Daftar Pestisida Terlarang

Daftar Pestisida Terlarang - Rusaknya ekosistem memang berdampak sangat signifikan bagi sektor pertanian, terutama subsektor budidaya tanaman, baik tanaman pangan, perkebunan, maupun hortikultura. Salah satu dampak yang ditimbulkan akibat kerusakan ekosistem adalah serangan hama penyakit pada tanaman yang semakin tidak terkendali dari waktu ke waktu. Tak mengherankan, jika petani berupaya untuk menyelamatkan kegiatan produksinya dengan menggunakan bahan-bahan kimia untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman, atau sering disebut dengan Pestisida. Memang, penggunaan pestisida semakin meningkat, terutama sejak revolusi hijau, terlebih lagi akhir-akhir ini, petani hampir selalu menggantungkan keberhasilan budidaya pada penggunaan pestisida.

Namun, penggunaan pestisida yang berlebihan dan tidak terkontrol tentu berdampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, sebagai petani, sebaiknya kita harus mengetahui prinsip-prinsip penggunaan pestisida. Baca PETUNJUK APLIKASI PESTISIDA dan EFEKTIFITAS PEMAKAIAN PESTISIDA. Selain memahami bagaimana cara penggunaan pestisida yang tepat, kita juga harus menghindari penggunaan pestisida yang dilarang, terlalu berbahaya untuk lingkungan, dan berdampak besar terhadap kelangsungan ekosistem.

Daftar Pestisida Terlarang

Pestisida merupakan bahan aktif yang beracun dan berbahaya, baik terhadap lingkungan maupun mahluk hidup, tak terkecuali manusia. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan negara-negera industri lainnya, telah menetapkan larangan untuk penggunaan pestisida tertentu karena terlalu berbahaya, terutama bagi manusia. Beberapa jenis pestisida tersebut diantaranya adalah:
  • Aldrin, dampak penggunaan pestisida ini terhadap kesehatan antara lain penyakit kanker, kerusakan atau cacat pada janin, dan kelainan.
  • BHC, dampak penggunaan pestisida BHC terhadap kesehatan antara lain penyakit kanker.
  • Chlordane, dampak penggunaan pestisida terhadap kesehatan antara lain penyakit kanker.
  • DBCP, dampak penggunaan pestisida ini terhadap kesehatan antara lain penyakit kanker, dan kemandulan pada pria.
  • DDT, bahaya pestisida DDT terhadap kesehatan antara lain penyakit kanker, dan kelainan syarat.
  • Heptachlor, dampak penggunaan pestisida ini terhadap kesehatan antara lain penyakit kanker.
  • Kepone, dampak penggunaan pestisida Kepone terhadap kesehatan antara lain penyakit kanker, dan kelainan syaraf.
  • Parathion, dampak penggunaan pestisida ini terhadap kesehatan antara lain cacat vetus, dan kelainan syaraf.
  • Paraquet, dampak penggunaan pestisida terhadap kesehatan antara lain cacat vetus, dan kelainan pernapasan.
  • Nitrofen, dampak penggunaan pestisida ini terhadap kesehatan antara lain penyakit kanker.
  • Toxaphene, dampak penggunaan pestisida ini terhadap kesehatan antara lain penyakit kanker.
  • 2.5.5 T, dampak penggunaan pestisida terhadap kesehatan antara lain penyakit kanker, dan kelainan bawaan.
Oleh karena itu, sebagai petani atau pembudidaya tanaman, sebaiknya kita harus tetap bijak dalam penggunaan pestisida. Pegang prinsip-prinsip aplikasi pestisida, dan hindari penggunaan pestisida yang dilarang atau terlalu berbahaya, baik terhadap lingkungan maupun manusia.

SEGUDANG MANFAAT MINYAK ZAITUN UNTUK TUBUH

Segudang Manfaat Minyak Zaitun untuk Tubuh – Zaitun (Olea europaea), si pohon hijau abadi ternyata memiliki segudang manfaat bagi tubuh. Selama ini, zaitun lebih banyak dimanfaatkan dalam bentuk olahan minyak, meskipun sebetulnya buah zaitun dapat dikonsumsi dalam bentuk buah segar. Pada artikel kali ini, kami hanya akan mengulas manfaat dari ekstrak zaitun yang lebih dikenal dengan nama minyak zaitun.

Jenis buah zaitun ada beberapa macam, namun secara umum semua jenis zaitun memiliki khasiat dan manfaat yang besar untuk rambut (terutama menghambat pertumbuhan uban dan kerontokan) maupun menjaga kecantikan, seperti menghaluskan kulit. Minyak zaitun memiliki sifat yang dingin sekaligus lembab, sehingga minyak ini dikenal memiliki manfaat untuk menjaga kelembaban wajah, terutama minyak yang diekstrak dari buah zaitun masak. Minyak zaitun yang dihasilkan dari buah zaitun mentah memiliki sifat dingin dan cenderung kering, sehingga untuk kualitas minyak terbaik adalah minyak yang dihasilkan dari buah matang. Selain berkualitas lebih baik, minyak dari buah zaitun matang juga lebih stabil, apalagi yang diekstrak dari zaitun hitam. Sedangkan minyak zaitun dari buah zaitun merah hanya berkualitas sedang.

Minyak zaitun juga mengandung serat, dalam setiap 100 gram minyak mengandung serat sebanyak 1,7 gram. Selain serat, minyak ini juga kaya akan asam lemak essensial, berbagai macam vitamin, kalsium, dll yang memiliki manfaat besar untuk menjaga kesehatan tubuh, seperti meredakan rasa nyeri, mengobati penyakit kanker, jantung, diabetes, osteoporosis (keropos tulang), dll. Selain itu, minyak zaitun juga diyakini memiliki manfaat penting untuk membantu penderita hiv dalam melawan suatu penyakit.

Manfaat Minyak Zaitun untuk Penyakit Kanker

Manfaat ekstrak zaitun dalam hal ini ternyata banyak sekali, selain dapat megurangi serangan akibat kanker, minyak zaitun juga dapat mencegah timbulnya kanker dalam tubuh. Komsumsi minyak zaitun mampu mencegah berbagai penyakit kanker, seperti kanker rahim, kanker colon, kanker payudra, dll.

Manfaat Minyak Zaitun untuk Kanker Rahim



Sebuah studi mengulas manfaat minyak zaitun dalam mencegah kanker rahim, studi ini dilakukan terhadap 145 wanita Yunani yang terserang penyakit kanker rahim. Peneliti mengkorelasikan antara wanita yang rutin mengkonsumsi minyak zaitun dengan mereka yang terserang kanker rahim. Hasilnya, serangan kanker rahim lebih banyak menyerang wanita yang tidak mengkonsumsi minyak zaitun, sedangkan bagi mereka yang rutin mengkonsumsi minyak ini kemungkinan serangan kanker turun hingga 26%.

Manfaat Minyak Zaitun untuk Kanker Payud4ra

Selain kanker rahim, manfaat yang besar juga ditemui pada kanker payud4ra. Sebuah studi mengatakan bahwa konsumsi minyak zaitun sebanyak satu sendok makan setiap hari mampu mengurangi bahaya terjadinya kanker patudara hingga kadar 45%. Selain kanker, manfaat minyak zaitun juga dapat menjaga bentuk maupun kekencangan payud4ra pada wanita.

Manfaat Minyak Zaitun untuk Kanker Kulit (Melanoma)

Kanker kulit atau malanoma dapat dicegah dengan mengoleskan minyak zaitun pada kulit tubuh. Manfaat minyak ini diketahui mempu melindungi kulit tubuh saat terkena matahari. Terlebih lagi memanfaatkan minyak zaitun setelah berenang sebagai krim dan berjemur dapat melindungi kulit dari serangan kanker (melanoma).

Manfaat Minyak Zaitun untuk Kanker Lambung

Manfaat zaitun selain menjegah berbagai penyakit kanker seperti telah disebutkan di atas, juga dapat mengurangi terjadinya kanker lambung. Sebuah studi modern pernah dilakukan untuk masalah ini. Konsumsi minyak zaitun secara rutin dapat membantu mencegah serangan kanker lambung.

Manfaat Minyak Zaitun Melancarkan BAB

Konsumsi minyak zaitun juga dapat membantu melancarkan buang air besar karena adanya kandungan serat dalam minyak ini.

Manfaat Minyak Zaitun untuk Menjaga Kesehatan Jantung

Adanya kandungan mono unsaturated fat, terutama asam oleat dalam minyak zaitun menjadikan minyak ini mampu menjaga kesehatan pembuluh darah jantung, sehingga mampu menurunkan resiko serangan penyakit jantung koroner.

Manfaat Minyak Zaitun untuk Mencegah Stroke

Studi tentang manfaat zaitun berkaitan dengan pencegahan stroke ini melibatkan warga senior Perancis. Peneliti menyatakan bahwa konsumsi rutin minyak zaitun mampu menurunkan serangan stroke hingga 41% dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah mengkonsumsi minyak ini. Penelitian ini dilakukan selama lima tahun.

Manfaat Minyak Zaitun untuk Mengurangi Peradangan Sendi

Manfaat zaitun juga dapat dirasakan bagi mereka yang mengkonsumsi minyak ini secara rutin. Minyak zaitun mampu melindungi tubuh kita dari serangan peradangan sendi.

Manfaat Minyak Zaitun Mampu Mengurangi Penyumbatan (Trombosit) dan Penebalan (Arteriosklerosis) Pembuluh Darah

Penelitian mengenai hal ini pernah dipublukasi oleh majalah AMJ CLIN NUTRL. Para peneliti menyimpulkan bahwa nutrisi yang kaya akan kandungan minyak zaitun menurunkan pengaruh negatif lemak dalam makanan terhadap pembekuan darah, sehingga mampu mengurangi penebalan pembuluh darah.

Manfaat Minyak Zaitun Bagi Bayi

Manfaat zaitun dalam hal ini berfungsi seperti ASI. Minyak zaitun mengandung lemak berantai tunggal seperti terdapat dalam kandungan ASI, lemak tersebut merupakan lemak terbaik untuk konsumsi manusia.

Manfaat Minyak Zaitun untuk Wajah

Sifat minyak zaitun yang lembab dapat dimanfaatkan untuk menjaga kelembaban kulit, terutama kulit wajah. Selain dijadikan krim, pembersih wajah maupun alas bedak, minyak zaitun juga dapat dicampur dengan masker untuk perawatan kulit wajah terutama untuk kulit wajah berminyak. Penggunaan minyak zaitun sebagai masker juga dapat mencegah penuaan dini. Tidak hanya menjaga kelembaban kulit saja, minyak zaitun juga berfungsi untuk menguatkan kuku.

