Hama Ulat Bulu Lymantriidae dan Cara Pengendaliannya

Hama Ulat Bulu Lymantriidae merupakan salah satu jenis hama perusak tanaman yang akhir-akhir ini menjadi masalah besar di dunia pertanian, terutama dari jenis tanaman keras. Hama Lymantriidae disebut dengan ulat bulu karena seluruh tubuh jenis ulat ini ditutupi oleh bulu-bulu. Bulu dari famili ulat Lymantriidae merupakan senjata untuk bertahan dari serangan predator. Jika bulu tersentuh kulit akan timbul rasa panas yang sangat menyengat, dan seringkali mengakibatkan bentol-bentol pada kulit, terutama kulit manusia. Ulat dari famili Lymantriidae bersifat polifag, yaitu memiliki banyak inang (ulat dapat berkembangbiak dengan baik pada semua jenis tanaman).

Tingkat serangan hama ulat bulu sangat tinggi, bahkan jika populasi pada tanaman terserang tinggi, tanaman seperti meranggas tidak memiliki satu helai daunpun, hanya tersisa tulang daun dan ranting saja. Bahkan dalam waktu singkat, hanya semalam saja, serangan ulat mampu menghabisi seluruh daun tanaman. Apabila jumlah daun tidak mencukupi kebutuhan ulat, ulat bulu akan turun dari pohon untuk mencari makanan. Jika lokasi tanaman terserang dekat dengan pemukiman, atau mungkin di depan rumah kita, maka ulat bisa masuk ke dalam rumah dengan jumlah yang tidak sedikit.

Serangan parah biasanya terjadi saat musim kemarau tiba. Pada musim ini, ngengat terangsang berkembangbiak dengan tingkat populasi sangat tinggi, sehingga serangan ulat bulu seringkali melampaui ambang ekonomi. Meskipun bersifat polifag, hama ulat ini jarang ditemukan pada tanaman berbatang lunak maupun rerumputan. Ulat bulu lebih banyak menyerang pepohonan dan tanaman menyemak berkayu.

Klasifikasi Ulat Bulu Lymantriidae

Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Superfamily : Noctuidae
Family : Lymantriidae
Lymantriidae memiliki banyak spesies, bahkan mencapai 2500 spesies. Namun organismepengganggu yang banyak dijumpai adalah Orgyia postica, Dasychira inclusa, D. mendosa, D. pennatula, Psalis pennatula, Laelia suffusa, Euproctis virguncula, dll.

Siklus Hidup Ulat Bulu Lymantriidae




Ngengat dewasa mampu bertelur antara 50-200 butir. Telur-telur ini diletakkan di permukaan daun tanaman, tangkai daun, maupun pada retakan kulit batang. Setelah menetas, telur berubah menjadi larva dan segera mencari tempat untuk melangsungkan hidup. Larva ulat bulu berganti kulit antara 3-4 kali dan semakin membesar. Kemudian ulat besar berubah menjadi kepompong, selanjutnya dari kepompong keluar ngengat dewasa yang hanya dalam waktu beberapa hari akan segera bertelur.

Gejala Serangan Ulat Bulu Lymantriidae

Ulat menyerang daun tanaman dengan meninggalkan tanda bergerigi pada tepi daun akibat gigitan ulat. Namun, jika serangan tinggi daun tanaman dimakan sampai tidak tersisa sedikitpun, tinggal tulangnya saja.

Pengendalian Ulat Bulu Lymantriidae

Ulat Bulu Lymantriidae dapat dikendalikan dengan beberapa cara tergantung dari tingkat serangan terhadap tanaman. Pengendalian dapat dilakukan secara teknis, mekanis maupun kimiawi. Pengendalian teknis terutama bertujuan untuk mencegah atau mengurangi serangan tinggi. Sedangkan jika populasi ulat bulu sangat tinggi dengan serangan telah melebihi ambang ekonomi, maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida untuk mengurangi resiko kegagalan produksi.

1. Pengendalian Secara Teknis

Seperti halnya saat mengendalian hama ulat lain, pengendalian ulat bulu untuk tanaman budidaya dilakukan dengan melakukan teknis budidaya yang benar, diantaranya menjaga sanitasi kebun, melakukan penggiliran tanaman, maupun dengan pengolahan tanah (pencangkulan dan penggaruan).

2. Pengendalian Secara Mekanis

Secara manual, dilakukan penangkapan terhadap ulat, telur, maupun kepompong, lalu dimusnahkan. Cara ini lebih efektif dilakukan pada malam hari dengan menempatkan perangkap lampu di area penanaman untuk menjebak ngengat.

3. Pengendalian Secara Kimiawi

Pengendalian ulat bulu secara kimiawi harus dilakukan secara tepat. Penggunaan pestisida yang melebihi dosis penggunaan justru dapat meningkatkan resistensi atau tingkat kekebalan ulat terhadap suatu jenis bahan aktif tertentu. Oleh sebab itulah, setiap kali melakukan penyemprotan pestisida harus dilakukan penggiliran bahan aktif. Tujuan dari penggantian bahan aktif pestisida ini adalah agar tingkat resistensi ulat bulu terhadap bahan aktif tertentu dapat diputus.
Gunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, klorantraniliprol, profenofos, klorpirifos, tiodikarb, amamektin benzoat, metomil, kartophidroklorida, betasiflutrin, atau dimehipo sesuai petunjuk pada kemasan. Pilih beberapa bahan aktif tersebut untuk penyelingan saat penyemprotan. Lihat Petunjuk Aplikasi Pestisida dan Daftar Bahan Aktif Pestisida.

ARTIKEL POPULER