CABE (Capsicum annum)

TANAMAN CABE

Meskipun cabe (Capsicum annum) bukan merupakan kebutuhan pokok, namun karena para penggemar cabe hampir menyeluruh sehingga komoditas ini menjadi komoditas utama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini seringkali kita alami ketika permintaan pasar tinggi tetapi penawaran rendah, artinya stok barang di pasaran menipis tetapi kebutuhan konsumsi tetap sehingga dengan harga sangat tinggi pun mereka merelakan untuk tetap membelinya. Jenis tanaman cabe sebenarnya banyak sekali, namun umumnya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu cabe besar (Capsicum annum L.) dan cabe rawit (Capsicum frutescens L.). Cabe besar terbagi menjadi dua golongan, yaitu cabe pedas (hot pepper) dan cabe paprika (sweet pepper). Cabe pedas (hot pepper) juga terdiri dari cabe keriting dan cabe besar. Sedangkan cabe rawit terdiri dari cabe rawit hijau dan cabe rawit putih (sred).
Tanaman cabe yang merupakan keluarga terung-terungan (Solanaceae) termasuk dalam golongan tumbuhan biji (Spermatophyta, yaitu berbiji tertutup/Angiospermae). Tanaman ini dimasukkan dalam kelas tumbuhan berbiji belah (Dicotyledoneae), sub-kelas Sympetalae, ordo Tubiflorae (Solanales), famili Solanaceae, genus Capsicum, serta spesies Capsicum annum L.

Anatomi Tanaman cabe

Cabe termasuk tanaman yang memiliki perakaran utama (primer) serta lateral (sekunder), dimana akar lateralnya ditumbuhi akar serabut (tersier). Batang tanaman cabe berkayu, batang tegak lurus serta kokoh, akan berwarna cokelat kehijauan setelah memasuki umur 60 HST (Hari Setelah Tanam). Tunas baru tumbuh di setiap ketiak daun dengan pertumbuhan kuncup tanaman secara terus menerus. Cabang primer membentuk percabangan sekunder sedangkan cabang sekunder membentuk percabangan tersier terus-menerus. Tanaman ini dapat tumbuh sampai 2 tahun produktif untuk jenis cabe rawit.
Daun tanaman cabe berwarna hijau muda sampai gelap, bunga berbentuk terompet. Warna daun ini tergantung jenis varietas maupun kecukupan unsur hara dalam tanah. Bunga tanaman cabe muncul di setiap percabangan, bisa muncul 2-3 sekaligus jika unsur P (fosfor) terpenuhi dengan baik.

KANDUNGAN DAN MANFAAT CABE




Tanaman cabe mengandung kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, serat, besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, niasin. Kandungan senyawanya meliputi : kapsaikin, flavenoid, kapsisidin, kapsikol, serta minyak esensial.
Manfaat cabe bagi manusia antara lain sebagai penggugah selera makan, penyedap masakan, memperlancar sirkulasi darah ke jantung, mengobati kejang otot, rematik, sebagai antialergi, mengurangi serta mengeluarkan lendir dari paru-paru, mengobati bronkitis, influensa, sinusitis, asma, meski di udara panas dapat memberikan suasana sejuk, melindungi tubuh dari kanker, memperlancar sekresi asam lambung, membantu mengurangi rasa sakit saat sakit gigi, pegal-pegal, mencegah infeksi sistem pencernaan, mengurangi derita sesak napas, gatal-gatal, membantu pertumbuhan tulang, pembentukan sel baru, maupun menunda kerentaan tubuh.
Manfaat cabe bagi hewan antara lain merangsang ayam maupun itik untuk bertelur serta merangsang burung ocehan agar gemar bernyanyi (mengoceh).

BUDIDAYA CABE

Cara Menanam Cabe

Keberhasilan budidaya cabe sangat ditentukan oleh cara menanam cabe yang tepat, baik cara pengendalian hama dan penyakit maupun teknik budidaya cabe. Tanaman cabe dapat tumbuh baik pada tanah gembur (pH tanah 6,5–6,8). Tanaman cabe memerlukan air cukup untuk melarutkan unsur hara dalam tanah serta mengangkutnya ke organ tanaman, mengisi cairan tanaman cabe, serta membantu proses fotosintesis maupun respirasi. Intensitas sinar matahari untuk pertumbuhan tanaman cabe berkisar 10 hingga 12 jam perhari, dengan suhu optimal berkisar 24-28°C.

