen dan pasir.

Jika merencanakan untuk membuat tanggul yang diperkuat dengan pasangan batu kali atau batu bata, maka pembuatan sumbatan pada tanggul tidak perlu dibuat. Pemasangan penguat tanggul dari pasangan batu kali atau batu bata ini sudah cukup kokoh, sehingga tanggul yang dibuat tidak perlu mengikuti aturan pembuatan tanggul seperti di atas. Bahkan begitu tanggul dipasang, tanpa menunggu tanah mengeras terlebih dahulu sudah bisa langsung dipasang penguat pada sisi bagian dalamnya.

Dengan pemasangan penguat dinding kolam menggunakan tembok ini, maka tanggul tidak perlu dibuat miring. Lebar penguat tanggul atau dinding kolam juga harus disesuaikan dengan komposisi campuran semen (PC) dan pasir. Semakin banyak komposisi PC dalam campuran, maka dinding semakin kuat, tetapi biaya untuk membuat penguat ini juga cukup besar. Sebagai komposisi standar

Tanggul tidak harus lebar di bagian bawah. Tebal maupun lebar tanggul penguat tergantung pada komposisi campuran semen (PC) dan komponen lain. Semakin banyak semen PC akan semakin kuat, hanya saja biayanya cukup besar. Patokan komposisi campuran material yang dapat digunakan sebagai referensi membuat dinding kolam adalah 1 semen dan 5 pasir, dengan ketebalan dinding kolam ideal 50 cm.

Dasar dinding penguat tanggul sedalam 30 cm di bawah permukaan dasar kolam. Dinding penguat yang dibuat dari pecahan bata penataannya harus dibuat sedemikian rupa sehingga permukaan yang menghadap ke kolam terlihat rata dan rapi.

Saat melakukan pemasangan pecahan batu atau batu bata, maka cara pemasangannya harus disusun sedikit sigsag saling berseberangan agar saling memperkuat posisi masing-masing pecahan batu maupun batu bata tersebut.

Bagi kolam yang potensi airnya terbatas atau minim, maka pembuatan dinding sebaiknya diperkuat oleh dinding tembok, menggunakan semen sebagai komposisi campuran dalam membuat dinding tembok. Selain itu, permukaan yang menghadap ke kolam juga perlu diplester agar bisa mengurangi rembesan air.

7. Membuat dan Pemasangan Perlengkapan Kolam Ikan

Pemasangan dan pembuatan pintu keluar maupun pintu masuk air dilakukan bersamaan saat membuat tanggul. Sebelum tanggul selesai dibuat, pintu masuk air dan saluran pembuangan, yang merupakan kesatuan dari dinding kolam, harus mulai dikerjakan agar proses pembuatannya lebih efisien.

Untuk mengoptimalkan fungsinya selama kegiatan pemeliharaan, kolam ikan perlu diberi pintu-pintu air. Disamping untuk memudahkan pemeliharaannya, pintu air berfungsi mengatur sirkulasi air di dalam kolam. Dilihat dari fungsinya, pintu air pada kolam ikan terdiri dari 2 macam, yitu pintu masuk dan pintu pembuangan atau saluran pembuangan. Standar teknis membuat kolam ikan ideal paling tidak memiliki satu pintu masuk air dan satu saluran pembuangan. Pintu masuk air berfungsi mengatur besar kecilnya debit air yang masuk ke dalam kolam. Sementara itu, pintu atau saluran pembuangan berfungsi mengatur ketinggian permukaan air kolam serta sebagai saluran menguras air saat dilakukan pengeringan maupun pemanenan.

Kolam ikan yang memiliki tanggul atau dinding kolam dari tanah serta tidak diperkuat menngunakan penguat dari pasangan batu atau batu bata, sebaiknya menggunakan pintu air terbuat dari PVC atau bambu, agar saat ingin melakukan perbaikan, saluran air tersebut tidak terlalu mahal untuk diganti. Selain itu, cara pemasangan pintu air dari PVC maupun bambu ini boleh dibilang mudah, yaitu cukup membenamkan bagian tengah PVC atau bambu ke dalam dinding atau tanggul. Kedua ujungnya dibiarkan terbuka, posisi mendatar serta sejajar permukaan saluran sumber air. Salah satu ujung PVC atau bambu tersebut dibuat mencuat di atas permukaan kolam.

