Tanaman yang sehat bisa dilihat dari pertumbuhan tanaman yang subur dan kokoh, batang terlihat besar dan kekar, warna daun tampak hijau gelap, bunga yang dihasilkan menarik, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, serta penampilan secara umum tampak prima.
Pemilihan bibit tanaman anggrek bisa diperoleh dengan cara memperbanyak tanaman yang sudah ada atau tanaman dewasa, bibit kompot, maupun diperoleh dari hasil kultur jaringan. Setiap bibit yang dihasilkan memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Oleh karena itu, pemilihan bibit tanaman anggrek harus disesuaikan dengan kebutuhan. Beberapa kriteria yang dapat dijadikan sebagai parameter dalam memilih bibit tanaman anggrek yang bagus akan diuraikan pada artikel ini.
Tanaman Anggrek Dewasa
- Secara umum penampilan tanaman harus tampak sehat.
- Tangkai bunga harus tampak kokoh dan besar, sehingga bunga yang dihasilkan juga lebih tahan lama.
- Jumlah kuntum bunga yang dihasilkan harus banyak dengan jarak antar kuntum yang rapat, sehingga tanaman tampak dipenuhi dengan bunga.
- Ukuran bunga cukup besar dan tidak cepat layu.
- warna bunga tampak cerah dan menarik, sehingga penampilan tanaman tampak mengesankan.
- Tanaman anggrek tersebut harus rajin berbunga.
- Tanaman anggrek yang pertumbuhannya sudah terlalu padat dan perakaran sudah memenuhi media tanam, maka media tanam tersebut harus diganti sehingga tanaman akan tetap dalam kondisi segar.
- Media tanam yang sudah terlihat hancur dan terjadi pelapukan harus diganti dengan media tanam yang baru karena media tanam seperti ini bersifat asam dan berpotensi mendatangkan penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman anggrek.
- Pupuk harus diberikan secara berimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pupuk yang baik paling tidak harus mengandung unsur NPK agar pertumbuhan dan proses pembungaan tanaman tetap berlangsung dengan baik.
- Pengendalian hama dan penyakit tanaman anggrek harus dilakukan dengan benar. Jika tanaman terserang hama, misalnya thrips, maka pengendalian yang bisa dilakukan adalah melakukan penyemprotan dengan insektisida. Jika tanaman anggrek terserang penyakit yang disebabkan oleh jamur, maka pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan penyemprotan larutan fungisida. Begitu pula, jika tanaman terserang penyakit yang disebabkan oleh bakteri, maka pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan penyemprotan larutan bakterisida. Hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan pestisida untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit tanaman anggrek adalah prinsip 4 tepat, yaitu tepat dosis, tepat cara, tepat sasaran, dan tepat waktu. Lihat Petunjuk Aplikasi Pestisida
- Aplikasi pupuk daun untuk menopang pertumbuhan dan memberikan tambahan nutrisi pada tanaman anggrek.
- Jika ditemukan tanaman yang terindikasi terserang penyakit akar, maka media tanam tanaman anggrek tersebut harus segera diganti. Perakaran yang terserang penyakit harus dipotong. Sebelum ditanam kembali, maka tanaman anggrek tersebut terlebih dahulu harus direndam dalam larutan fungisida dan bakterisida.
Tanaman Anggrek Muda
Jika menanam tanaman anggrek yang masih muda, maka harus diperhatikan beberapa kriteria yang bisa dijadikan pedoman untuk memilih tanaman yang berkualitas. Tanaman anggrek muda adalah tanaman yang belum menghasilkan bunga atau masih berada pada fase vegetatif. Tanaman anggrek muda biasanya dijual dalam kemasan pot-pot kecil dengan harga relatif lebih murah dari pada tanaman anggrek dewasa. Kriteria yang harus diperhatikan antara lain kondisi fisik tanaman tampak sehat, daun tampak hijau tua dan tebal, batang terlihat bongsor, seta pertumbuhan yang cepat.Perawatan pada tanaman anggrek muda harus dilakukan dengan benar agar bisa mencapai hasil yang optimal setelah dewasa. Beberapa prosedur pemeliharaan yang dapat dilakukan pada tanaman anggrek muda antara lain:
- Pemupukan harus dilakukan dengan benar (lihat Pupuk dan Pemupukan). Taman anggrek muda yang masih berada pada fase vegetatif secara umum membutuhkan unsur hara N atau Nitrogen dalam jumlah yang relatif tinggi. Selain itu, unsur Phosphor (P) juga harus diberikan dengan cukup agar pertumbuhan perakaran berlangsung dengan baik. (Lihat Defisiensi Unsur Hara )
- Penyiraman harus dilakukan secara terukur, tidak berlebihan, hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko serangan penyakit akibat kelebihan air.
- Pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan baik dan benar.