Persiapan Budidaya Cabe

Pemilihan Lokasi untuk menanam cabe harus cermat terutama berkaitan dengan masalah pengangkutan, sumber air, serta hindari menanam cabe berdekatan dengan tanaman cabe lain atau tanaman sefamili (dari solanaceae) seperti tomat, semangka, melon, terong, dll untuk meminimalisir terjadinya serangan hama dan penyakit tanaman. Karena budidaya cabe merupakan salah satu komoditas pertanian bernilai ekonomis tinggi sehingga permasalahan hama dan penyakit tanaman perlu mendapatkan perhatian serius. Untuk mengoptimalkan hasil produksi, perlu dilakukan pengukuran pH Tanah dalam budidaya cabe. Kondisi pH tanah mendekati netral hingga netral (pH 6,5-7) memungkinkan penyerapan unsur hara optimal disamping menekan pertumbuhan cendawan maupun bakteri. Nilai pH 7 merupakan kondisi ideal serapan unsur hara tanah oleh akar tanaman, terutama unsur-unsur tersedia (siap dikonsumsi oleh akar tanaman cabe).

Sebelum melakukan usahatani budidaya cabe, perlu dilakukan persiapan secara matang baik sarana maupun prasarana agar proses pelaksanaan berjalan lancar sehingga ketika menemukan kendala-kendala di lapangan tidak terlalu lama terbengkelai, langsung dapat ditangani secara tepat. Persiapan parana prasarana dalam budidaya cabe meliputi pengadaan tanah untuk media semai, pengadaan pupuk kandang, pupuk kimia, kapur pertanian, pengadaan benih maupun mulsa PHP (Plastik Hitam Perak), pengadaan pestisida, pengadaan ajir, bambu penjepit mulsa PHP, tali pertanian, pengadaan peralatan, serta persiapan tenaga kerja.

Pelaksanaan Budidaya Cabe

Persiapan Lahan

Hal-hal yang perlu dilakukan saat persiapan lahan meliputi pembajakan dilaanjutkan penggaruan tanah, pembuatan bedengan kasar selebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm, lebar parit 50-70 cm, pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP untuk tanah (pH di bawah 6,5), pemberian pupuk kandang fermentasi sebanyak 40 ton/ha, pemberian pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP, pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk bercampur dengan tanah (rapikan bedengan), pemasangan mulsa PHP, pembuatan lubang tanam (jarak tanam ideal musim kemarau 60 cm x 60 cm, musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 70 cm, tujuannya untuk menjaga kelembaban udara di sekitar pertanaman cabe), serta pemasangan ajir.

Persiapan Pembibitan dan Penanaman Budidaya cabe

Persiapan pembibitan meliputi penyediaan rumah (sungkup) pembibitan, pembuatan media semai (komposisi 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, 150 g NPK halus), memasukkan media semai ke dalam polibag semai, penyemaian benih cabe, serta pemeliharaan bibit.