Manfaat Minyak Zaitun untuk Rambut

Perawatan rambut menggunakan minyak zaitun dapat dipakai terutama untuk rambut kering dan rusak. Kandungan kutikula pada minyak ini dapat menjaga kelembaban rambut dan memperbaiki rambut bercabang, sehingga rambut menjadi lebih indah, sehat dan berkilau. Manfaat minyak zaitun untuk rambut lainnya yaitu dapat digunakan untuk mencegah ketombe, mencegah rontok dan gatal-gatal pada kulit kepala. Selain itu, minyak zaitun juga dapat membunuh kutu kepala hanya dalam beberapa jam saja.

Manfaat Minyak Zaitun untuk Kulit Tubuh

Selain baik untuk merawat kulit wajah, minyak zaitun juga memiliki manfaat yang besar dalam membantu perawatan kulit tubuh, bagian kulit seperti siku, lutut, tumit, telapak tangan, dan bagian tubuh lainnya yang terasa kaku menjadi lebih sehat dan segar. Selain dioles, minyak ini dapat dicampur dengan air untuk mandi. Penggunaan minyak zaitun untuk mandi menjadikan seluruh tubuh terasa lebih segar.

Peran Mikroba Pengurai (Mikroba Dekomposer) Dalam Pembuatan Kompos

Mikroba pengurai atau dikenal juga dengan nama mikroba dekomposer atau mikroba selulolitik, adalah sejenis mikroba yang berperan terutama dalam proses pengomposan, terutama dalam mengurai atau memecah material organik. Dalam proses pembuatan kompos, peran mikroba dekomposer sangat penting, terutama untuk memecah dinding selulose tanaman atau bahan organik yang akan dikompos. Selolose merupakan penyusun utama dinding sel tanaman, yang tersedia dalam bentuk terikat dengan plisakarida lain, seperti hemiselulose, pektin, dan lignin.

Di dalam tanah, banyak terdapat mikroba dekomposer yang berperan dalam penguraian selulose secara alami, baik dari jenis jamur (fungi), actinomycetes, dan bakteri, baik aerob maupun anaerob. Beberapa jenis fungi yang termasuk dalam mikroba selulolitik antara lain Trichoderma sp., Penicillium sp., Aspergillus sp., Myrothecium sp., dan Alternaria sp. Sedangkan dari kelompok actinomycetes antara lain, Micromonospora, Streptomyces, Thermoacinomycetes, Thermopolyspora, dan Thermonospora. Jenis bakteri aerob yang berperan dalam penguraian selulose tanaman antara lain Bacillus sp., Cyptopharga sp., Pseudomonas sp., dan Sporocyptopharga sp. Sedangkan bakteri dekomposer dalam kelompok anaerob seperti Clostridium sp. dan Ruminococcus sp.


Dalam proses penguraian bahan-bahan organik (bahan baku kompos), mikroba selulolitik mengeluarkan enzim selulose yang berperan dalam mempercepat proses hidrolisis selulosa dan polisakarida lain. Penguraian bahan-bahan tersebut akan merombak sifat fisik materi, dan akan melepaskan beberapa unsur hara, seperti Nitrogen, Phosphat, Kalium, dan Sulfur. Unsur hara yang dihasilkan dari proses penguraian ini akan dimanfaatkan oleh mikroorganisme untuk mendukung metabolisme tubuhnya. Dengan demikian, aktivitas mikroorganisme akan meningkat, sehingga proses penguraian dan perombakan bahan-bahan organik akan berlangsung semakin cepat. Proses penguraian ini akan menghasilkan karbon, yang sebagian dilepas dalam bentuk gula sederhana, sementara sisa karbon dilepas ke udara dalam bentuk CO2. Dengan demikian, kandungan C (karbon) dalam bahan organik menjadi berkurang, dan kondisi tersebut secara otomatis akan menurunkan C/N rasio.

Dalam perombakan bahan-bahan organik, selulose yang tidak berlignin, seperti jaringan tanaman akuatik tidak berkayu, limbah pabrik kerta, atau serat kapas akan lebih cepat diurai oleh mikroba dekomposer, dibanding dengan tanaman berlignin, terutama tanaman berkayu. Hal ini disebabkan pada tanaman berkayu, selulose dan lignin akan membentuk lignose-lulose, yang tahan terhadap aktivitas mikroba. Oleh karena itu, untuk pengomposan bahan-bahan dari jaringan tanaman berkayu diperlukan peran mikroba penghasil enzim pengurai lignin, seperti Paecilomyces sp., Allezcheria sp., Chaetomium sp., Poria sp., Nocardia sp., Streptomyces sp., Pseudomonas sp., dan Flarocacterium sp.

Di pasaran, telah banyak dijual pupuk mikroba dekomposer, yang dapat digunakan untuk mempercepat proses pengomposan, seperti EM-4, Starbio Plant, Harmoni BS, Temban, Orgadec, dan masih banyak lagi.

Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Alternatif

Mahalnya harga bensin sebagai bahan bakar menjadikan bioetanol memiliki peluang lebih besar sebagai bahan bakar alternatif sekaligus bahan bakar masa depan. Memang, penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar telah dilakukan oleh beberapa negara di berbagai belahan dunia semenjak abad 20, seperti Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Swedia, Brazil, dan India. Negara-negara tersebut telah menggunakan bioetanol sebagai bahan bakar kendaraan, sebagai alternatif penggunaan petrolium. Hal tersebut didorong oleh munculnya kesadaran akan dampak negatif penggunaan BBM, yang berkontribusi besar terhadap berbagai polusi di muka bumi. Harus diakui bahwa penggunaan BBM sebagai bahan bakar utama turut berperan dalam menimbulkan kerusakan lingkungan, gangguan terhadap kelestarian alam, dan membahayakan kesehatan manusia. Oleh karena alasan itulah perlu kiranya bagi kita semua untuk mencari alternatif sumber energi. Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif tentu saja menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan energi.

Namun sayangnya, kesadaran masyarakat Indonesia untuk menggunakan bioetanol memang belum tinggi. Hal tersebut disebabkan harga petrolium beberapa waktu yang lalu masih sangat murah. Namun, seiring dengan meningkatnya harga BBM yang selama ini menjadi bahan bakar utama, tentu akan memberikan ruang lebih besar bagi bioetanol untuk menjadi bahan bakar pengganti. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Henry Ford, sebuah perusahaan produsen mobil berkelas internasional, yang memandang bahwa bioetanol merupakan salah satu bahan bakar masa depan. Salah satu keunggulan menggunakan bioetanol sebagai bahan bakar yaitu ramah lingkungan. Selain itu, bioetanol juga menjadi sumber bahan bakar terbarukan, tidak seperti bahan bakar fosil. Apalagi didukung dengan proses pembuatan bioetanol yang relatif sederhana, tentu semakin memperbesar peluang sumber energi alternatif ini menjadi bahan bakar utama. Tak hanya itu, kesadaran masyarakat akan dampak negatif penggunaan BBM juga menjadi salah satu faktor yang membuat bioetanol semakin populer.

Bioetanol sebagai bahan bakar ramah lingkungan



Penggunaan bioetanol yang makin luas, terutama bagi para pengguna mesin otomotif, salah satunya dipengaruhi oleh dampak negatif penggunaan BBM sebagai bahan bakar utama terhadap lingkungan. Sudah diakui oleh dunia, bahwa bioetanol merupakan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Penggunaanya sebagai bahan bakar utama kendaraan, dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan BBM. Karena faktor itulah beberapa negara di dunia telah mensosialisasikan penggunaan etanol sebagai bahan bakar untuk berbagai jenis kendaraan. Pemakaian bioetanol di negara Brazil pemakaian bioetanol sudah digunakan pada seluruh jenis kendaraan bermotor, dengan mencampurkan 20% bioetanol pada bahan bakar yang digunakan. Bahkan pada pertengahan tahun 1980, lebih dari 90% mobil baru di negara tersebut sudah dirancang menggunakan bioetanol murni.

Sekilas Tentang Etanol?

Etanol atau lebih akrab dikenal dengan sebutan alkohol, pada dasarnya telah dibuat oleh manusia semenjak ribuan tahun silam. Namun, masyarakat pada waktu itu tidak sadar bahwa sebenarnya mereka telah memproduksi etanol atau alkohol dalam makan atau minuman yang mereka buat melalui proses fermentasi dengan pemberian ragi. Hal itu terjadi lantaran tujuan utamanya adalah pembuatan makanan atau minuman. Cara pembuatan etanol pada waktu itu memang sangat sederhanan, hanya dengan memberikan ragi pada bahan makanan. Misalnya, buah anggur difermentasi menjadi khomar/arak/minuman keras lain, gandum difermentasi menjadi bir, beras difermentasi menjadi sake, dan ketan hitam difermentasi menjadi tape ketan. Di Amerika, Jepang, atau negara-negara Eropa, pembuatan etanol biasanya dalam bentuk minuman keras, seperti bir, sake, vodka, dan lain-lain.

Pada perkembangan selanjutnya, pembuatan etanol saat ini tidak hanya bersumber dari bahan makanan, tetapi juga berasal dari bagian-bagian tanaman yang lain. Teknik pembuatan yang sederhana, dan bahan baku yang relatif murah, menjadikan etanol berpotensi sebagai bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan energi yang semakin besar. Semenjak awal abad ke 21, penggunaan etanol sebagai bahan dasar kendaraan sudah mencapai lebih dari 2/3 produksi kendaraan dunia. Hingga saat ini, pemakaian etanol di Brazil sudah mencapai angka 40-45%. Di Amerika Serikat, penjualan etanol mencapai 1,2% dari seluruh pasaran bensin. Khusus untuk Indonesia, penggunaan etanol sebagai bahan bakar kendaraan bisa untuk mengatasi krisis bahan bakar. Selain itu, juga mampu untuk mendongkrak peningkatan tenaga kerja.

PUPUK NPK

Pupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang kandungan unsur utamanya terdiri dari tiga unsur hara sekaligus. Pupuk ini merupakan unsur makro yang sangat mutlak dibutuhkan tanaman. Sesuai dengan namanya, unsur-unsur tersebut terdiri dari unsur N (nitrogen), P (fosfor) dan K (kalium). Unsur NPK ini adalah unsur penting yang membantu tanaman melangsungkan serangkaian proses pertumbuhan. Jika tanaman kekurangan salah satu unsur hara, maka dapat dipastikan pertumbuhan tanaman akan terhambat. Sebagai contoh, jika tanaman kekurangan unsur N, sementara kebutuhan unsur P dan K masih terpenuhi, maka tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik, warna hijau daun memudar hingga menguning. Pada kondisi demikian, tumbuhan akan kesulitan bereproduksi, pembentukan bunga dan buah akan terhambat, bahkan jika kekurangan unsur N sangat signifikan, maka lama-kelamaan tanaman menjadi kerdil bahkan akhirnya mati. Begitu juga sebaliknya, jika unsur P tidak terpenuhi, maka tanaman juga tidak dapat tumbuh dengan baik, akar tidak terbentuk sempurna sehingga menghambat proses pengangkutan zat-zat makanan oleh akar. Selain itu, pembentukan bunga juga kurang sempurna, tanaman kesulitan menghasilkan bunga. Demikian juga jika unsur K tidak tersedia, maka pembungaan banyak terjadi kerontokan, jika akhirnya mau berbuah, buah yang terbentuk juga kurang sempurna, bahkan kualitas buah sangat rendah. Selain itu tanaman kurang tahan terhadap serangan hama penyakit maupun kekeringan.