Untuk pemasangan pintu pengeluaran atau saluran pembuangan pada kolam ikan tidak berbeda jauh dengan pemasangan pintu pemasukan air. Saluran pembuangan dibuat sebanyak dua buah. Saluran pembuangan pertama berfungsi sebagai saluran pengurasan air yang dipasang di bawah permukaan dasar kolam atau sejajar permukaan caren. Saluran pembuangan kedua berfungsi sebagai pintu keluar air dan pengatur ketinggian permukaan kolam. Pemasangan saluran pembuangan kedua ini ditentukan berdasarkan rencana ketinggian permukaan air kolam. Cara pembuatan kedua saluran pembuangan ini sama dengan pemasangan pada pintu masuk air, yaitu membenamkan pipa PVC atau bambu ke dalam tanggul.

Pintu pembuangan air dari pipa PVC dapat dibuat dua model. Model pertama dibuat seperti pintu air dari bambu, dan model kedua dipasang dengan posisi mendatar pada kolam. Ujung pipa yang satu mencuat di bagian dalam pematang tepat di dasar kolam dan ujung lainnya mencuat di luar tanggul. Ujung pipa PVC yang mencuat di luar tanggul disambung menggunakan pipa siku serta disambung lagi dengan potongan pipa PVC setinggi tanggul kolam. Bila dilihat secara utuh, model pintu pengeluaran ini tampak seperti huruf L. Keuntungan pintu air model ini adalah dapat diputar ke kiri atau ke kanan sehingga ujung luar pipa posisinya dapat diatur tegak atau miring. Dengan mengatur kemiringan pipa pengeluaran air ini, kedalaman air kolam dapat diatur sesuai kehendak.

Jumlah dan ukuran pintu keluar air disesuaikan dengan kapasitas air masuk. Minimal jumlah maupun ukuran pintu sama dengan jumlah pintu masuk air. Biasanya kolam yang cukup luas mempunyai dua buah atau lebih pintu masuk maupun pintu keluar air. Letak pintu air ini disesuaikan pula dengan bentuk kolam maupun letak sumber air ataupun saluran pembuangan. Letak pintu masuk dan pembuangan air ideal adalah bersilangan. Bila pintu masuk terletak di bagian depan sisi kanan, maka pintu pembuangannya berada di bagian belakang sisi kiri.

Pada kolam ikan dengan tanggul atau dinding permanen, pintu pemasukan dibuat dengan cara membuat cekungan atau dalam Bahasa Jawa coakan pada dinding kolam yang berada tepat pada saluran sumber air. Pada cekungan atau coakan tersebut diberi jeruji bersi yang dipasang secara berjajar ke samping atau ke atas. Jarak antar jeruji besi disesuaikan kebutuhan. Untuk menghindari masuknya hama ikan lele, pada sisi yang menghadap arah aliran air masuk dipasang saringan dengan kerapatan sesuai kebutuhan. Pemasangan saringan maupun jeruji besi ini juga berfungsi sebagai penahan sampah atau kotoran yang masuk ke dalam kolam.

Jeruji besi dapat diganti menggunakan kawat yang dianyam serta diberi bingkai bambu sebagai saringan. Pemasangan saringan pada pintu ini harus diberi patok di sisi dalam cekungan agar cukup kuat menahan aliran air atau sampah yang terangkut. Patok ini dipasang pada sisi tegak serta masing-masing dipasang minimal 2 patok berseberangan. Pada cekungan ini dapat pula dibuat cekungan lagi dengan posisi membujur searah dengan posisi tanggul untuk menancapkan saringan air.

Model pintu air lain yang juga cukup dikenal di masyarakat adalah pintu air sistem monik. Pintu air sistem monik ini dapat diaplikasikan untuk pintu pemasukan dan pintu pembuangan. Selain dapat mempermudah kegiatan pengurasan, pintu air sistem monik ini pun memiliki fungsi sangat besar, terutama untuk menjaga kualitas air agar tetap dalam kondisi baik.