Pemeliharaan Tanaman Cabe

Penyulaman tanaman cabe bertujuan mengganti tanaman yang mati atau rusak akibat serangan hama dan penyakit tanaman, seperti terserang hama gangsir, hama ulat, penyakit rebah semai, dll. Penyulaman jangan sampai tua, paling lambat dilakukan 3 minggu HST (Hari Setelah Tanam) untuk menjaga keseragaman tanaman (segeragaman buah saat panen) serta menghindari serangan hama dan penyakit secara beruntun, terutama saat tanaman utama sudah memasuki umur dewasa. Memasuki umur 20-30 HST (Hari Setelah Tanam) tanaman cabe ditumbuhi tunas muda di bagian ketiak daun, tunas-tunas ini harus dirempel untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman.
Perempelan berlangsung 2-3 kali sampai pada percabangan utama. Munculnya percabangan utama ditandai munculnya bunga pertama. Disamping perempelan tunas samping, perempelan daun-daun tua (daun di bawah cabang utama) maupun daun terserang hama dan penyakit juga harus dilakukan. Daun-daun ini sudah tertutup tajuk tanaman sehingga tidak optimal lagi dalam pemasakan unsur hara, bahkan menciptakan situasi sangat kondusif bagi perkembangbiakan hama dan penyakit tanaman cabe. Perempelan daun tua dilakukan saat tanaman cabe berumur 80 HST (Hari Setelah Tanam).
Sanitasi lahan meliputi pengendalian gulma (rumput), menjaga kelembaban areal pertanaman, menjaga drainase agar tidak muncul genangan maupun tidak menyebabkan banjir terutama saat musim hujan, serta menyingkirkan tanaman cabe terserang hama dan penyakit dari area penanaman. Pengendalian gulma budidaya cabe dapat dilakukan secara mekanis maupun kimiawi. Pengendalian gulma secara mekanis dengan melakukan pembumbunan (matun=Jawa) secara manual menggunakan sabit, cangkul, maupun pencong. Sedangkan secara kimiawi menggunakan herbisisida, baik herbisida pratumbuh maupun purnatumbuh. Penggunaan herbisida pratumbuh lebih menghemat biaya karena disamping biji gulma ikut mati juga bersifat sistemik sehingga gulma yang sudah tumbuh akhirnya mati sampai ke akar-akarnya, namun kelemahan dari herbisida pratumbuh yaitu lebih banyak serta lebih lama meninggalkan residu pestisida.
Budidaya cabe memerlukan kelembaban cukup selama melangsungkan proses pertumbuhannya, baik pertumbuhan vegetattif maupun generatif. Untuk itu saat musim kemarau pengairan harus secara terukur. Penggenangan atau pengeleban dilakukan seminggu sekali jika tidak turun hujan. Namun hal penting harus diperhatikan saat melakukan pengeleban (penggenang), yaitu jangan terlalu tinggi, batas penggenangan cukup sepertiga dari tinggi bedengan. Jika terlalu tinggi menyebabkan akar tanaman sulit bernapas.

Pemupukan Susulan Budidaya cabe

Pemupukan Susulan diberikan melalui akar maupun daun. Pemberian pupuk akar melalui pengocoran yaitu ketika tanaman cabe memasuki umur 15, 30, 45, 60, 75, 90, hingga 105 HST (Hari Setelah Tanam). Sedangkan pemberian pupuk daun diberikan melalui penyemprotan pada seluruh bagian tanaman, terutama daun, dilakukan ketika tanaman berumur 14, 21, 35 hingga 75 HST.

Aplikasi Pupuk Akar

- Umur 15, 30 hst, berikan pupuk NPK 3kg lalu larutkan ke dalam 200lt air, kocorkan sebanyak 200ml per tanaman (kurang lebih 1 gelas jelly drink).
- Umur 45, 60 hst, berikan pupuk NPK 4kg lalu larutkan ke dalam 200lt air, kocorkan sebanyak 200ml per tanaman
- Umur 75, 90, 105 hst, berikan pupuk NPK 5kg lalu larutkan ke dalam 200lt air, kocorkan sebanyak 200ml per tanaman

Aplikasi Pupuk Daun

- Umur 14, 21 hst, diberikan pupuk daun kandungan nitrogen tinggi.
- Umur 35, 75 hst, diberikan pupuk daun kandungan P (fosfor), K (kalium), maupun Mikro tinggi.
Perlu diperhatikan saat penyemprotan pupuk daun dapat bersamaan ketika mengendalikan hama dan penyakit tanaman sehingga menghemat waktu maupun biaya tenaga kerja.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABE

HAMA TANAMAN CABE

Hama Gangsir

Jenis hama gangsir pada budidaya cabe: Brachytrypes portentosus.
Cara Pengendalian : Berikan insektisida pada lubang tanam dengan bahan aktif karbofuran sebanyak 1 gram.

Hama Ulat Tanah

Jenis hama ulat tanah pada budidaya cabe: Agrotis ipsilon.
Cara Pengendalian : Berikan insektisida pada lubang tanam dengan bahan aktif karbofuran sebanyak 1 gram atau pemberian umpan beracun, seperti dedak dicampur insektisida berbahan aktif metomil, kemudian diberikan di lubang tanam saat sore hari. Pemberian umpan beracun cukup efektif mengendalikan hama Agrotis ipsilon.