Manfaat Pupuk NPK

Pemberian pupuk NPK sangat banyak manfaatnya bagi tumbuhan. Pupuk ini mampu memenuhi kebutuhan vital untuk pertumbuhan, dimana seperti telah diuraikan di atas, bahwa unsur NPK mutlak harus tersedia di dalam tanah. Pemberian pupuk NPK mampu menyediakan kebutuhan tanaman akan ketiga unsur makro sekaligus, yaitu N, P dan K. Selain manyediakan unsur NPK sekaligus, biasanya pupuk jenis NPK juga dilengkapi dengan kandungan unsur lain, baik itu unsur makro sekunder maupun unsur mikro. Seperti misalnya pupuk Phonska, selain mengandung unsur makro primer N, P dan K juga mengandung unsur makro sekunder S (Sulfur) sehingga pupuk ini sangat disukai oleh sebagian besar petani. Biasanya pupuk majemuk jenis NPK mudah larut dalam air, sehingga mudah diserap oleh akar. Pemberian pupuk NPK juga mampu meningkatkan jumlah akar di dalam tanah, memacu pertumbuhan bunga, serta pemanenan tepat pada waktunya. Pemupukan NPK secara kasat mata juga meningkatkan kualitas tanaman dan buah, tanaman tumbuh segar dengan daun berwarna hijau. Untuk buah berasa manis, buah masak akan terasa lebih manis, berkilat dan bentuk buah sempurna. Selain itu juga mampu meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan maupun adanya serangan hama penyakit.

Kekurangan Pupuk NPK



Meskipun pemberian pupuk NPK banyak sekali manfaatnya, tetapi pupuk jenis NPK ini juga memiliki kekurangan jika tidak diantisipasi dengan baik. Pemupukan NPK secara berlebihan melebihi kapasitas justru dapat merugikan tumbuhan itu sendiri. Bunga yang terbentuk sangat banyak tetapi tidak mampu membentuk buah, bunga akhirnya rontok berguguran, atau jika sudah terbentuk buah, muah muda banyak yang rontok. Hal ini kemungkinan disebabkan karena ketidakseimbangan antara pemberian pupuk makro primer NPK dengan pupuk lainnya (seperti pupuk makro sekunder berkandungan S (sulfur), Ca (kalsium), dan Mg (magnesium)) maupun pupuk mikro (pupuk berkandungan Mo (molibdenum), Cu (tembaga), Fe (besi), B (boron), dan unsur mikro lainnya).
Dengan demikian pemberian pupuk sebaiknya dilakukan secara berimbang, semua unsur yang dibutuhkan tanaman harus tersedia untuk mengurangi resiko kegagalan, terutama untuk tanaman hortikultura. Penambahan NPK harus diimbangi dengan pemberian pupuk makro sekunder (S, Ca, Mg) dan pupuk mikro.

Jenis Pupuk NPK

Pupuk jenis NPK dapat berupa padat (granule) maupun cair. Baik NPK padat maupun NPK cair, kandungan unsur haranya tetap mengutamakan unsur N, P dan K. NPK padat biasanya lebih banyak dimanfaatkan sebagai pupuk akar, yaitu diplikasikan ke dalam tanah agar pupuk diserap oleh akar. Sedangkan NPK cair lebih banyak dimanfaatkan sebagai pupuk daun, aplikasinya dilakukan dengan cara penyemprotan melalui stomata. Namun, NPK cair yang dijual di pasaran kebanyakan berupa pupuk organik sehingga pemberiannya harus dalam jumlah banyak. NPK cair organik lebih cocok untuk pertanian organik. Meskipun demikian, baik NPK padat maupun NPK cair keduanya sama-sama penting bagi tumbuhan.

Beberapa Contoh Merk Dagang Pupuk NPK

Di pasaran, banyak sekali merk dagang untuk pupuk majemuk NPK, baik yang bersubsidi maupun tidak. NPK bersubsidi untuk saat ini adalah bermerk dagang Phonska, pupuk ini diproduksi oleh PT. Petrokimia Gresik. NPK Phonska berkandungan N 15%, P 15%, K 15%, dan S 10%. Biasanya pupuk phonska dikenal oleh para petani dengan pupuk phonska 15-15-15 atau pupuk NPK 15-15-15 saja. Selain pupuk phonska, pupuk berjenis NPK lain yang tidak bersubsidi juga banyak dijumpai di kios-kios pertanian, seperti pupuk NPK BASF 15-15-15, NPK Holland 15-15-15, NPK Mutiara 16-16-16, NPK Kebomas 16-16-16, NPK Pak Tani 16-16-16, NPK Sawit 13-6-27, NPK Kujang 30-6-8, NPK Gramafix, NPK Sundag, NPK fertilizer dan masih banyak lagi.

Jenis Dan Varietas Buah Mangga

Di Indonesia, ada beberapa jenis dan varietas buah mangga yang memiliki nilai jual cukup bagus dan sudah cukup dikenal oleh masyarakat karena kualitasnya. Perbanyakan tanaman mangga pada umumnya dilakukan secara vegetatif, sehingga sifat asli dan keunggulan pohon induk tetap terjaga. Berikut ini beberapa jenis mangga yang sudah cukup populer di Indonesia.

Mangga Golek

Pohon tidak begitu besar, dengan tinggi kurang lebih 9 meter dan tajuk membulat. Daun berbentuk lonjong, dengan pangkal meruncing dan ujung berbentuk mata tombak. Panjang daun 24 cm, lebar 6 cm. Tepi daun bergelombang, memiliki tulang daun berjumlah 24 pasang. Buah berujung runcing, panjang sekitar 17 cm, dengan berat mencapai 500 gram. Permukaan kulit buah terdapat bintik-bintik kelenjar berwarna putih kehijauan, dan akan berubah warna menjadi kecokelatan setelah masak. Daging buah tebal, agak lunak, berwarna kuning tua setelah masak, tidak berserat, tidak banyak mengandung air, memiliki aroma cukup harum, dan rasa manis. Pelok atau biji buah berserat pendek, panjang sekitar 14 cm dengan bentuk pipih memanjang.

Mangga Arumanis

Maangga arumanis memiliki aroma cukup harum dan rasa manis. Tinggi pohon sekitar 9 meter, berdaun lebat, dan memiliki mahkota pohon menyerupai kerucut. Daun berukuran cukup besar, dapat mencapai panjang kurang lebih 45 cm, berbentuk lonjong dengan ujung meruncing. Kulit buah berwarna hijau, tertutup lapisan lilin, sehingga warnanya seolah-olah tampak kelabu. Pangkal buah sertelah matang berwarna kekuningan, dan pada permukaan kulit terdapat bintik-bintik kelenjar berwarna putih kehijauan. Berat buah rata-rata 450 gram, berbentuk bulat memanjang, dengan panjang mencapai 15 cm. Pada ujung buah terdapat paruh dan sinus atau lekukan, dan terlihat cukup jelas. Daging buah tebal, lunak, berwarna kuning, dan tidak berserat atau sedikit serat. Biji buah berbentuk pipih, berserat pendek, dengan panjang sekitar 13 cm.

Mangga Manalagi



Rasa buah mangga manalagi cukup enak, seperti perpaduan antara mangga arumanis dan golek. Tinggi pohon pohon hanya sekitar 8 meter, dengan mahkota agak bulat berdiameter sekitar 12 meter. Panjang daun 25 cm, lebar 7,5 cm, berbentuk lonjong dengan ujung runcing, pada bagian pangkal daun lebih besar dan tidak begitu meruncing. Permukaan daun sedikit berombak. Buah yang sudah masak berwarna hijau tua, tertutup lapisan lilin berwarna kelabu. Saat masak, pangkal buah akan berwarna kekuningan. Kulit buah relatif tebal, dengan bintik-bintik kelenjar berwarna putih dan berubah menjadi cokelat pada bagian tengahnya setelah masak. Berat mencapai 500 gram dengan panjang sekitar 16 cm. Daging buah tergolong tebal, berserat sangat halus, hanya sedikit mengandung air, berwarna kuning, dan lunak. Rasa buah manis, segar, dan beraroma harum. Buah yang belum masak dan menjelang tua, rasanya sudah manis, sehingga mangga manalagi sering dimakan dalam kondisi masih keras, tetapi daging buah sudah menguning. Biji buah agak besar, dengan panjang sekitar 14 cm, dan berserat pendek.

Mangga Endog

Bentuk bunganya lonjong, bagian pangkal dan ujungnya meruncing. Panjang daun sekitar 19 cm dengan lebar 5 cm. Bunga berbentuk kerucut dengan panjang tandang bunga mencapat 24 cm. Buah berbentuk bulat kecil menyerupai telur, dengan berat sekitar 200 gram. Panjang buah sekitar 7 cm, dengan diameter antara 5-6 cm. Pangkal buah membulat dengan ujung sedikit berparuh dan tidak memiliki lekuk. Permukaan kulit pada buah tua halus berlilin, dan terdapat bintik-bintik kelenjar berwarna putih kehijauan. Setelah masak bagian pangkal buah berwarna kuning. Daging buah berserat agak kasar, dan sedikit mengandung air, dan beraroma kurang harum tetapi tetap memiliki rasa manis.

Mangga Lalijiwo

Tinggi pohon mangga lalijiwo sekitar 8 meter, dengan lebar tajuk mencapai 9 meter. Daun cukup lebat dengan percabangan banyak, dan buah setiap pohon juga banyak. Daun berwarna hijau tua, berbentuk lonjong dan meruncing pada pangkal dan ujungnya. Panjang daun sekitar 20 cm. Ukuran buah tidak terlalu besar, seperti mangga endog, rata-rata hanya 200 gram. Bentuk buah agak membulat pada bagian ujungnya, dengan panjang 7 cm, berparuh dan berlekuk sedikit. Kulit buah tua berwarka hijau dengan bintik-bintik kelenjar berwarna putih kehijauan. Jika sudah tua, daging buah berwarna kuning tua, berkadar air sedikit, beraroma kurang harum, dan memiliki rasa yang manis.

