CARA APLIKASI PUPUK HIJAU SEBAGAI PUPUK ORGANIK

Pada artikel ini kami akan membahas cara aplikasi pupuk hijau sebagai pupuk organik. Pemanfaatan pupuk hijau sebagai pupuk organik pada dasarnya bertujuan untuk mengembalikan atau memperbaik struktur tanah. Sehingga dengan struktur tanah yang baik, maka penyerapan unsur hara oleh akar tanaman bisa lebih optimal. Selain itu, pemanfaatan pupuk hijau sebagai pupuk organik juga bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pemanfaatan pupuk hijau terutama dilakukan pada daerah yang memiliki kelembaban tinggi agar proses penguraian bahan-bahan organik dari pupuk hijau tersebut bisa berlangsung cepat.

Jenis tanaman leguminosae yang biasa digunakan sebagai pupuk hijau

Pada umumnya, pembudidaya yang sudah memanfaatkan pupuk hijau dalam teknologi budidaya menggunakan jenis tanaman leguminosae yang cepat terurai. Beberapa jenis tanaman leguminosae yang biasa digunakan sebagai pupuk hijau antara lain Crotalaria juncea, Crotalaria usaramoensis, Tephrosia vogelli, Tephroosia candida, dan Desmodium gyroides.

Pengaruh aplikasi pupuk hijau pada tanaman




Aplikasi pupuk hijau tentu saja akan memberikan pengaruh yang positif terhadap tanaman utama, terutama dalam menopang pertumbuhannya. Tambahan unsur hara yang disediakan melalui pemberian pupuk hijau dan pembenahan struktur tanah tentu akan meberikan pengaruh positif. Pertumbuhan tanaman akan lebih cepat dan tanaman akan lebih sehat. Apalagi peran pupuk hijau yang dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme dalam tanah, hal ini tentu akan menambah kecukupan zat-zat yang dibutuhkan oleh tanaman. Selain itu, pengaruh mikroorganisme yang menguntungkan juga dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit. Namun, perlu diperhatikan juga penggunaan atau aplikasi pupuk hijau sebagai pupuk organik harus dilakukan dengan hati-hati. Jangan dilakukan secara sembarangan, karena proses dekomposisi dalam tanah dapat merugikan tanaman utama. Proses dekomposisi akan membutuhkan air dalam jumlah banyak dan akan menghasilkan panas yang dapat menimbulkan resiko bagi pertumbuhan tanaman.

Hal yang harus diperhatikan dalam aplikasi pupuk hijau sebagai pupuk organik

  1. Aplikasi pupuk hijau sebaiknya tidak dilakukan di daerah kering, karena air yang tersedia pada tanah bisa digunakan untuk proses perombakan pupuk hijau tersebut, sehingga berpotensi mengurangi jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman. Hal ini dapat merugikan pertumbuhan tanaman.
  2. Aplikasi pupuk hijau sebaiknya dilakukan saat tanaman masih dalam keadaan sukulen atau setengah umur. Pada saat ini, kandungan lignin dan senyawa lain pada jaringan tanaman yang akan digunakan sebagai pupuk hijau masih rendah, sehingga akan mempercepat proses dekomposisi dengan perbandingan karbon dan nitrogen atau C/N rasio masih rendah. Aplikasi pupuk hijau dilakukan saat kondisi air tersedia cukup, sehingga akan mempermudah proses penguraian oleh mikroorganisme, biasanya dilakukan saat musim hujan.
  3. Beri jarak atau waktu antara aplikasi pupuk hijau dengan penanaman tanaman utama, sehingga dapat menghindari pengaruh proses dekomposisi terhadap tanaman utama. Biasanya jarak pemberian pupuk hijau dengan penanaman dilakukan dalam jangka waktu 14 hari atau dua minggu.

Cara aplikasi pupuk hijau

Aplikasi pupuk hijau dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan dibenamkan ke dalam tanah disekitar titik tanam atau ditebar langsung sebagai penutup tanah atau istilah lain adalah pemulsaan. Pembenaman pupuk hijau dapat dilakukan melalui dua cara, pembenaman dengan pencabutan dan pembenaman langsung atau tanpa pencabutan. Pada umumnya, aplikasi dengan cara ditebarkan atau teknik pemulsaan lebih sering dilakukan petani atau pembudidaya, karena proses aplikasinya mudah, sehingga dapat menekan biaya tenaga kerja.

Demikian informasi yang dapat kami sajikan mengenai cara aplikasi pupuk hijau sebagai pupuk organik. Mudah-mudahan informasi ini akan memberi manfaat kepada pembaca sekalian. Salam Tanijogonegoro.

ARTIKEL POPULER