Pintu air model monik dibuat secara permanen dari pasangan batu bata, dan bangunan utamanya dibuat mirip dengan pintu masuk pada tanggul permanen. Bedanya pada pintu model monik adalah celah penyekat dibuat lebih dari satu, dimana celah penyekat berfungsi untuk menempatkan papan-papan kayu yang disusun bertumpuk. Dengan cara ini, aliran air masuk maupun keluar dapat diatur. Demikian pula ketika melakukan pengurasan kolam untuk panen tidak perlu merusak pintu air, tetapi cukup melepas papan-papan penyekatnya saja. Untuk mengeluarkan sampah pun cukup dengan membuka salah satu potongan papan penyekat paling atas, sehingga tidak perlu masuk ke dalam kolam.

Membuat pintu monik pada tanggul tanah maupun permanen tidak berbeda. Pintu air ini berdiri tegak dari dasar kolam sampai permukaan tanggul.
Saringan pada pintu air model monik dipasang di bagian bawah pelapis kayu pada sekat sisi dalam atau bagian atas pelapis kayu sisi luar. Untuk mempermudah pengambilan sampah kolam dan menyumbat aliran air, sebaiknya saringan dipasang di bagian atas dari pintu air yang berada di sisi luar. Berbeda dengan pemasangan saringan pada pintu air dari bambu atau pipa PVC, saringannya dipasang di bagian depan sesuai arah aliran air.

Perangkat lain yang harus tersedia pada kolam ikan adalah caren atau kemalir. Caren merupakan saluran atau parit yang dibuat di dasar kolam dengan cara menggali tanah di dasar kolam dengan ukuran serta bentuk yang disesuaikan dengan ukuran dan bentuk konstruksi kolam. Dalam konstruksi kolam, caren memiliki fungsi mempermudah pemanenan atau penangkapan ikan saat melakukan kegiatan panen. Selain itu, tidak kalah pentingnya bahwa keberadaan caren ini sekaligus sebagai tempat penimbunan endapan lumpur maupun sisa-sisa pakan ikan serta sebagai pengatur sirkulasi air di dasar kolam ikan. Kebanyakan peternak ikan belum memahami fungsi teknis dari keberadaan caren ini sehingga mereka membuat caren atau kemalir secara sembarangan. Bahkan para ahli perikanan pun kebanyakan beranggapan bahwa membuat caren ini hanya berfungsi mempermudah penangkapan ikan saat dilakukan kegiatan panen.

Dari segi teknis, dalam konstruksi kolam ikan, caren merupakan saluran yang berperan sebagai penyambung fungsi pintu masuk air dengan saluran pembuangan. Salah satu ujung parit berfungsi sebagai muara pintu masuk air sedangkan ujung lainnya bermuara ke pintu pembuangan. Agar pembuatan caren tidak mengalami kesulitan saat dikerjakan di lahan, sebelumnya perlu dibuatkan gambar konstruksi terlebih dahulu. Bagaimana stuktur pintu masuk air serta bagaimana arah dan bentuk caren yang akan dibuat.

Untuk kolam ikan yang memiliki pintu pemasukan air lebih dari satu buah, maka jumlah caren yang dibutuhkan juga sama dengan jumlah pintu air tersebut. Caren dibuat dengan arah menyesuaikan keberadaan pintu air pada kolam ikan. Sementara itu, ukuran caren menyesuaikan ukuran kolam, kurang lebih 10% dari luas kolam. Berikut ini beberapa gambaran mengenai ukuran caren pada kolam ikan.
  • Untuk luas kolam 100 m², maka luas caren ideal adalah 5 m²
  • Untuk luas kolam1.000 m², maka luas caren ideal adalah 50 m²
  • Untuk luas kolam 10.000 m², maka luas caren ideal adalah 1.000 m²

PEMBIAKAN BIBIT JAMUR KUPING TAHAP PERTAMA

Perbanyakan bibit jamur kuping dilakukan dalam suatu proses produksi pembiakan. Proses pembiakan dilakukan dalam empat tahap pembiakan. Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai tahap pertama pembiakan bibit jamur kuping.