Mangga Madu

Tinggi pohon sekitar 10 meter dengan lebar tajuk mencapai 13 meter. Daun dan percabangan relatif sedikit dan cenderung jarang berbuah. Daun agak lonjong berbentuk melipat dan berujung rucing, panjang 22,5 cm dan lebar 6,5 cm. Berat buah sekitar 375 gram, panjang sekitar 10 cm, berbentuk bulat panjang dengan ujung buah membulat, paruh dan lekukan pada ujung buah tidak begitu jelas terlihat. Kulit halus dilapisi lilin, terdapat bintik-bintik kelejar putih kehijauan. Pangkal buah tua berwarna kuning kemerahan meskipun ujung buah masih berwarna hijau. Daging buahnya berwarna kuning dengan bagian dalam berwarna kuning tua seperti madu. Berserat sedikit, kadar air sedang, beraroma cukup harum, dan rasanya sangat manis, semanis madu. Biji buah berserat pendek, dengan panjang sekitar 9 cm.

Mangga Kemang

Mangga kemang memiliki nama yang cukup beragam, misalnya di Lampung dikenal dengan nama binjai atau belu. Tinggi pohon 20-40 meter dengan pertumbuhan tegak, berbatang bulat dengan diameter 80-100 cm, berwarna kelabu. Daun berbentuk lanset atau lengkung meruncing, panjang 10-15 cm, dan lebar 3-15 cm. Permukaan atas daun berwarna hijau tua, memiliki tulang daun antara 18-30 pasang. Buah berbentuk elips dengan panjang antara 12-16 cm, diameter 6-10 cm. Warna kuning kecokelatan setelah masak, berbau seperti terpentin, dan rasanya cukup beragam, manis, sepet, dan asam. Peloknya berukuran cukup besar. Mangga jenis ini sering dimakan sebagai rujak atau asinan.

Mangga Kweni

Tinggi pohon mangga kweni antara 20-30 meter. Permukaan daun bergelombang, meruncing pada bagian pangkal dan ujungnya, panjang 25 cm, dan lebar 6 cm. Bentuk buah lonjong, dengan ujung membulat, tidak berlekuk dan berparuh. Berat buah rata-rata 350 gram, panjang sekitar 11 cm. Kulit halus berlilin, dilengkapi bintik-bintik putih kehijauan. Pada buah yang sudah masak, pangkal dan ujungnya berwarna hijau. Daging buah berwarna kuning, berair dan berserat kasar, beraroma khas kweni. Rasa daging buah cukup manis dengan sedikit rasa terpentin.

Mangga Pakel

Tinggi pohon antara 20-25 meter dengan tajuk membulat berdiameter sekitar 10 meter, dan berdaun lebat. Permukaan daun bergelombang, panjang mencapai 42 cm, lebar 17 cm, serta meruncing pada bagian pangkal dan ujungnya. Bobot buah mencapai 500 gram, berbentuk bulat sedikit lonjong, panjang antara 12-15 cm, berwarna hijau kelabu, dengan permukaan kulit terdapat bercak-bercak cokelat, dan bergetah. Daging buah berserat kasar, berasa asam sedikit rasa manis bercampur rasa terpentin. Memiliki aroma khas yang cukup kuat. Biasanya buah ini dikonsumsi sebagai jus atau es campur.

Kandungan Vitamin Dan Mineral Pada Buah Mangga

Kandungan Vitamin Dan Mineral Pada Buah Mangga - Daging buah mangga memiliki kandungan air dan karbohidrat sangat tinggi. Selain itu, juga mengandung protein, lemak, berbagai macam asam, vitamin, mineral, tanin, zat warna, serta zat yang mudah menguap dan menimbulkan aroma khas buah mangga.

Karbohidrat dalam buah mangga terdiri dari gula sederhana, tepung, dan selulosa. Gula sederhana dalam mangga terdiri dari sukrosa, glukosa, dan fruktosa, yang memberikan rasa manis dan bermanfaat dalam pemulihan energi pada tubuh manusia. Selolosa dan pektin yang terkandung dalam buah mangga dapat melancarkan saluran pencernaan, sehingga mempermudah proses buang air besar.

Selain itu, rasa manis pada buah mangga juga dipengaruhi oleh kandungan tanin dan campuran asam. Tanin akan menyebabkan rasa kelat atau sepet, dan menyebabkan daging buah berwana hitam beberapa saat setelah diiris. Terkadang, kandungan tanin yang terlalu tinggi juga bisa menyebabkan rasa daging buah mangga menjadi agak pahit.

Sedangkan rasa asam yang terkadang cukup dominan pada varietas tertentu atau pada mangga muda, disebabkan oleh kandungan asam sitrat. Rasa asam pada buah mangga dipercaya mampu meningkatkan nafsu makan. Selain disebabkan oleh kandungan asam sitrat, rasa asam juga disebabkan oleh kandungan vitamin C yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Komposisi Kimia dan Nilai Gizi Buah Mangga



Buah Mangga Mentah

Air : 90%
Protein : 0,70%
Lemak : 0,1%
Gula : 8,80%
Serat : -
Mineral : 0,4
Kapur : 0,03%
Fosfor : 0,02%
Besi : 4,5 mg/g
Vitamin A : 150 I.U
Vitamin B1 : -
Vitamin B2 : 0,03 mg/100g
Vitamin C : 3 mg/100g
Asam Nicotinat :
Nilai Kalori : 39 per 100 g

Buah Mangga Matang

Air : 86,10%
Protein : 0,60%
Lemak : 0,1%
Gula : 11,80%
Serat : 1,1%
Mineral : 0,3
Kapur : 0,01%
Fosfor : 0,02%
Besi : 0,3 mg/g
Vitamin A : 4.800 I.U
Vitamin B1 : 0,04 mg/100g
Vitamin B2 : 0,05 mg/100g
Vitamin C : 13 mg/100g
Asam Nicotinat : 0,3 mg/100g
Nilai Kalori : 50-60 per 100 g

HUMUS

Humus merupakan salah satu jenis pupuk organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan, baik itu berupa daun, ranting, batang, maupun cabang, yang terurai secara alami. Dilihat dari bahan-bahannya, humus sama hampir sama dengan pupuk kompos, hanya saja pada pupuk kompos, proses dekomposisi dilakukan oleh mikroorganisme (dekomposer) yang ditambahkan oleh manusia. Jadi, pada pembuatan pupuk kompos campur tangan manusia sangat vital.

Mengenal Humus

Terbentuknya humus secara alami di dalam tanah dilakukan oleh mikroorganisme (jasad renik) dan bantuan cuaca. Humus banyak dijumpai di hutan-hutan. Terutama lapisan bagian atas tanah di hutan banyak terbentuk humus. Hal ini dikarenakan bahan-bahan organik dari jatuhnya daun, ranting, maupun batang tanaman yang telah mati terurai secara alami oleh mikroorganisme. Selain itu, rindangnya pepohonan membantu mempercepat proses penguraian. Sama seperti proses pengomposan, mikroorganisme pengurai mengubah senyawa yang sukar larut menjadi senyawa organik tersedia bagi tanaman sehingga mudah diserap oleh akar tanaman. Hanya saja, terbentuknya humus membutuhkan waktu yang sangat lama.

Ciri Humus




Secara kasat mata, bentuk fisik humus dan kompos adalah sama, yang dicirikan dengan warnanya yang hitam atau coklat tua. Sifat humus yang mudah mengikat air dan gembur menjadikan pupuk humus sangat membantu memperbaiki struktur tanah yang rusak. Meskipun untuk lahan pertanian, humus tidaklah cukup mengimbangi aktivitas pertanian yang begitu tinggi. Cara yang baik untuk tetap memanfaatkan pupuk humus adalah dengan seringnya membenamkan pupuk hijau ke dalam tanah. Meskipun sedikit dan lama, paling tidak upaya ini juga berperan dalam pertanian organik berkelanjutan.

Pemanfaatan Pupuk Humus

Pupuk humus kini banyak diperjualbelikan di pasaran. Karena proses penguraian yang sangat lama menjadikan pupuk humus banyak dijual dengan harga yang lumayan mahal. Biasanya pupuk humus hanya dikemas dalam kantong plastik, bukan karung seperti pada kemasan pupuk organik lain maupun pupuk anorganik. Mahalnya harga pupuk humus inilah sehingga pemanfaatannya tidak dijumpai pada petani, apalagi dengan area budidaya yang sangat luas. Pupuk humus kebanyakan dimanfaatkan oleh para pemulia tanaman dan para ibu rumah tangga. Mereka menambahkan pupuk humus ke dalam media terbatas, seperti pot, ataupun polybag. Meskipun tetap diimbangi dengan penambahan pupuk majemuk seperti N,P,K untuk memenuhi kebutuhan tanaman.
Dewasa ini, ada juga pupuk humus yang diperjualbelikan dengan penambahan unsur makro, meskipun jumlahnya juga kurang signifikan dibandingkan dengan pupuk makro tunggal atau majemuk, seperti pupuk urea, pupuk NPK, dll. Namun upaya penambahan tersebut tentunya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara makro, sedangkan unsur mikronya telah tersedia pada humus.

Aplikasi Pupuk Humus

Aplikasi pupuk humus sebetulnya juga hampir sama dengan pupuk kompos maupun pupuk kandang, hanya saja pada pupuk humus yang diaplikasikan berupa bahan-bahan organik mentah, sedang pupuk kompos maupun pupuk kandang berupa pupuk yang sudah jadi (sudah difermentasi). Aplikasi humus untuk sekala luas dengan cara membenamkan ke dalam tanah. Bagi para petani, tanpa terasa sebetulnya mereka juga banyak yang memanfaatkan pupuk humus, terutama saat melakukan pembubunan pada budidaya tanaman hortikultura. Pembalikan tanah saat pembumbunan menggunakan cangkul menyebabkan rumput tertimbun di dalam tanah. Selama proses tertentu bahan-bahan ini akan terurai menjadi tersedia bagi tanaman dan terbentuk humus. Karena proses terjadinya humus alamiah (tidak menambahkan dekomposer dalam jumlah besar) dan pada permukaan tanah, proses penguraian bahan humus tidak menimbulkan panas tinggi sehingga reralif lebih aman dan tidak berbahaya bagi tanaman.

PUPUK KOMPOS

Pupuk kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik akibat campur tangan manusia. Pupuk kompos merupakan hasil pelapukan bahan organik, baik yang berasal dari bahan tanaman maupun limbah pabrik. Kompos dan humus sebetulnya memiliki bentuk fisik yang sama, hanya saja yang membedakannya hanyalah pada proses pembutannya. Kompos terbuat akibat campur tangan manusia, sedangkan humus merupakan pelapukan bahan-bahan organik secara alami.

Mengenal Kompos

Kompos dapat terbuat dari bahan-bahan tanaman seperti dedaunan, jerami, alang-alang, rumput, dll, maupun limbah, baik limbah rumah tangga maupun limbah pabrik. Selama proses pembuatan pupuk kompos, mikroorganisme menguraikan bahan-bahan organik menjadi senyawa organik yang tersedia bagi tanaman. Senyawa organik ini sebelumnya sukar larut dan berikatan dengan unsur lain. Adanya campur tangan manusia (dengan penambahan dekomposer) akan mempercepat proses penguraian senyawa tersebut menjadi senyawa tersedia dan mudah diserap oleh tanaman. Menjadikan unsur hara yang mutlak diperlukan tanaman, baik unsur hara makro maupun mikro, siap dimanfaatkan untuk kelangsungan hidupnya.

