TEKNIK GRAFTING SAWO

Grafting yaitu teknik penyambungan antara batang atas (scion) varietas sawo berkualitas dengan batang bawah (root stock) dari tanaman sefamili yang lebih tahan serangan hama penyakit maupun kekeringan. Untuk melakukan grafting pada tanaman keras, perlu diperhatikan kualitas kedua tanaman, baik bagian atas maupun bagian bawahnya. Pada dasarnya, cara menyambung tanaman mempunyai tujuan untuk menghasilkan bibit tanaman yang unggul sehingga secara teknik penyambungan (grafting) tanaman dicari bagian atas berkualitas, berbuah lebat (produktifitas tinggi), rasanya enak (manis), dll yang memiliki sifat unggul lainnya sekalipun rentan terhadap serangan penyakit terutama penyakit akar. Sedangkan bagian bawah dipilih tanaman dengan perakaran yang kuat, tahan serangan hama penyakit, serta kokoh sehingga mampu menopang buah yang lebat. Berikut ini beberapa pilihan varietas sawo sebagai referensi untuk melakukan grafting atau penyambungan dua pohon, sebaiknya disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat untuk dihasilkan bibit yang optimal.

VARIETAS SAWO

Sawo Manila (Manilkara zapota)

Pohon berumur panjang, besar dan rindang. Pohon ini bercabang rendah dengan batang berkulit kasar berwarna coklat kehitaman. Buahnya bersisik kasar coklat dan mudah mengelupas, bertangkai pendek, kulit buah tipis, daging buah manis, lembut kadang memasir berwarna coklat kemerahan sampai kekuningan.
Sawo ini baik ditanam di ketinggian 0-2500 mdpl. Tahan terhadap kekeringan, berbunga dan berbuah sepanjang tahun, akan tetapi pada umumnya terdapat satu atau dua musim berbuah puncak.

Sawo Duren (Sapotaceae)




Sawo jenis ini sering dikenal dengan nama sawo apel, sawo ijo atau apel ijo. Pertumbuahan tanaman relatif cepat, tinggi hingga 30 m, dengan batang berkayu, silindris, tegak, pepagan berpermukaan kasar berwarna cokelat, abu-abu gelap sampai keputihan. Buah berbentuk bulat hingga bulat telur sungsang, kulit buah agak tebal, liat, licin mengkilap berwarna coklat keunguan atau hijau kekuningan sampai keputihan. Daging buah putih atau keunguan, lembut dan banyak mengandung sari buah, manis.

Sawo Mentega (Pouteria campechiana)

Sawo jenis ini sering dikenal dengan nama sawo ubi. Pohon berukuran sedang, tinggi 20 m. Buah berbentuk gelendong, bulat telur, bulat telur sungsang, sampai membulat, berkulit tipis, licin seperti berlilin, kaku, dan berwarna kuning bila masak. Daging buah berwarna kuning, lembap atau agak kering menepung, berbau harum agak samar, manis.

Sawo Kecik (Manilkara kauki)

Pohon berukuran sedang, tinggi 15-20 m, tahan kekeringan. Biasanya berfungsi sebagai tanaman hias dan pelindung. Baik ditanam pada dataran rendah hingga sedang.

Sawo Tanjung (Mimusops elengi)

Pohon berukuran sedang, tinggi 15m, berbunga harum semerbak dan bertajuk rindang, biasa ditanam di taman-taman dan pinggir jalan, tahan kekeringan. Biasanya berfungsi sebagai tanaman hias dan pelindung. Buah kecil-kecil berwarna kuning keungu-unguan, berbentuk gelendong, bulat telur panjang, dan jarang dimakan.

CARA MELAKUKAN GRAFTING

Teknik atau cara melakukan grafting atau penyambungan pada pohon sawo sebenarnya sangat mudah, hanya saja kebiasaan dan rutinitas praktek saja yang menentukan tingkat keberhasilan. Adapun caranya dengan memilih tanaman yang akan dijadikan batang atas (tanaman produktif) dan bawah (tanaman tahan) dengan ukuran sama. Perhatikan cara melakukan grafting berikut ini:

Batang Bawah

Potonglah ujung batang setinggi 20 cm dari permukaan tanah dengan pisau tajam dan steril. Kemudian sayat membentuk huruf V sepanjang 5cm. Bagian ini siap menerima sambungan dari batang atas.

Batang Atas

Potong tanaman batang atas setinggi 15 cm dari ujung tanaman. Sayat hingga pangkal batangnya meruncing. Batang atas ini segera disisipkan pada batang bawah.

Pertemuan antara batang atas dengan batang bawah diikat menggunakan tali rafia atau seal tape menutupi luka sayatan.
Tutup bagian bagian atas dengan plastik seperlunya sebagai tudung. Setelah 10 hari tudung dibuka. Bila sambungan tetap segar berwarna hijau berarti berhasil.

ARTIKEL POPULER