Hama Ulat Grayak

Jenis hama ulat grayak pada budidaya cabe: Spodoptera litura.
Cara Pengendalian : Penyemprotan insektisida bahan aktif metomil, dimehipo, deltametrin, klorpirifos, profenofos, kartophidroklorida, atau sipermetrin. Dosis pemberian lihat saja petunjuk di kemasannya.

Hama Ulat Buah

Jenis hama ulat buah pada budidaya cabe: Helicoverpa sp.
Cara Pengendalian : Penyemprotan insektisida bahan aktif metomil, dimehipo, deltametrin, klorpirifos, profenofos, kartophidroklorida, atau sipermetrin. Dosis pemberian lihat saja petunjuk di kemasannya.

Hama Thrips

Jenis hama thrips pada budidaya cabe: Thrips parvispinus.
Cara Pengendalian : Penyemprotan insektisida bahan aktif tiametoksam, abamektin, imidakloprid, lamdasihalotrin, klorfenapir, sipermetrin, atau asetamiprid. Dosis pemberian lihat saja petunjuk di kemasannya.

Hama Kutu Daun

Jenis hama kutu daun pada budidaya cabe: Myzus persiceae.
Cara Pengendalian : Penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi lihat petunjuk kemasannya.

Hama Kutu Kebul

Jenis hama kutu kebul pada budidaya cabe: Bemisia tabaci.
Cara Pengendalian : Penyemprotan insektisida bahan aktif tiametoksam, abamektin, imidakloprid, lamdasihalotrin, klorfenapir, sipermetrin, atau asetamiprid. Dosis pemberian lihat saja petunjuk di kemasannya.

Hama Tungau

Jenis hama tungau pada budidaya cabe: Polyphagotarsonemus lotus, Tetranychus cinnabarinus.
Cara Pengendalian : Penyemprotan akarisida (insektisida) bahan aktif dikofol, piridaben, propargit, klofentezin, abamektin, tetradifon, amitraz, atau fenpropatrin. Dosis pemberian lihat saja petunjuk di kemasannya.

Hama Lalat Buah

Jenis hama lalat buah pada budidaya cabe: Dacus dorsalis.
Cara Pengendalian : Penyemprotan insektisida bahan aktif metomil, dimehipo, deltametrin, klorpirifos, profenofos, kartophidroklorida, atau sipermetrin. Dosis pemberian lihat saja petunjuk di kemasannya.

Hama Nematoda

Jenis nematoda yang menyerang tanaman cabe: Meloidogyne incognita.
Cara Pengendalian : Berikan insektisida pada lubang tanam dengan bahan aktif karbofuran sebanyak 1 gram.

PENYAKIT TANAMAN CABE

Penyakit Rebah Semai

Jenis penyakit rebah semai pada budidaya cabe: cendawan Pythium debarianum, Rhizoctonia solani.
Cara Pengendalian : Lakukan penyemprotan menggunakan fungisida sistemik bahan aktif simoksanil, propamokarb hidroklorida, asam fosfit, dimetomorf, atau kasugamisin, dan fungisida kontak bahan aktif mankozeb, tembaga, tiram, ziram atau propineb. Dosis pemberian ½ dosis terendah seperti tertera di kemasannya.

Penyakit Layu Bakteri

Jenis penyakit layu bakteri pada budidaya cabe: bakteri Pseudomonas sp.
Cara Pengendalian : Usahakan pH tanah netral atau mendekati netral, musnahkan tanaman terserang, saluran pembuangan air harus betul-betul rapi.
Cara Pengendalian : Penyemprotan bakterisida dari golongan antibiotik berbahan aktif asam oksolinik, streptomisin sulfat, oksitetrasiklin, kasugamisin, atau validamisin. Dosis/konsentrasi lihat petunjuk kemasannya. Sebagai pencegahan, secara biologi ditaburkan trichoderma saat persiapan lahan, dikocor pestisida organik di tanah saat umur 25 hst, 40 hst serta 70 hst. Pestisida organik misalnya wonderfat. Dosis/konsentrasi lihat petunjuk kemasannya.

