BUDIDAYA SEMANGKA

Bagi petani, budidaya semangka mampu memberikan keuntungan cukup besar karena produktivitas tanaman semangka tinggi, apalagi masa budidaya buah semangka juga singkat. Semangka merupakan salah satu jenis buah berkadar air tinggi serta banyak digemari oleh masyarakat karena buah semangka memiliki cita rasa khas serta cara penyajiannya juga mudah. Kemajuan teknologi yang semakin berkembang pesat membuat kualitas dan daya adaptasi tanaman semangka terus meningkat. Disamping bentuk buah beragam, baik warna maupun ukuran buah semangka juga semakin bervariasi. Selain itu, sekarang bahkan sudah banyak dibudidayakan varietas semangka nonbiji, harganya pun relatif terjangkau sehingga membuat buah semangka semakin digemari oleh semua lapisan masyarakat.

TEKNIK DAN CARA BUDIDAYA SEMANGKA

Teknik dan cara menanam semangka yang baik merupakan kunci utama keberhasilan budidaya, untuk itu sebagai seorang petani tentunya petunjuk mengenai teknik dan cara budidaya tanaman terutama tanaman hortikultura menjadi syarat dasar yang harus dipenuhi. Penguasaan teknik budidaya semangka menentukan tingkat keberhasilan petani selama proses penanaman semangka berlangsung, meskipun faktor harga juga berperan dominan. Setidaknya keberhasilan budidaya mampu meninimalkan tingkat kerugian saat harga jual sedang jatuh di pasaran.

SYARAT TUMBUH TANAMAN SEMANGKA

Tanaman semangka memerlukan curah hujan antara 40-50 mm/bulan, ketinggian tempat optimal 300 mdpl. Selain itu, tanaman semangka membutuhkan intensitas sinar matahari penuh sepanjang hari tanpa naungan untuk membantu proses fotosintesis. Agar diperoleh kualitas buah tinggi, penanaman semangka membutuhkan suhu optimal berkisar 25-30 derajat C. Kelembaban udara terlalu tinggi akan mendorong perkembangan penyakit, terutama cendawan patogen.

Sebelum budidaya semangka berlangsung, juga perlu diperhatikan jenis tanahnya, tanaman semangka membutuhkan tanah gembur serta subur untuk menopang pertumbuhan serta berproduksi optimum, seperti tanah bertekstur lempung berpasir serta kaya akan kandungan bahan organik. Oleh karena itu, pengolahan tanah secara intensif disertai penambahan pupuk organik dalam jumlah cukup merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan budidaya semangka. Jika budidaya semangka dilakukan di tanah berat, maka akan menekan laju pertumbuhan, kualitas buahnya pun rendah, buah semangka pecah-pecah. Usahatani semangka membutuhkan air dalam pemeliharaannya karena 90% kandungan buah semangka terdiri dari air.

Lokasi budidaya semangka sebaiknya dipilih bukan bekas lahan penanaman semangka atau tanaman sefamili. Usahakan lahan telah diberakan (tidak ditanami tanaman sefamili) selama 2 tahun agar diperoleh hasil optimal.

PERSIAPAN TEKNIS

Pengukuran pH tanah diperlukan dalam menentukan pengapuran, terutama pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran nilai pH ini dapat berbagai cara, yaitu dengan pH meter, kertas lakmus, atau cairan pH tester. Penentuan titik sampel dilakukan secara zigzag dan diusahakan sudah mewakili keseluruhan lokasi budidaya semangka.

PELAKSANAAN BUDIDAYA SEMANGKA




Persiapan Lahan

Persiapan lahan sebelum melakukan budidaya semangka, diantaranya pembajakan tanah dilanjutkan penggaruan, pembuatan bedengan, pemberian kapur pertanian sebanyak 1,5 ton/ha untuk pH tanah di bawah 6, pemberian pupuk kandang fermentasi 40 ton/ha serta pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 1,5 ton/ha. Kemudian dilakukan pengadukan/pencacakan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah.

Pembuatan bedengan pada saat budidaya semangka dilakukan dengan cara mencangkul tanah di bagian parit kemudian menaikkan tanah tersebut ke bagian atas bedengan sehingga permukaan bedengan menjadi lebih tinggi. Bedengan dibuat selebar 5 meter, jarak antar bedengan 60 cm serta tinggi bedengan 40-60 cm. Langkah selanjutnya, tanah di bagian tengah bedengan dibagi menjadi dua bagian lalu diangkat ke masing-masing tepi bedengan sehingga kedua tepi bedengan akan membentuk bedengan tanam dengan lebar 1 meter. Cara budidaya sistem ini, dalam satu bedengan selebar 5 meter terdapat dua bedengan tanam selebar 1 meter. Kedua bedengan tanam tersebut dibuat miring ke arah tengah, pada titik tengah pertemuan kedua bedengan dibuat saluran air selebar 20 cm, kedalaman 10 cm.
Setelah bedengan siap, persiapan selanjutnya adalah pemasangan mulsa PHP (Plastik Hitam Perak). Mulsa PHP dipasang pada bedengan tanam yang berada di masing-masing tepi bedengan, sedangkan pada bagian yang miring ke arah tengah bedengan ditutup rapat menggunakan jerami. Maksud dari perlakuan ini untuk menekan pertumbuhan gulma. Mulsa PHP berukuran lebar 120 cm, sisi berwarna perak menghadap ke atas, sedangkan sisi berwarna hitam menghadap ke tanah. Pemasangan mulsa dilakukan saat terik matahari agar mulsa PHP mudah ditarik serta lebih hemat pemakaian. Setelah mulsa terpasang dilakukan pembuatan lubang tanam di bagian tepi luar bedengan, jarak antartanaman 60 cm. Masing-masing bedengan tanam terdapat satu baris lubang tanam.