Jenis Kompos




Berdasarkan jenisnya, kompos dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kompos padat dan kompos cair. Perbedaan kedua jenis pupuk ini ada pada cara pembuatannya. Biasanya pupuk kompos cair lebih banyak memanfaatkan limbah rumah tangga. Adapun artikel cara membuat pupuk kompos cair sudah pernah kami ulas sebelumnya.

Tujuan Membuat Kompos Padat

Tujuan utama dalam pembuatan pupuk kompos adalah menurunkan rasio C/N. Pada bahan-bahan organik segar, C/N rasio masih sangat tinggi. Jika kondisi ini dipaksakan, artinya mengaplikasikan bahan kompos mentah langsung ke dalam tanah, dapat menghambat pertumbuhan tanaman, akibat terburuk menyebabkan kematian. Hal ini terjadi karena selama proses penguraian bahan kompos mengakibatkan peningkatan CO2 dan suhu (panas) dalam tanah. Peningkatan tersebut dikarenakan kandungan air dan udaranya cukup, sehingga proses penguraian bahan organik segar oleh mikroorganisme di dalam tanah berlangsung dengan cepat. Bahkan jika terjadi pada tanah ringan, justru dapat berakibat menurunkan daya ikat tanah terhadap air serta struktur tanahnya berserat dan kasar. Proses dekomposisi untuk pembuatan pupuk kompos membutuhkan suhu sekitar 60°C.

C/N rasio adalah perbandingan C (Karbon) dan N (Nitrogen). Pupuk kompos yang telah difermentasi akan memiliki suhu mendekati suhu lingkungan dan C/N rasio mendekati C/N rasio tanah, berkisar antara 12-15. Pentingnya informasi tentang C/N rasio pada kemasan pupuk kompos, menjadikan pupuk kompos yang dijual di pasaran menjadi perhatian utama sebelum melakukan pembelian. Biasanya, pupuk kompos dengan C/N rasio mendekati 15 lebih diminati konsumen.

Selain C/N rasio, kadar hara pupuk kompos juga tergantung dari bahan-bahan organik yang digunakan, cara pengomposan, cara penyimpanan kompos maupun cara penyimpanan bahan kompos. Meskipun tidak bisa kita pungkiri, kandungan unsur hara pada kompos relatif sedikit. Untuk itulah, bagi sebagian besar petani modern memanfaatkan kompos hanya untuk pembenah tanah. Kebutuhan tanaman akan unsur hara lain yang sangat penting dicukupi dengan penambahan pupuk makro maupun pupuk mikro, terutama pupuk makro, baik itu pupuk makro primer berkandungan N,P,K maupun pupuk makro sekunder seperti Ca, Mg, dan S.

Pemanfaatan Kompos

Kompos dewasa ini sudah banyak dimanfaatkan para petani, (terutama kompos padat) meskipun jika dilihat dari kadar haranya, pupuk kompos masih kalah jauh daripada pupuk kandang. Akan tetapi, penggunaan pupuk kompos lebih praktis, terutama dalam hal pengangkutan. Selain itu, mereka jarang membuat kompos sendiri, biasanya pupuk kompos diperoleh dengan cara membeli di kios-kios pertanian terdekat.
Sama seperti pupuk kandang dan pupuk organik jenis lain, kompos banyak dimanfaatkan untuk tujuan pembenah tanah. Bersadarkan tujuan itulah, petani rela mengeluarkan biaya lebih tinggi karena seperti kita ketahui, pemupukan menggunakan kompos jauh lebih mahal. Biasanya, pemanfaatan pupuk kompos dikarenakan petani kesulitan mencari pupuk kandang maupun pupuk hijau. Kompos cair lebih banyak dimanfaatkan oleh pemulia tanaman maupun ibu rumah tangga, karena cara aplikasi pupuk yang mudah dan dapat membuatnya sendiri, serta memanfaatkan limbah rumah tangga.

Aplikasi Kompos

Aplikasi kompos pada dasarnya sama dengan pupuk kandang, untuk kompos padat dengan cara membenamkan kompos ke dalam tanah atau hanya pada larikan. Pembenaman kompos bertujuan mengurangi penguapan tinggi akibat panas matahari. Sedangkan aplikasi kompos cair juga dengan cara pengocoran.

PUPUK KANDANG

Salah satu peran penting pupuk kandang bagi para petani selain menyuburkan tanah adalah dalam hal memperbaiki struktur tanah. Pupuk kandang merupakan salah satu jenis pupuk organik yang terbuat dari hasil fermentasi kotoran hewan.

Mengenal Pupuk Kandang

Hasil fermentasi kotoran hewan dapat berupa cairan (urine) maupun feses (kotoran padat). Baik kotoran cair maupun padat dari berbagai jenis hewan dapat kita manfaatkan sebagai pupuk kandang. Meskipun demikian, jumlah kotoran yang dihasilkan oleh masing-masing hewan ternak tidaklah sama. Tidak hanya itu, kandungan unsur haranya pun berbeda-beda. Jumlah dan kandungan unsur hara pada kotoran hewan ternak dalam satu jenis pun tidak sama, hal ini sangat tergantung pada jenis makanan maupun cara perawatan. Namun, sebagai seorang petani perbedaan tersebut tidaklah signifikan, sehingga tidak perlu mendapatkan perhatian serius karena selisih kandungan unsur hara dalam kotoran hewan ternak sangat tipis.

Kelebihan pupuk kandang salah satunya adalah mengandung unsur hara lengkap. Unsur hara lengkap ini sangat dibutuhkan tanaman untuk melangsungkan pertumbuhannya. Kandungan unsur hara lengkap pada pupuk kandang berupa unsur makro maupun mikro. Unsur makro merupakan unsur hara tanaman yang dibutuhkan dalam jumlah besar selama pertumbuhan tanaman, sedangkan unsur mikro hanyalah sedikit. Namun, meskipun unsur mikro dibutuhkan tanaman hanya sedikit, tetapi unsur ini mutlak harus tetap tersedia di dalam tanah. Sehingga pemanfaatan pupuk kandang sangatlah bagus di bidang pertanian karena kebutuhan tanaman akan unsur hara semuanya terpenuhi pada pupuk ini.

Meskipun pupuk kandang mengandung hara lengkap, tetapi kandungan unsur haranya dapat hilang karena disebabkan oleh penguapan tinggi, penyerapan, penyimpanan, maupun proses dekomposisi.
Pembuatan pupuk kandang pada lantai ubin dapat mengurangi hilangnya unsur hara akibat peyerapan, sedangkan kehilangan akibat penguapan dapat diminimalisir dengan pembuatan naungan dan meminimalkan pembalikkan pupuk ketika fermentasi sedang berlangsung.

Berdasarkan proses dekomposisinya, pupuk kandang dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu pupuk dingin dan pupuk panas. Pupuk dingin adalah pupuk yang terjadi karena selama proses dekomposisi atau penguraian oleh mikroorganisme berlangsung perlahan. Karena proses penguraian yang lambat sehingga pupuk ini tidak menimbulkan panas. Pupuk panas merupakan pupuk yang terjadi karena selama proses penguraian oleh mikroorganisme berlangsung dengan cepat, sehingga menimbulkan panas. Pupuk panas apabila diaplikasikan ke dalam tanah dalam keadaan belum matang (belum difermentasi) sangat berbahaya, karena dapat merusak tanaman bahkan menyebabkan kematian. Namun, meskipun pupuk kandang dingin tidak menyebabkan panas, pupuk ini harus tetap difermentasi terlebih dahulu sebelum digunakan agar mikroorganisme yang merugikan tanaman tidak berkembang biak dengan baik. Contoh pupuk kandang panas adalah pupuk dari kotoran ayam, bebek, kuda, dll. Contoh pupuk kandang dingin seperti pupuk dari kotoran kerbau, sapi, dll.

Manfaat Pupuk Kandang




- Mampu menyediakan unsur hara makro, baik makro primer maupun makro sekunder seperti Nitrogen (N), Phospor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) dan Sulfur (S).
- Mampu menyediakan unsur hara mikro, seperti Besi (Fe), Molibdenum (Mo), Boron (B), Mangan (Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), dll.
- Memiliki daya ikat ion yang tinggi. Hal ini mampu mengefektifkan pemakaian pupuk anorgnaik yang ditambahkan. Kehilangan pupuk anorganik akibat pencucian oleh air hujan maupun penguapan ketika suhu tinggi dapat diminimalisir.
- Pupuk kandang mampu memperbaiki struktur tanah yang rusak akibat pengolahan lahan yang tidak berimbang, yaitu pemakaian pupuk anorganik dengan tidak diimbangi pupuk organik dan berlangsung dalam kurun waktu lama.

Pupuk Kandang Padat

Aplikasi pupuk kandang dalam dunia pertanian sangat perlu dilakukan oleh pelaku usahatani, mengingat penggunaan pupuk padat ini mampu memperbaiki struktur tanah rusak dan mengembalikan tingkat kesuburan tanah. Sebelum diaplikasikan ke dalam tanah, pupuk kandang harus difermentasi terlebih dahulu sampai matang. Secara fisik, pupuk padat yang telah matang terjadi perubahan warna, selain itu pupuk lebih kering, serta tidak berbau. Meskipun terkadang sulit membedakan pupuk dari kotoran kambing, karena secara fisik pupuk matang dan belum difermentasi tidak terlihat secara signifikan. Bagi para pemula tentu saja akan mengalami kesulitan.

Aplikasi pupuk kandang dapat dibenamkan ke dalam tanah maupun hanya pada larikan, tergantung tingkat kebutuhan petani dan daya beli mereka. Bagi para petani peternak kemungkinan tidak mengalami kendala biaya pembelian sehingga pemanfaatan pupuk kandang lebih optimal. Namun, bagi petani saja, biaya pembelian dan pengangkutan terkadang menjadi kendala utama, terlebih jika lokasi lahan dengan jalan agak jauh. Hal ini tentu saja mengakibatkan pembengkakan biaya produksi. Karena faktor inilah kebanyakan petani enggan menggunakan pupuk kandang untuk budidaya pertanian. Bahkan para petani sekaligus peternak terkadang juga enggan memanfaatkan pupuk kandang jika lokasi budidaya jauh dari jangkauan sarana transportasi. Padahal pemanfaatan pupuk kandang di dunia pertanian sangat penting sekali.