Kegiatan pembiakan bibit jamur kuping pada tahap pertama ini merupakan pembiakan spora (basidiospora) yang dihasilkan oleh basidium dan dilakukan dengan cara kultu jaringan. Produk yang dihasilkan pada pembiakan spora adalah miselium jamur yang berupa benang-benang halus. Miselium jamur kuping ini kemudian disebut sebagai turunan pertama (F1).

Pembiakan Bibit Jamur Kuping Tahap Pertama

Langkah awal yang harus dilakukan sebelum kegiatan proses pembiakan spora dikerjakan adalah mempersiapkan bahan atau media tumbuh dan peralatan. Beberapa peralatan yang perlu dipersiapkan dalam kegiatan ini meliputi tabung reaksi, kertas loyang atau kantong plastik, kapas, rak penyimpanan, tali karet, meja pembiakan, autoclave (alat sterilisasi otomatis, dan perlengkapan lain. Peralatan tersebut harus diadakan terlebih dahulu agar kegiatan pembiakan tidak mengalami hambatan.

Pada saat yang sama, penyiapan media tumbuh juga harus dilakukan karena rangkaian kegiatan ini sebaiknya tidak terputus yang disebabkan tidak siapnya salah satu material. Dalam kegiatan pembiakan bibit jamur kuping tahap pertama ini media tumbuh yang biasa digunakan dikategorikan dalam dua kelompok utama, yaitu kelompok yang berasal dari bahan-bahan alami dan kelompok yang berasal dari bahan-bahan semi sintesis. Bahan-bahan alami yang dapat digunakan sebagai media pembiakan adalah bawang, tepung jagung, tepung kentang, atau bahan-bahan organik lain. Bahan-bahan alami ini digunakan dalam bentuk ekstrak atau cariran jernih maupun decoction atau rebusan.

Sementara itu , bahan-bahan semi sintetis yang dapat digunakan sebagai media tumbuh dalam kegiatan pembiakan jamur kuping adalah campuran agar, glukose, ekstrak ragi, atau campuran kentang-glukose-agar, atau campuran agar dan pepton-glukose.

Diantara bahan-bahan tersebut di atas, bahan semi sintetis berupa campuran agar, glukose, dan kentang (tepung kentang) merupakan bahan yang paling efektif untuk digunakan sebagai media pembiakan jamur kuping. Tepung agar digunakan sebanyak 1,5% — 2%. Sementara itu, komposisi baha-bahan lain ditentukan berdasarkan proses uji coba karena memang tidak ada ketentuan secara khusus mengenai komposisi tersebut.

Berbagai alternatif komposisi yang dapat dijadikan sebagai referensi untuk membuat media tumbuh pembiakan jamur kuping tahap pertama ini adalah:



  1. Potato Dextrose Yeast Extract Agar (PDY): Komposisi media tumbuh jamur kuping ini telah berhasil digunakan dalam pembiakan miselium F1 di Balai Benih Induk Ngipiksari, Yogyakarta. Komposisi media ini terdiri atas kentang, dextrose (glukose), dan tepung agar.
  2. Buat campuran bahan alami berupa parutan ubi kentang, bawang bombai dan tepung aren atau enau. Campuran bahan-bahan tersebut dimasukkan dalam larutan agar. Komposisi ideal untuk campuran media ini adalah 100 gram ubi kentang, 50 gram bawang bombai, 150 gram tepung aren, dan 150 gram agar.
  3. Buat campuran antara media agar, sari buncis, dan touge. Campur hingga rata kemudian direbus selama satu jam. Campuran tersebut bisa digunakan sebagai media untuk biakan murni atau kultur jarinan setelah ditanaman atau diolesi dengan sayatan bagaian tubuh buah jamur kuping dewasa.
Setelah semua peralatan dan bahan siap, kegiatan pembiakan bibit jamur kuping bisa dimulai dengan mempersiapkan media tumbuh untuk biakan dimaksud. Dari beberapa komposisi media tumbuh di atas, pada artikel ini hanya akan dibahas contoh pembuatan media biakan menggunakan media PDY.