Penyakit Layu Fusarium

Jenis penyakit layu fusarium pada budidaya cabe: cendawan Fusarium oxysporum.
Cara pengendalian : Usahakan pH tanah netral atau mendekati netral, musnahkan tanaman terserang, saluran pembuangan air harus betul-betul rapi, pastikan tidak ada air menggenang di areal pertanaman cabe, melakukan penggiliran tanaman.
Cara Pengendalian : Penyemprotan fungisida bahan aktif metalaksil, propamokarb hidroklorida, atau benomil. Dosis/konsentrasi lihat petunjuk kemasannya. Sebagai pencegahan, secara biologi ditaburkan trichoderma saat persiapan lahan, dikocor pestisida organik di tanah saat umur 25 hst, 40 hst serta 70 hst. Pestisida organik misalnya wonderfat. Dosis/konsentrasi lihat petunjuk kemasannya.

Penyakit Busuk Phytophtora

Jenis penyakit busuk phytophtora pada budidaya cabe: cendawan Phytopthora infestans.
Cara Pengendalian : Lakukan penyemprotan menggunakan fungisida sistemik bahan aktif simoksanil, propamokarb hidroklorida, asam fosfit, dimetomorf, atau kasugamisin, dan fungisida kontak bahan aktif mankozeb, tembaga, tiram, ziram atau propineb. Dosis/konsentrasi lihat petunjuk kemasannya.

Penyakit Busuk Kuncup

Jenis penyakit busk kuncup pada budidaya cabe: cendawan Choanephora cucurbitarum.
Cara Pengendalian : Lakukan penyemprotan menggunakan fungisida sistemik bahan aktif simoksanil, propamokarb hidroklorida, asam fosfit, dimetomorf, atau kasugamisin, dan fungisida kontak bahan aktif mankozeb, tembaga, tiram, ziram atau propineb. Dosis/konsentrasi lihat petunjuk kemasannya.

Penyakit Bercak Daun Cercospora

Jenis penyakit bercak daun cercospora pada budidaya cabe: cendawan Cercospora capsici.
Cara Pengendalian : Lakukan penyemprotan menggunakan fungisida sistemik bahan aktif tebukonazol, metil tiofanat, benomil, difenokonazol, atau karbendazim, dan fungisida kontak berbahan aktif mankozeb, azoksistrobin, atau klorotalonil. Dosis/konsentrasi lihat petunjuk kemasannya.

Penyakit Bercak Bakteri

Jenis penyakit bercak bakteri pada budidaya cabe: cendawan Xanthomonas campestris
Cara Pengendalian : Penyemprotan fungisida berbahan aktif tembaga atau bakterisida golongan antibiotik. Dosis/konsentrasi lihat petunjuk kemasannya.

Penyakit Patek (Antraknosa)

Jenis penyakit patek (antraknosa) pada budidaya cabe: cendawan Colletotrichum capsici dan Gloeosporium piperatum.
Cara Pengendalian : Lakukan penyemprotan menggunakan fungisida sistemik bahan aktif tebukonazol, metil tiofanat, benomil, difenokonazol, atau karbendazim, dan fungisida kontak berbahan aktif mankozeb, azoksistrobin, atau klorotalonil. Dosis/konsentrasi lihat petunjuk kemasannya.

Penyakit Virus

Jenis penyakit virus pada budidaya cabe: virus CTV, CMV, TMV, TEV, TRV, TRSV, maupun PVY.
Cara pengendalian : Membersihkan gulma, mengendalikan serangga vektor virus (seperti hama thrips, kutu daun, kutu kebul, maupun tungau), memusnahkan tanaman terinfeksi, menjaga kebersihan alat pertanian, serta memberi pengarahan bahaya virus kepada tenaga kerja agar lebih berhati-hati saat melakukan penanganan terhadap tanaman terinfeksi.

PANEN

Pemanenan cabe merah dapat dipanen ketika umur tanaman cabe berkisar antara 90 hingga 110 HST tergantung varietas maupun tingkat keseragaman tanaman. Buah cabe dipetik merupakan buah masak fisiologis dengan tingkat kemasakan buah 80% masak.

ANALISA USAHATANI BUDIDAYA CABE

ARTIKEL POPULER