Pupuk Kandang Cair

Pupuk kandang jenis ini berupa cairan urine yang dikeluarkan oleh hewan ternak. Kandungan unsur hara nitrogen pada pupuk kandang cair lebih tinggi jika dibandingkan dengan pupuk padat, sehingga pada pupuk cair (urine) baunya sangat menyengat.
Aplikasi pupuk kandang cair juga harus difermentasi terlebih dahulu. Selain itu, cara aplikasinya juga harus diencerkan menggunakan air. Hal ini dilakukan agar terhindar dari plasmolisis dan mengurangi resiko kematian pada tanaman.
Panas yang tinggi akan mempercepat kehilangan unsur nitrogen dalam pupuk. Aplikasi yang baik dilakukan ketika cuaca lembab, sebaiknya pada sore hari. Selain panas sinar matahari, hujan dan kondisi banyak angin juga menyebabkan penguapan.
Kandungan nitrogen pada pupuk cair lebih mudah dan langsung diserap oleh tanaman jika dibandingkan dengan pupuk kandang padat. Meskipun peyerapannya hanya sebagian, sedangkan sebagiannya lagi masih harus diuraikan. Untuk itulah aplikasi pupuk cair kandang ini lebih efektif dilakukan setelah tanaman tumbuh dengan cara pengocoran.

Pembungaan Dan Pembentukan Buah Pada Tanaman Mangga

Pembungaan dan pembentukan buah pada tanaman mangga tidak terjadi sepanjang tahun. Waktu pembentukan bunga juga berbeda-beda antar daerah. Di daerah selatan khatulistiwa, pembungaan biasanya terjadi pada bulan Juni sampai dengan Agustus. Sedangkan di utara khatulistiwa, masa berbunga biasanya terjadi pada bulan Januari hingga Maret.

Masa berbunga berlangsung selama 11-29 hari semenjak kuncup hingga mekar. Pada umumnya, bunga akan mekar pada pagi hari dan layu pada siang hari, antara jam 08.00-12.00. Namun, beberapa jenis tanaman mangga terkadang pembukaan bunga terjadi pada malam hari, dan pagi harinya sudah mekar penuh. Mahkota bunga akan berubah warna menjadi kebiruan, dan kepala putik akan membuka, siap untuk diserbuki, pada saat bunga telah mekar. Perubahan warna terjadi karena adanya proses penyerbukan, yaitu jatuhnya tepung sari ke kepala putik. Jika suhu udara di bawah 16 derajat Celcius, tepung sari tidak bisa berkecambah, sehingga penyerbukan akan mengalami kegagalan. Pada umumnya tepung sari akan menyerbuki kepala putik setelah enam jam bunga mekar. Daya hidup optimal tepung sari kurang lebih 15 menit setelah bunga membuka, dan daya hidup tertinggi antara jam 08.00-10.00. Tepung sari akan berkecambah selama 1,5 jam setelah penyerbukan.

Penyerbukan Bunga

Pada umumnya tanaman mangga melakukan penyerbukan sendiri, yaitu tepung sari berasal dari satu bunga, dengan kata lain, pada umumnya prosentasi terjadinya penyerbukan paling banyak pada bunga hermaprodit. Proses terjadinya penyerbukan biasanya dibantu oleh serangga penghisap madu dan lebah, yang berusaha untuk menghisap madu dari cawan bunga. Serangga dan lebah penghisap madu secara tidak sengaja akan membantu proses penyerbukan. Jika pembungaan terjadi pada musim hujan, maka kemungkinan terjadinya kegagalan penyerbukan akan lebih tingi, karena kelembaban udara yang relatif tinggi.



Peluang terjadinya penyerbukan pada bunga hermaprodit sekitar 15-30 persen, dan hanya 0,1-0,25 saja yang mampu menjadi buah masak atau siap panen. Waktu yang dibutuhkan dari penyerbukan hingga buah siap panen antara 2-5 bulan, dan sangat diperngaruhi oleh varietas.

Faktor Penyebab Kegagalan Penyerbukan atau Pembentukan Buah

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadikan kegagalan penyerbukan antara lain:
  • Kepala putik dalam keadaan tidak siap diserbuki
  • Daya hidup tepung sari sangat rendah atau tepung sari sudah tidak pada fase produktif
  • Suhu dan kelembaban terlalu rendah atau terlalu tinggi
  • Serangan hama yang mengakibatkan kerusakan pada kepala putik
  • Serangan hama/penyakit yang mengakibatkan kerusakan bakal buah, sehingga mengakibatkan banyak buah yang rontok sebelum masak
  • Kurangnya unsur hara untuk pembentukan buah, sehingga perkembangan bakal buah menjadi terhambat, dan banyak buah rontok sebelum masak

Mencegah Kegagalan Pembentukan Buah

Untuk mencegah terjadinya kegagalan penyerbukan bunga atau pembentukan buah, dapat dilakukan upaya pemberian hormon. Misalnya, pemberian 200 ppm hormon NNA (beta Naphthoxy Acetic Acid) untuk meningkatkan terbentuknya bunga normal, dan pembentukan buah tiga hingga lima kalli lebih banyak. Dapat juga dengan pemberian 25 ppm 2,4 D untuk mencegah kerontokan bunga.

Morfologi Tanaman Mangga

Sebelum melakukan budidaya mangga, tidak ada salahnya untuk mengetahui bagaimana morfologi tanaman mangga. Tanaman Mangga tumbuh berbentuk pohon berbatang tegak, bercabang banyak, bertajuk rindang, dan hijau sepanjang tahun. Tinggi tanaman berkisar antara 10 hingga 40 meter. Umur tanaman mangga bisa mencapai lebih dari 100 tahun. Morfologi tanaman mangga yang akan kami uraikan di sini terdiri dari akar, batang, daun, dan bunga.

Taksonomi Tanaman Mangga

Sebelum membahas lebih jauh tentang morfologi tanaman mangga, mari kita lihat sejenak taksonomi tanaman mangga.

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Species : Mangifera indica L.

Morfologi Tanaman Mangga




Akar

Akar tanaman mangga terdiri dari akar tunggang dan akar cabang. Akar tunggang berukuran sangat panjang, bisa mencapai kedalaman 6 meter. Pemanjangan akar tunggang pada tanaman mangga akan berhenti apabila akar tersebut telah mencapai permukaan air tanah, dan selanjutnya akan membentuk akar cabang di dalam tanah. Semakin kedalam, jumlah akar cabang yang terbentuk semakin sedikit. Tanaman mangga akan membentuk akar cabang paling banyak pada kedalaman 30-60 cm di bawah permukaan tanah.

Batang

Batang tumbuh tegak dengan percabangan dan ranting banyak. Cabang dan rangting ditumbuhi daun lebat dengan tajuk berbentuk kubah, oval, atau memanjang. Kulit batang pohon mangga tebal dan kasar, banyak celah-celah kecil dan bersisik bekas tangkai daun. Warna kulit batang biasanya cokelat tua hingga abu-abu kehitaman. Tanaman yang berasal dari biji biasanya tumbuh tegak, kuat dan meninggi. Sedangkan tanaman yang berasal dari bibit sambung atau okulasi biasanya berbatang pendek dengan percabangan membentang. Umur tanaman mangga yang berasal dari biji bisa lebih dari 100 tahun, sedangkan tanaman dari bibit okulasi atau sambung biasanya hanya mencapai 80 tahun.

Daun

Tanaman mangga memiliki daun tunggal tanpa anak dan penumpu. Letak dan posisi daun bergantian mengelilingi ranting. Panjang tangkai daun 1,25-12,50 cm. Bagian pangkal tangkai daun membesar, dengan sisi atasnya membentuk alur. Panjang daun 8-40 cm dengan lebar 2-12,5 cm. Tulang daun berjumlah 18-30 buah. Aturan letak daun pada batang (phyllotaxy) biasanya 3/8, tetapi semakin mendekati ujung, letaknya biasanya semakin berdekatan, sehingga tampak seperti dalam lingkaran. Bentuk daun bervariasi, ada yang seperti mata tombok, lonjong, segi empat dengan ujung runcing, dan bulat telur dengan ujung runcing. Tepi daun halus, terkadang sedikit bergelombang. Daun muda berwarna kemerahan, sedangkan daun tua pada permukaan bagian atas berwarna hijau tua dan permukaan bagian bawah hijau muda. Umur daun dapat mencapai satu tahun.

Bunga

Bunga mangga tumbuh dari tunas ujung, terangkai dalam tandan sebagai bunga majemuk, rangkaian bunga berbentuk kerucut. Jumlah bunga pada setiap tandan berkisar antara 1.000-6.000 kuntum, berukuran kecil dengan diameter antara 6-8 mm. Dalam setiap rangkaian bunga, terdapat bunga jantan dan hermaprodit, dengan jumlah bunga jantan lebih banyak. Diperkirakan dalam satu tandan hanya terdapat 1,25-77,9% bunga hermaprodit. Kelopak dan mahkota berjumlah lima lembar. Panjang daun mahkota dua kali panjang kelopak. Warna bunga kekuningan, warna bagian tepi mahkota putih. Ketika akan layu, warna mahkota berubah menjadi kecokelatan hingga kemerahan. Bakal buah tidak bertangkai, pada bagian ujungnya terdapat kepala putik. Dalam satu bunga hermaprodit, kadang-kadang terdapat tiga bakal buah.

Sejarah Tanaman Mangga

Tanaman mangga berasal dari daerah India, bahkan di negera tersebut beredar cerita rakyat, yang menceritakan bahwa buah mangga merupakan penjelmaan dari Dewa Prajapati. Tanaman mangga pertama kali ditemukan oleh Alexander Agung di daerah lembah Indus, India. Pada tahun 632-645 SM, Huien T'Sang menulis tentang tanaman mangga di India. Dari lembah Indus, India, tanaman mangga kemudian menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Dan di Indonesia saat ini telah memiliki berbagai varietas tanaman mangga, dengan keunggulan dan kelemahannya masing-masing.

Seorang ahli botani, Rumphius, pada tahun 1741 menyimpulkan bahwa penanaman mangga di bagian timur India telah dilakukan hampir empat ribu tahun silam, bahkan mungkin lebih dari enam ribu tahun silam. Dalam kesimpulannya tersebut, ia juga menyatakan bahwa penaman mangga di beberapa daerah di Asia baru dilakukan beberapa abad yang lalu. Oleh karena itu, ahli botani tersebut berpendapat bahwa tanaman mangga berasal dari daerah India timur, perbatasan dengan Birma. Kata mangga sendiri berasal dari bahasa Tamil, yakni man-gas atau man-kay. Dalam bahasa botani, tanaman ini disebut dengan istilah Mangifera indica L. yang berarti tanaman mangga berasal dari India.