Pembuatan media tumbuh PDY dimulai dengan mempersiapkan kentang segar sebanyak 200 gam. Cuci hingga bersih kentang tersebut dengan tidak mengupas kulitnya. Setelah itu, kentang diiris-iris atau dicacah kemudian dicuci hingga bersih. Proses pencucian kentang ini dilakukan dengan cara mencuci berulang-ulang irisan kentang hingga air bekas cuciannya tampak jernih. Langkah selanjutnya adalah membilas irisan kentang menggunakan air suling atau aquadest. Kemudian irisan kentang tersebut direndam menggunakan panci dalam 700-1000 ml air aquadest selama 10 menit. Rendaman irisan kentang kemudian direbus dengan menyertakan irisan kentang tersebut hingga volume airnya menyusut tinggal 500-600 ml. Lama proses perebusan kurang lebih 1 jam. Setelah agak dingin, air rebusan ini, sudah bisa dikatakan sebagai ekstrak kentang, disaring menggunakan kain yang halus atau kain yang biasa digunakan untuk menyaring ekstrak ini adalah kain flanel. Air saringan ditampung dalam botol.

Pada ekstrak kentang yang sudah ditampung dalam botol tersebut ditambah dengan air bersih hingga volumenya mencapai 1000 ml. Langkah selanjutnya adalah menambahkan 10-20 gram glukose (dextrose) dan 9-15 gram tepung agar ke dalam ektrak kentang lalu diaduk hingga rata. Rebus campuran tersebut menggunakan autoclave pada tekanan 15 lbs selama limabelas menit.

Setelah perebusan selesai, campuran tersebut siap digunakan sebagai media tumbuh biakan bibit jamur. Media tumbuh kemudian didinginkan dan dimasukkan dalam tabung reaksi pembiakan dan bisa digunakan sebagai media tumbuh biakan murni (kultur jaringan) sebanyak 150-200 buah tabung biakan. Media tumbuh tersebut harus segera digunakan agar tidak tekontaminasi oleh mikroorganisme baik bakteri maupun fungi yang dapat mencemari dan berseifat merusak media. Jika media tumbuh yang sudah dibuat melebihi kapasitas tabung reaksi, sebaiknya disimpan dalam ruangan bersuhu dingin dan steril. Sisa media tumbuh ini dapat digunakan untuk proses pembiakan bibit jamur kuping pada periode berikutnya.

Setiap satu buah tabung reaksi pembiakan diisi kurang lebih satu sendok makan media tumbuh, kemudian tabung reaksi terebut ditutup atau disumbat menggunakan kapas. Bagian luar sumbatan kapas tersebut dibalut menggunakan kertas loyang yang sudah dipersiapkan kemudian diikat menggunakan tali karet. Lakukan pekerjaan serupa terhadap semua tabung reaksi pembiakan.

Setelah semua proses pengisian tabung reaksi pembiakan selesai, lalu melakukan proses sterisilasi pada tabung-tabung reaksi tersebut. Proses sterilisasi dilakukan dengan cara merebus tabung reaksi pembiakan menggunakan alat steril otomatis atau autoclave dalam suhu 125°C selama 1 jam. Untuk melakukan penghematan atau efisiensi baik waktu maupun biaya perebusan saat melakukan sterilisasi, maka tabung reaksi pembiakan ditata sedemikian rupa dalam autoclave sehingga semua ruangnya dapat dimanfaatkan dengan baik.

Setelah proses sterilisasi selesai, tabung reaksi disimpan dalam ruangan yang steril. Kertas loyang penutup kapas pada bagian luar tabung reaksi dilepas dan tabung disimpan dalam rak penyimpanan dengan posisi miring. Penyimpanan dengan posisi miring ini bertujuan untuk menyebarkan media tumbuh pada dinding tabung reaksi pembiakan bagian dalam sehingga penyebaran miselium yang diinokulasi bisa merata pada dinding tabung. Dengan demikian, proses pengambilan miselium untuk dikembangkan pada tahap pembiakan berikutnya lebih mudah. Biarkan media tumbuh steril ini menjadi dingin dalam suhu kamar kurang lebih selama 24 jam.

