HAMA TANAMAN JAHE

Hama penyakit jahe merupakan organisme pengganggu yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi kegiatan usaha budidaya jahe. Kerugian yang ditimbulkan akibat serangan hama penyakit ini bisa dalam skala kecil maupun besar, bahkan tidak jarang yang mengakibatkan kegagalan budidaya. Oleh karena itu, untuk menunjang keberhasilan budidaya, hama penyakit tanaman jahe harus dikendalikan dengan serius. Pada artikel ini kami hanya mengulas tentang hama tanaman jahe, sedangkan penyakit pengganggu tanaman jahe dapat Anda lihat pada artikel kami lainnya yang berjudul Penyakit Tanaman Jahe. Berikut ini uraian mengenai hama yang biasa menyerang pada tanaman jahe.

Hama Tanaman Jahe

Hama merupakan binatang pengganggu atau perusak tanaman jahe yang pada periode atau musim tertentu dapat menimbulkan kerugian sangat besar. Hama yang biasa menyerang tanaman jahe diantaranya adalah kepik, ulat, kumbang, nematoda, dan kutu daun. Berikut ini cara pengendalian hama pengganggu tanaman jahe:

Hama kepik pada tanaman jahe

Hama kepik yang biasa menyerang tanaman jahe adalah Epilahre sp. Kepik merupakan hama utama pada tanaman jahe yang menyerang pada bagian daun. Daun yang terserang akan berlubang-lubang.

Hama kepik dapat dikendalikan dengan insektisida organi, yaitu dengan penyemprotan air tuba. Ambil kurang lebih satu 20 cm batang tuba yang sudah tua. Kemudian ditumbuk dan dicampur dengan satu tangki air selama semalam. Pagi harinya air disaring kemudian digunakan untuk menyemprot tanaman. Jika insektisida organik sudah tidak mampu mengendalikan, maka bisa mengendalikan dengan penyemprotan pestisida kimia. Bahan aktif yang bisa digunakan untuk mengendalikan hama kepik ini adalah profenofos, klorpirifos, deltametrin, sipermetrin, atau betasiflutrin. Dosis atau konsentrasi yang digunakan sesuai dengan petunjuk yang tertera pada kemasan.

Hama ulat pada tanaman jahe




Hama ulat yang biasa menyerang tanaman jahe adalah ulat penggerek akar yang memiliki nama latin Dichorcrosis puntiferalis. Hama ini cukup ganas menyerang tanaman jahe. Akar tanaman jahe yang terserang akan mengering dan akhirnya tanaman mati.

Hama ulat penggerek akar dapat dikendalikan dengan cara seperti pada pengendalian kepik. Insektisida organik dari tuba atau umbi gadung bisa digunakan untuk menyiram di sekitar titik tanam. Jika serangan parah, pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida nematisida berbahan aktif karbofuran dengan dosis 1 gram per titik tanam.

Hama kumbang pada tanaman jahe

Hama kumbang yang biasa menyerang tanaman jahe adalah Araeceras fascicularis dan Lasioderma serricorae. Hama kumbang jahe ini menyerang rimpang, yaitu kumbang betina meletakkan telur pada rimpang jahe menggunakan ovipositornya.

Pengendalian hama kumbang ini sama seperti pengendalian ulat. Untuk menghidari kumbang betina memasukkan telurnya ke dalam rimpang jahe, bisa dilakukan pengocoran menggunakan larutan air tuba seperti yang dilakukan untuk mengendalikan hama ulat penggerek akar. Penyemprotan pestisida kimia bisa dilakukan seperti pada pengendalian hama kepik.

Hama lalat rimpang pada tanaman jahe

Lalat rimpang merupakan hama yang sangat merugikan petani atau pembudidaya jahe. Jenis hama lalat rimpang yang sering tanaman jahe adalah Mimegrala coeruleifrons dan Eumerus figurans. Beberapa ahli menyebutkan bahwa serangan lalat rimpang ini berpotensi menimbulkan serangan busuk rimpang yang diakibatkan oleh bakteri. Namun, pengamatan lain menyebutkan bahwa hama lalat rimpang lebih berpotensi menyerang jika rimpang jahe sudah terinfeksi oleh bakteri. Terlepas dari pro dan kontra tersebut, yang jelas hingga saat ini lalat rimpang merupakan salah satu hama yang harus diperhatian dengan serius.

Pengendalian hama lalat rimpang perlu mendapatkan perhatian serius oleh petani atau pembudidaya jahe. Pada prinsipnya, pengendalian lalat rimpang ini bisa dilakukan seperti pada pengendalian lalat buah. Lihat LALAT BUAH (Bactrocera sp.). Untuk menghindari serangan pada rimpang, bisa dilakukan pembumbunan secara teratur terhadap rimpang jahe yang menyembul ke permukaan tanah. Selain itu, penyiraman dengan pestisida organik dan pemberian pestisida kimia seperti pada pengendalian hama ulat penggerek akar juga bisa dilakukan.

Hama nematoda pada tanaman jahe

Hama nematoda yang biasa menyerang tanaman jahe adalah Meloidogyne sp.. Hama ini menyerang tanaman jahe pada jaringan akar dan rimpang, sehingga mengakibatkan rimpang menjadi busuk. Akar yang terserang akan membentuk akan terbentuk bintil-bintil kecil akibat pembuluh kayu dan jaringan parenkim menjadi tidak normal. Oleh karena itu, hama ini juga sering disebut dengan hama bintil akar atau puru akar. Rimpang jahe yang terserang nematoda akan berwarna kecokelatan pada bagian permukaannya. Sudut antar tunas akan menunjukkan gejala water soak.

Pengendalian hama nematoda pada tanaman jahe bisa dilakukan menggunakan larutan air tubah, kemudian disiramkan di sekitar titik tanam. Selain itu, bisa juga dilakukan pengendalian secara kimiawi, yaitu dengan menggunakan insektisida nematisida berbahan aktif karbofuran dengan dosis 1 gram/titik tanam.

Hama kutu daun pada tanaman jahe

Hama kutu daun menyerang tanaman jahe dengan cara menghisap cairan tanaman baik pada bagian daun maupun cairan rimpang jahe pada saat awal penanaman. Hama kutu daun yang biasa menyerang tanaman jahe adalah Aspidiella hartii.

Pengendalian hama kutu daun pada tanaman jahe sama seperti pengendalian hama kepik. Hal yang perlu diperhatikan pada saat aplikasi pestisida kimia adalah penggunaan dosis yang terukur sesuai dengan petunjuk yang tertera pada kemasan. Lihat Petunjuk Aplikasi Pestisida

Demikian informasi ini kami sajikan, semoga artikel Hama Tanaman Jahe ini dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian. Terima kasih atas kunjungannya, salam Tanijogonegoro.

ARTIKEL POPULER