CARA MEMBUAT BIBIT JAMUR KUPING F2-F3

Cara Membuat Bibit Jamur Kuping pada tahap ini adalah kegiatan pembiakan miselium jamur hasil pembiakan tahap pertama. Setelah media tumbuh pembiakan bibit jamur kuping disiapkan, langkah selanjutnya adalah melakukan pembiakan bibit jamur hasil dari pembiakan tahap pertama atau F1. Pembiakan dilakukan di dalam ruangan pembiakan yang telah steril. Adapun langkah pembiakan bibit jamur kuping tersebut meliputi:

Pembiakan Bibit Jamur Kuping Tahap Kedua (F2)

Ambil tabung reaksi hasil dari pembiakan bibit jamur kuping tahap pertama (F1), kemudian diletakkan di atas meja pembiakan yang telah disiapkan. Pastikan ruangan selalu dalam keadaan steril. Kemudian bagian mulut tabung yang disumbat dengan kapas di semprot menggunakan alkohol 70% lalu dibakar selama kurang lebih 10-15 detik. Dalam keadaan masih terbakar, kapas penutup tabung tersebut diambil menggunakan pinset, selanjutnya bibir tabung reaksi tersebut dibakar di atas api spirtus yang telah dipersiapkan sebelumnya, selama kurang lebih lima detik.

Ambil botol pembiakan F2 yang telah dipersiapkan. Buka kapas penyumbat botol tersebut. Kemudian misselium hasil pembiakan F1 yang terdapat pada tabung reaksi diambil menggunakan pinset, dan dimasukkan ke dalam botol pembiakan F2. Botol pembiakan F2 ditutup kembai menggunakan kapas penyumbat sebelumnya, kemudian ditempatkan pada rak pembiakan. Lakukan kegiatan tersebut untuk pengisian setiap botol pembiakan bibit jamur F2. Setiap tabung reaksi F1 dapat digunakan untuk 15-20 botol pembiakan F2.

Botol-botol pembiakan bibit jamur kuping yang telah diisi dengan miselium hasil biakan pada tahap pertama disimpan selama satu bulan, sehingga miselium jamur tersebut dapat berkembang dan memenuhi seluruh celah atau pori-pori media tumbuh. Jika miselium tersebut berwarna putih, berarti pembiakan F2 telah berhasil, sedangkan miselium yang berwarna cokelat dan berbau busuk menunjukkan miselium tersebut rusak, dan botol pembiakan harus segera disingkirkan dari dalam ruangan pembiakan. Pada botol biakan yang rusak, segera dibersihkan, kemudian dinding botol disikat dan botol disimpan untuk dipergunakan lagi pada pembiakan periode berikutnya.

Pembiakan Bibit Jamur Kuping Tahap Ketiga (F3)




Kegiatan pembiakan bibit jamur kuping pada tahap ketiga ini merupakan kegiatan perbanyakan atau pembiakan bibit jamur kuping hasil biakan F2. Sementara hasil pembiakan dari F3, nantinya akan dipakai sebagai bibit pada pembiakan tahap keempat atau F4.

Prinsip kerja dan prosedur operasional pada pembiakan bibit jamur tahap ketiga ini sama dengan pembiakan bibit jamur kuping tahap kedua. Perbedaannya terletak pada penggunaan bibit atau miselium jamur kuping. Pada kegiatan pembiakan bibit jamur kuping tahap kedua, bibit yang digunakan adalah bibit atau miselium hasil biakan tahap pertama (F1). Sedangkan bibit yang digunakan pada kegiatan pembiakan tahap ketiga ini adalah bibit atau miselium hasil pembiakan tahap pertama.

Media tumbuh yang digunakan tetap sama dengan kegiatan pembiakan tahap kedua. Setelah media pembiakan siap, maka langkah selanjutnya adalah pengambilan miselium hasil biakan F2. Prinsip kerjanya sama dengan yang dijelaskan pada pembiakan bibit jamur kuping tahap kedua di atas. Untuk mengambil miselium jamur hasil pembiakan F2, dapat dilakukan dengan mengeluarkan media tumbuh dari dalam botol biakan F2. Media tumbuh yang sudah dipenuhi miselium tersebut dihancurkan menggunakan pinset atau benda keras lain yang ukurannya kurang lebih sebesar pensil. Alat yang digunakan tersebut harus dalam keadaan steril, bisa disemprot menggunakan alkohol kemudian dibakar diatas api spirtus selama kurang lebih 20 detik. Kemudian media dalam botol pembiakan F2 tersebut diaduk-aduk hingga hancur, dan media yang telah hancur dimasukkan ke dalam botol pembiakan F3. Isi semua botol biakan bibit jamur kuping hingga selesai. Setiap botol biakan F2 bisa digunakan untuk mengisi botol biakan F3 sebanyak 150-200 botol. Botol biakan bibit jamur F3 tersebut kemudian disimpan dalam ruangan pembiakan selama satu bulan, hingga miseliumnya tumbuh dan memenuhi celah atau pori-pori media tumbuh. Selanjutnya miselium tersebut siap digunakan dalam pembiakan pada tahap keempat (F4).

ARTIKEL POPULER