Media yang telah didinginkan siap untuk dilakukan inolulasi atau penanaman. Siapkan tubuh jamur kuping yang telah dewasa yaitu berumur 3-4 minggu semenjak pembentukan calon tubuh jamur atau pin head. Inokulasi atau penanaman bibit jamur diambilkan dari tubuh buah jamur kuping tersebut.

Tubuh buah jamur yang sudah dipilih untuk diambiil jaringannya dibersihkan dan dicuci hingga bersih lalu dicelupkan dalam alkohol 70% selama 5 menit untuk memastikan bahwa tubuh buah jamur tersebut telah steril. Selain menggunakan alkohol dapat juga menggunakan bahan kimia lain seperti formalin 5%, sodium hipochloride atau calcium hipochloride 0,35%, silver nitrate 0,1%, mercuric cyanide 0,1%, carbonic acid 1%, potasium permanganat 2%, mercurochloride 0,001%, dan hydrogen peroxida 3%.

Siapkan wadah untuk meletakkan sayatan tubuh buah jamur steril tersebut. Wadah tersebut juga harus disterilisasi dengan cara dicuci menggunakan alkohol 70%. Letakkan tubuh buah jamur di atas wadah lalu wadah bersama tubuh buah jamur terebut diletakkan dalam meja pembiakan. Meja pembiakan segera diaktifkan dengan menekan tombol pengontak, sehingga lampu meja pembiakan nyala dan mesin penghisap udara (filter) bekerja.

Tunggu hingga tigapuluh menit untuk memastikan seluruh udara yang terkontaminasi di sekitar meja pembiakan terhisap. Ambil semua tabung pembiakan beserta rak penyimpannya dan diletakkan di atas meja pembiakan kemudian kapas penyumbatnya dibuka.

Lakukan penyayatan tubuh buah jamur kuping pada bagian yang paling tebal, yaitu bagian yang terletak pada ketiak jamur. Pada bagian ini terdapat sumber-sumber percabangan hifa atau miselium atau kantong basidiospora. Sayat bagian tersebut dengan lebar 0,1 cm, tebal 0,1 cm, dan panjang 1 cm. Untuk memudahkan penyayatan, maka gunakan pisau sayat lancip bertangkai yang biasa disebut spatula, atau bisa juga menggunakan pisau bedah. Pastikan pisau tersebut tajam dan steril. Masukkan sayatan tubuh buah jamur tersebut ke dalam tabung reaksi pembiakan, kemudian tutup kembali tabung reaksi yang telah diisi dengan sayatan tubuh buah jamur menggunakan kapas seperti semula. Tabung reaksi yang telah terisi kembali diletakkan pada rak penyimpanan. Lakukan pekerjaan serupa pada tabung reaksi lain. Satu buah tubuh buah jamur kuping dapat disayat sebanyak 10-15 kali.

Setelah proses inokulasi selesai, kemudian spora jamur kuping dalam tabung reaksi pembiakan disimpan dalam ruangan steril selama 20 hari. Penyimpanan spora tersebut harus dilakukan dalam ruangan yang agak gelam untuk mempercepat pembiakan spora menjadi miselium. Setelah 20 hari akan muncul benang-benang putih yang memenuhi media tumbuh. Benang-benang putih inilah yang dinamakan miselium jamur. Miselium jamur kuping ini selanjutnya digunakan sebagai bibit dalam pembiakan jamur kuping tahap kedua. Tabung reaksi yang gagal membentuk miselium segera disingkirkan dari ruangan agar tidak mencemari tabung-tabung lain. Tabung yang gagal dapat diidentifikasi dengan munculnya bau busuk dan berwarna cokela kehitaman. Tabung tersebut bisa dibersihkan dan disteril kembali untuk digunakan pada kegiatan pembiakan bibit jamur kuping lain waktu.

ARTIKEL POPULER