Penyebaran Tanaman Mangga

Sekitar abad ke-4 atau ke-5 SM, tanaman mangga menyebar ke berbagai negara melalui para pedagang yang menjelajah ke arah timur hingga ke Semenanjung Malaka. Pada tahun 1400, tanaman mangga mulai di tanam di daerah Kepulauan Sulu, dan tahun 1450 tanaman ini menyebar ke daerah Mindanau, Filipina. Sekitar tahun 1665 tananam yang menghasilkan buah beraroma wangi ini baru di tanam di Kepulauan Maluku. Dan pada saat itulah tanaman mangga mulai menyebar ke seluruh Nusantara. Pada tahun 1690, tanaman mangga sudah dibudidayakan di Inggris, di dalam rumah kaca. Sekitar tahun 1779, bangsa Spanyol membawa bibit mangga dari Filipina ke Mexico. Pada pertengahan abad ke-18, orang Portugis mulai menyebarkan tanaman mangga ke daerah Lisabon dan Brazil. Kemudian pada abad ke-19, bangsa Portugis menyebarkan tanaman mangga dari Goa, India ke daerah Afrika Timur, yang akhirnya menyebar hingga ke Afrika Barat dan Kepulauan Canari. Di negara Paman Sam, Amerika Serikat, tanaman mangga pertama kali dibudidayakan pada tahun 1833, di Florida, dan bibit yang ditanam berasal dari daerah Mexico. Kemudian pada tahun 1885, Amerika Serikat senganja mendatangkan bibit hasil okulasi dari India, dan hingga kini, Florida dikenal sebagai daerah penghasil mangga terbesar di Amerika Serikat. Sekitar tahun 1870, tanaman mangga baru dibudidayakan di daerah Queensland, dan pada tahun 1905, tanaman ini baru mulai ditanam di negara Italia.

Kegiatan Pembumbunan Pada Budidaya Jahe

Pembumbunan merupakan kegiatan menguruk pangkal batang tanaman jahe yang bertujuan untuk menimbun rimpang yang menyembul keluar. Waktu pembumbunan dilakukan pada saat tanaman jahe membentuk rumpun. Kegiatan pembumbunan ini biasanya dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyiangan sekaligus pemupukan susulan.

Fungsi Pembumbunan Pada Tanaman Jahe

Pada budidaya jahe, pembumbunan memiliki beberapa fungsi, yaitu:

  • Menggemburkan tanah, sehingga dapat mempermudah pembesaran rimpang dan penetrasi akar.
  • Menutup dan melindungi rimpang jahe yang menyembul ke permukaan tanah.
  • Menambah kandungan oksigen dalam tanah.
  • Memperkuat tanaman jahe.
  • Memperluas area perakaran, sehingga unsur hara yang terserap lebih banyak.
  • Mencegah rimpang terkena sinar matahari yang dapat mengakibatkan rimpang mengeras dan berwarna hijau seperti batang.



Waktu Pembumbunan

Kegiatan pembumbunan ini dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyiangan, biasanya setelah tanaman jahe membentuk rumpun atau setelah tanah pada bedengan tempat menaman jahe mulai longsor karena hujan. Pembumbunan dapat dilakukan berulang kali, tergantung pada jenis tanah dan curah hujan. Pembumbunan akan lebih sering dilakukan pada tanah-tanah yang remah dan curah hujan tinggi. Kegiatan pembumbunan ini juga bisa dimulai pada saat tanaman jahe membentuk rumpun, sebanya 4-5 anakan. Pembumbunan dilakukan sebelum pemupukan susulan. Biasanya, dalam satu musim, kegiatan pembumbunan dapat dilakukan sebanya 3-6 kali, tergantung kondisi.

Cara Melakukan Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan dengan cara menyiangi gulma terlebih dahulu, kemudian mencangkul tanah tipis-tipis di sekitar tanaman jahe atau sekitar parit (orang Jawa biasa menyebut proses ini dengan istilah "dangir"). Tanah yang telah dicangkul tipis-tipis ini digunakan untuk menimbun pangkal batang tanaman jahe membentuk guludan atau bedengan kecil. Setelah kegiatan pembumbunan, pembudidaya dapat langsung melakukan pemupukan susulan.

Persiapan Media Semai Pada Budidaya Cabai dan Tomat

Untuk menghasilkan kualitas bibit tanaman berkualitas, maka perlu dipersiapkan media semai yang baik. Pada dasarnya, media semai dari tanah di sekitar pohon bambu sangat baik dignakan untuk persemaian. Disamping kandungan phospornya tinggi, humus daun bambu juga menjadi media yang baik untuk trichoderma, sehingga bisa mengurangi tingkat serangan patogen saat di persemaian. Selain itu, tanah di sekitar pohon bambu juga biasanya remah dan gembur.

Jika tanah sekitar pohon bambu sulit di dapat, maka bisa menggunakan tanah gembur lain. Pada musim kemarau, persiapan tanah sebagai media semai tidak mengalami kendala yang berarti. Namun, pada saat musim hujan, sebaiknya tanah dipersiapkan satu bulan sebelum penyemaian benih. Hal ini perlu dilakukan agar tanah lebih kering, sehingga lebih mudah untuk dimasukkan dalam kantong plastik. Tanah sebanyak 1 m³, bisa digunakan untuk mengisi polibag atau kantong plastik berukuran 8 x 10 cm sebanyak 300 buah.

Sebelum digunakan sebagai media semai, tanah sebaiknya diayak dengan saringan pasir terlebih dahulu, agar benar-benar halus sehingga memudahkan petumbuhan dan perkembangan perakaran bibit.

Komposisi media semai




Komposisi media semai adalah 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang fermentasi, dan 150 gram pupuk NPK 16-16-16 yang dihaluskan. Pencampuran dilakukan secara merata, pastikan bahwa tepung NPK sudah bercampur ke seluruh media. Pastikan tanah yang digunakan benar-benar kering dan halus, sehingga mudah untuk dimasukkan dalam polibag. Setelah itu, media dimasukkan ke dalam kantong pembibitan. Selain menggunakan polybag, tempat persemaian juga bisa menggunakan pot atau tray. Pengisian media semai jangan terlalu penuh, sekitar 90% dari permukaan atas kantong atau pot. Untuk mengurangi resiko serangan patogen, sebaiknya tambahkan jamur trichoderma sebagai agensia hayati atau perstisida biologi.

Setelah media semai siap, segera siram dengan air secukupnya. Jangan terlalu basah, karena dapat memicu tumbuhnya penyakit, seperti phytium debarianum, phytophtora capsici, atau rhyzoctonia solani. Sebelum benih dimasukkan, permukaan bagian tengah media semai diberi lubang tanam sedalam kurang lebih 8 cm. Pembuatan lubang tanam ini bisa menggunakan bambu berukuran pensil. Bambu ditusukkan ke media, kemudian diangkat pelan-pelan sambil sedikit diputar.

Perlakuan Benih Pada Tanaman Cabai, Tomat, dan Tanaman Hortikultura Lain

Perlakuan benih bertujuan untuk menghasilkan bibit tanaman berkualitas, mempercepat perkecambahan, dan membunuh bibit penyakit yang terbawa benih. Perlakuan benih dilakukan sebelum persemaian atau penanaman ke polibag. Pada artikel ini, kami akan menjelaskan 3 teknik perlakuan benih secara sederhana.

Perendaman dengan air hangat

Perlakuan ini bertujuan untuk mempermudah serta mempercepat perkecambahan benih. Benih direndam dalam air hangat selama 4-6 jam. Setelah itu, benih dibungkus dengan handuk atau kertas koran yang dibasahi. Kemudian diperam dalam kaleng atau kotak biskuit, di dalam kaleng tersebut diberi penerangan dengan lampu 15 watt. Penerangan tersebut bertujuan untuk meningkatkan suhu di dalam kaleng. Perlu diperhatikan, bahwa handuk atau kertas koran pembungkus benih harus selalu dijaga kelembabannya. Setelah muncul kecambah atau bakal akar, benih siap untuk ditanam di persemaian. Pada tanaman cabai atau tomat, benih biasanya berkecambah dalam waktu 3-4 hari.

Perendaman dalam larutan fungisida dan bakterisida




Sebelum disemai, benih terlebih dahulu direndam dalam larutan fungisida berbahan aktif benomil dan bakterisida berbahan aktif streptomicyn sulfat. Konsentrasi larutan adalah 2 gram benomil dan 1 gram streptomicyn sulfat per liter air. Perendaman dilakukan selama 4-6 jam, kemudian benih diperam seperti pada perlakuan dengan air hangat.

Pengadukan benih dengan fungisida dan bakterisida dalam formulasi tepung

Karena perendaman dan pemeraman menyulitkan petani saat melakukan penyemaian, maka cara yang lebih praktis untuk perlakuan benih adalah dengan pengadukan dalam fungisida dan bakterisida dalam formulasi tepung. Cara ini lebih sering dilakukan oleh petani karena lebih efisien waktu dan memudahkan pekerjaan. Benih yang masih berada dalam kemasan dibuka dengan cara digunting pada bagian atasnya. Kemudian masukkan fungisida berbahan aktif benomil dan bakterisida berbahan aktif streptomicyn sulfat secukupnya. Kemudian kemasan yang telah digunting dilipat kembali, dan dikocok-kocok hingga seluruh permukaan benih dalam kemasan terlapisi oleh fungisida dan bakterisida yang telah dimasukkan. Setelah itu, benih siap ditanam di media persemaian.

Berdasarkan pengalaman penulis, perlakuan benih dengan cara kering atau pengadukan bukan hanya lebih efisien, tetapi juga lebih efektif untuk kesehatan tanaman selama dalam persemaian. Selain itu, penggunaan dua jenis pestisida yang bekerja secara sistemik tersebut dapat mengurangi tingkat serangan penyakit di persemaian.

Iklim Ideal Untuk Tanaman Cabai

Dalam kegiatan budidaya cabai, sebaiknya petani memperhatikan faktor iklim agar kegiatan budidaya yang dilakukan dapat berhasil dengan baik. Tanaman cabai akan tumbuh baik dan lebih produktif pada iklim-iklim tertentu. Dengan mengetahui faktor iklim, kita dapat membuat perencanaan produksi yang lebih tepat, sehingga dapat memperkecil resiko yang kemungkinan timbul. Faktor iklim yang perlu diperhatikan sebelum budidaya cabai dilaksanakan antara lain angin, curah hujan, cahaya matahari, suhu, dan kelembaban udara. Berikut ini penjelasan singkat mengenai faktor iklim tersebut.

Angin

Kondisi angin ideal untuk budidaya cabai adalah angin yang bertiup sepoi-sepoi. Angin sepoi-sepoi ini akan melindungi tanaman cabai dari terik sinar matahari, karena membawa uap air, sehingga penguapan tanaman lebih rendah dan berkurang. Pada musim hujan, dimana lebah penyerbuk tidak begitu banyak yang datang ke areal pertanaman, angin dapat membantu proses penyerbukan. Namun, angin yang bertiup terlalu kencang justru dapat merugikan tanaman cabai, ranting-ranting banyak yang rusak, bunga banyak yang rontok, atau bahkan dapat merobohkan tanaman. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk mengantisipasi konsisi iklim yang disebabkan oleh angin ini, seperti dengan memasang ajir, dan penanaman tanaman pagar untuk menghambat kecepatan angin. Tanaman pagar yang biasa digunakan untuk budidaya cabai diantaranya adalah kacang panjang, buncis, atau jagung, yang ditanaman mengelilingi araeal budidaya.

