Sebagai petani atau pembudidaya, baik yang melaksanakan proses budidaya dengan cara tradisional maupun yang telah menerapakan sistem budidaya pertanian secara intensif, pemilihan bibit tanaman harus dilakukan secara hati-hati, pilihlah bibit unggul yang sudah benar-benar teruji. Hindari pemilihan bibit tanaman dengan keputusan yang sifatnya spekulatif.
Dewasa ini seiring dengan perkembangan teknologi di sektor pertanian, pada saat yang sama juga diikuti dengan perkembangan organisme pengganggu tanaman yang semakin tidak terkendali. Mengandalkan kemampuan dan daya bunuh pestisida untuk mengendalikan tingkat serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) bukanlah hal yang bijak, mengingat kondisi lahan pertanian yang semakin hari semakin kritis serta komitmen untuk tetap menjaga lingkungan agar tetap sehat dan mengurangi tingkat paparan pestisida pada manusia. Disamping itu, tingkat kekebalan organisme pengganggu tanaman atau dalam dunia pertanian dikenal dengan istilah resistensi terhadap bahan aktif pestisida tertentu yang beredar di pasaran, tentu saja akan membuat biaya produksi membengkak, baik dengan meningkatkan dosis pestisida yang digunakan maupun memperpendek interval aplikasi pestisida.
Setelah bibit tanaman yang kita kehendaki memiliki kriteria terhadap ketahanan serangan organisme penganggu tanaman, maka kriteria berikutnya yang harus dipenuhi saat memilih bibit tanaman adalah produktifitas tanaman. Usahakan untuk memilih bibit tanaman dari varietas atau jenis unggul yang memiliki produktifitas tinggi. Dengan produktifitas tinggi, maka peluang petani atau pembudidaya untuk mendapatkan hasil yang maksimal semakin besar. Standar produktifitas untuk setiap jenis tanaman berbeda-beda. Misalnya, tanaman cabai memiliki produktifitas tertentu yang berbeda pada tanaman jahe atau tanaman jagung. Oleh karena itu, petani harus memiliki standar produksi untuk tanaman yang akan dibudidayakannya.
Kriteria pemilihan bibit tanaman selanjutnya adalah umur tanaman. Tanaman yang mampu berproduksi dengan umur pendek tentu saja akan menguntungkan bagi petani atau pembudidaya, karena hasil produksi yang diharapkan bisa dipanen dalam waktu yang pendek. Dengan demikian, peluang perputaran modal juga bisa lebih cepat.
Jika ketiga kriteria tersebut telah terpenuhi, petani baru menentukan kriteria yang terakhir dalam memilih bibit tanaman, yaitu jenis atau bentuk dan kualitas buah. Bentuk dan kualitas buah memiliki standar yang berbeda-beda untuk setiap komoditas. Hal ini tentu saja sangat dipengaruhi oleh permintaan pasar. Usahakan untuk tidak memilih bibit tanaman dari varietas yang hasil produksinya susah diterima oleh pasar, sehingga aspek pemasaran yang juga menjadi kunci keberhasilan agribisnis juga bisa dihindari.
Demikian sajian informasi dari kami, semoga informasi pendek ini bisa membantu Anda dalam menentukan bibit tanaman yang akan dibudidayakan. Salam tanijogonegoro.