Curah Hujan




Secara umum, tanaman cabai memerlukan curah hujan antara 1.500-2.500 mm/tahun. Berdasarkan tipe iklim menurut Schimidt dan Fergusson, tanaman cabai dapat tumbuh dan berproduksi baik pada iklim dengan kriteria:

1. Daerah sangat basah, dengan 0-1.5 bulan kering.
2. Daerah basah, dengan 1,5-3 bulan kering.
3. Daerah agak basah, dengan 3-4,5 bulan kering.
4. Daerah sedang, dengan 4,5-6 bulan kering.

Curah hujan yang terlalu tinggi berpotensi mengakibatkan areal pertanaman tergenang, sehingga perakaran cabai akan kesulitan bernafas dan memicu serangan penyakit. Selain itu, juga dapat meningkatkan kelembaban udara di sekitar pertanaman. Hujan yang terlalu keras juga dapat membuat rontok bunga cabai sebelum diserbuki.

Untuk mengantisipasi resiko yang mungkin timbul akibat curah hujan terlalu tinggi diantaranya adalah:

1. Membuat parit
2. Menggunakan mulsa PHP
3. Bedengan lebih tinggi
4. Pengaturan jarak tanam

Cahaya Matahari

Bagi tanaman, cahaya matahari merupakan faktor yang sangat penting untuk proses fotosintesis, pembentukan bunga, pembentukan buah, dan pemasakan buah. Bagi tanaman cabai, kebutuhan akan intensitas sinar matahari sangat tinggi agar pembungaan dapat berlangsung dengan normal. Apabila kekurangan sinar matahari, tanaman cabai akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang tidak normal, tanaman cenderung meninggi, bunga yang dihasilkan tidak banyak, batang sukulen (berair) sehingga mudah terserang penyakit, umut panen lebih lama, sehingga kualitas dan kuantitas produksi akan berkurang. Tanaman cabai membutuhkan intensitas sinar matahari dengan lama penyinaran (fotoperiodisitas) optimal 10-12 jam sehari.

Suhu dan Kelembaban Udara

Untuk keberhasilan budidaya cabai, petani harus menentukan lokasi yang benar-benar tepat, sehingga suhu dan kelembaban optimal untuk perkembangan tanaman cabai dapat terpenuhi. Pada umumnya, tanaman cabai akan tumbuh dan berkembang baik pada suhu antara 25-30 derajat celcius, dengan suhu optimal untuk pertumbuhan antara 25-28 derajat celcius.

Suhu udara yang terlalu rendah akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, pembentukan kurang sempurna, pemasakan buah lebih lama, sehingga umur panen akan lebih panjang. Oleh sebab itu, lokasi budidaya cabai idealnya dilakukan di daerah dengan ketinggian di bawah 1.400 mdpl.

Sebaliknya, jika suhu udara terlalu tinggi, apalagi dengan pengairan yang kurang, maka akan menghambat suplai unsur hara, dan menyebabkan transpirasi (penguapan) pada tanaman terlalu tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan rontoknya bunga dan buah, atau buah yang terbentuk akan kecil-kecil tidak sempurna, serta pertumbuhan tanaman yang terhambat dan merana. Oleh sebab itu, jika budidaya dilakukan pada musim kemarau, sebaiknya dilakukan penyiraman atau penggenangan yang cukup dan penyemprotan tanaman secara rutin. Selain itu, suhu udara yang terlalu tinggi akan merangsang perkembangbiakan hama tanaman, sehingga interval penyemprotan insektisida juga harus dilakukan lebih pendek.

Untuk mendukung pertumbuhan yang optimal, tanaman cabai memerlukan kelembaban relatif 80% dengan sirkulasi udara yang lancar. Curah hujan yang terlalu tinggi akan meningkatkan kelembamban di sekitar tanaman, sehingga pertumbuhan penyakit akan jauh lebih tinggi.

Morfologi Cabai

Sebelum kita memutuskan untuk budidaya cabai, ada baiknya untuk terlebih dahulu mengetahui morfologi cabai, sehingga referensi kita terhadap tanaman perdu ini lebih lengkap. Cabai merupakan tanaman semusim (annual) yang berasal dari benua Amerika, tanaman berbentuk perdu, dengan batang berkayu dan berdiri tegak. Tinggi tanaman sangat bervariasi, tergantung pada varietas atau jenisnya, pada umumnya antara 65-170 cm, dengan lebar tajuk antara 50-100 cm.

Dalam dunia tumbuh-tumbuhan (Plantarum), tanaman cabai tergolong jenis tanaman yang menghasilkan biji (Spermatophyta), dengan biji tertutup oleh bakal buah, sehingga tanaman ini digolongkan dalam tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).

Tanaman cabai memiliki dua daun lembaga yang berarti tanaman ini memiliki biji belah, sehingga digolongkan dalam kelas dicotyledoneae. Bunga memiliki hiasan yang lengkap, yaitu kelopak dan mahkota, dengan daun-daun mahkota yang saling berdekatan satu sama lain, sehingga tanaman cabai masuk dalam subkelas Sympetalae. Termasuk dalam keluarga terung-terungan (Solanaceae) serta genus Capsicum.



Berikut ini adalah klasifikasi tanaman cabai:

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : icotyledoneae
Subkelas : Sympetalae
Ordo : Tubiflorae (Solanales)
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum L.

Pupuk Nitrogen Dan Pengaruhnya Pada Tanaman

Nitrogen adalah unsur kimia, dalam tabel periodik disimbolkan lambang N. Nitrogen biasa ditemukan dalam bentuk gas tanpa warna, tanpa bau, dan tanpa rasa. Unsur kimia ini mengisi kurang lebih 78.08% atmosfer bumi.

Dalam biologi, nitrogen merupakan salah satu unsur utama dalam pembentukan asam amino dan asam nukleat. Asam amino merupakan senyawa pembentuk protein, sedangkan asam nukleat berperan sebagai komponen pembentuk RNA dan DNA.

Pupuk nitrogen adalah pupuk kimia yang mengandung unsur N, baik dalam bentuk tunggal maupun majemuk, yang umumnya berupa senyawa nitrat, amonium, amin, sianida.

Beberapa contoh pupuk nitrogen adalah pupuk urea (NH2CONH2), Amonium nitrat (NH4NO3), Kalium nitrat (KNO3), kalsium sianida (CaCN2), amonium fosfat [(NH4)3PO4], dan Amonium sulfat (ZA) [(NH4)2SO4].

Keluarga kacang-kacangan, seperti kedelai, kacang tanah, kacang panjang, mampu menangkap nitrogen secara langsung dari atmosfer karena tanaman tersebut bersimbiosis dengan bakteri bintil akar, yaitu jenis bakteri menguntungkan yang mampu mengikat nitrogen bebas sehingga tersedia di dalam tanah.



Pada tanaman, nitrogen berperan dalam pembentukan zat hijau daun atau biasa disebut dengan klorofil, protein, dan lemak. Klorofil sangat membantu dalam proses pemasakan zat makan yang diserap oleh akar atau fotosintesis. Pemberian pupuk nitrogen pada tanaman akan membantu dan merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman, sehingga dapat mempercepat proses pembentukan daun, pembesaran batang, dan penambahan tinggi tanaman.

Gejala kekurangan nitrogen pada tanaman ditunjukkan dengan menguningnya daun (warna daun berubah menjadi kekuningan, yang selanjutnya menjadi kuning sempurna), jaringan daun mati biasanya ditandai dengan warna merah kecokelatan. Pada tanaman cabai, buah yang terbentuk akan kecil-kecil dan tidak sempurna.

Pemberian pupuk nitrogen yang berlebihan, atau tidak berimbang, juga akan berdampak buruk bagi tanaman. Tanaman memang tampak subur, tetapi sebenarnya tanaman yang mengalami kelebihan nitrogen akan sukulen, berair, dan mudah terserang hama/penyakit. Meskipun menjadi unsur hara penting dan sangat dibutuhkan tanaman, tetapi pemberian pupuk nitrogen harus terukur, tidak boleh berlebihan.

Cara Memilih Bibit Cabai Unggul

Bibit cabai unggul akan sangat menentukan keberhasilan proses produksi. Bukan hanya pemupukan atau cara pengendalian hama penyakit saja yang dapat memberikan kontribusi kesuksesan pada usaha budidaya cabai, tetapi petani atau pembudidaya juga harus memilih bibit berkualitas.

Bibit cabai unggul dapat dilihat dari karakteristik induk dan pertumbuhannya. Bibit harus dihasilkan dari tanaman induk berkualitas, tahan serangan hama penyakit, dan mampu berproduksi tinggi. Tanaman induk juga harus sudah memiliki galur murni, sehingga bibit yang dihasilkan tidak bervariasi.

Bibit cabai unggul harus memiliki kriteria seperti yang dimiliki induknya, tingkat pertumbuhan cepat selama dalam persemaian. Bibit yang dihasilkan dari tanaman yang memiliki laju pertumbuhan cepat, akan menghasilkan tanaman cabai yang produktif. Tentu saja akan mempengaruhi keberhasilan agribisnis yang dijalankan.

Cara Memilih Bibit Cabai Unggul




  • Carilah bibit yang berasal dari tanaman induk berkualitas. Sebelum membuat bibit cabai, sebaiknya menentukan tanaman yang akan dijadikan sebagai induk. Tanaman induk harus memiliki kriteria sebagai tanaman unggul, seperti pertumbuhan cepat, vigor, mampu beradaptasi di berbagai lingkungan, memiliki daya tahan yang baik terhadap serangan hama penyakit, responsif terhadap pemupukan, mampu berproduksi tinggi, serta menghasilkan buah dengan kriteria yang dikehendaki.
  • Bibit harus dihasilkan dari buah yang benar-benar sudah tua, sehingga akan diperoleh biji yang benar-benar bernas.
  • Memiliki daya kecambah yang bagus.
  • Bibit harus memiliki pertumbuhan yang bagus selama dalam persemaian. Bibit dengan pertumbuhan bagus akan menghasilkan tanaman yang subur, sedangkan bibit yang mengalami keterlambatan pertumbuhan selama dalam persemaian, maka laju pertumbuhan setelah penanaman di lahan akan mengalami keterlambatan.
  • Pilih bibit yang sehat, tidak terserang hama penyakit.

Dengan menerapkan cara tersebut di atas, petani atau pembudidaya akan mendapatkan bibit yang mampu mendukung keberhasilan usaha budidaya cabai.

ARTIKEL POPULER