Persiapan Pembibitan dan Penanaman Semangka

Persiapan pembibitan untuk budidaya tanaman semangka membutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit muda. Kemudian menyediakan media semai dengan komposisi 10 ltr pupuk kandang, 20 ltr tanah, 150 g NPK halus. Setelah itu masukkan media campuran tersebut ke dalam polibag semai.
Benih semangka yang akan ditanam harus dipersiapkan secara benar sehingga setelah ditanam di lahan, tanaman semangka memiliki pertumbuhan optimal dan menghasilkan buah semangka berkualitas. Jumlah bibit semangka dengan cara budidaya seperti ini kurang lebih 8.000 tanaman/ha termasuk cadangan bibit penyulam. Kebutuhan benih kurang lebih 500-600 gram. Sebelum penyemaian, benih semangka direndam dalam larutan simokanil atau metalaksil, dosis/konsentrasi ½ dari dosis terendah sesuai anjuran di kemasan selama 6 jam. Untuk mempercepat perkecambahan benih, tutup permukaan media dengan kain goni (bisa juga menggunakan mulsa PHP) serta usahakan kondisi tanahnya tetap dalam keadaan lembab.
Pembukaan penutup kain goni atau mulsa dilakukan ketika terlihat benih sudah mulai berkecambah, kemudian diganti dengan sungkup plastik transparan. Buka sungkup setiap pagi hari, pukul 07.00 dan ditutup pukul 09.00, dibuka sore harinya pukul 15.00 dan ditutup pukul 17.00. Buka sungkup secara penuh menjelang tanam, kira-kira 5-7 hari sebelum penanaman. Selama di pembibitan, bibit perlu disiram setiap hari agar kelembaban tanahnya tetap terjaga, tetapi penyiraman jangan terlalu basah. Penyiraman yang baik dilakukan setiap pagi saja, perkirakan kelembabannya selalu terjaga sampai keesokan harinya. Jika sore hari tanah terlihat kering, bisa disiram lagi secukupnya. Tetapi jika kondisi tanahnya masih lembab, penyiraman cukup satu kali saja. Pada umur 8 hss (hari setelah semai) semprot bibit semangka menggunakan bahan aktif simoksanil (fungisida) dan berbahan aktif imidakloprid untuk insektisidanya. Penyemprotan jangan terlalu pekat, cukup setengah dosis terendah sesuai anjuran kemasann.
Bibit berdaun sejati 4 helai siap dipindah tanam ke lahan. Penanaman sebaiknya dilakukan saat pagi hari sebelum jam 10.00 atau sore hari setelah jam 15.00 untuk menghindari tanaman mengalami stress tinggi akibat sengatan terik matahari. Cara penanamannya mula-mula lepaskan bibit semangka beserta medianya dari polybag semai. Lakukan secara hati-hati agar media tidak pecah, setelah itu masukkan bibit ke dalam lubang tanam yang sudah dipersiapkan hingga leher akar tertutup tanah. Kemudian tanah di sekitar bibit sedikit dipadatkan menggunakan tangan. Usahakan posisi bibit setelah ditanam dalam keadaan tegak supaya tidak ada bagian bibit tanaman semangka yang menyentuh mulsa. Untuk memudahkan pemeliharaan, pastikan bibit semangka berukuran sama ditanam pada satu lokasi tertentu.

PEMELIHARAAN TANAMAN SEMANGKA

Perawatan tanaman harus dilakukan secara rutin semenjak setelah selesai penanaman hingga buah semangka dipanen. Upaya pemeliharaannya antara lain penyulaman, pemangkasan dan pembentukan tajuk, sanitasi lahan dan pengairan, pemupukan susulan, pemeliharaan buah, serta pengendalian hama penyakit tanaman.

Penyulaman Tanaman Semangka

Penyulaman tanaman semangka paling lambat dilakukan umur 3 hari setelah tanam (HST) sampai umur tanaman 10 hari. Tanaman semangka yang sudah terlalu tua apabila masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhannya menjadi tidak seragam, hal ini akan berpengaruh terhadap perawatan tanaman semangka serta pengendalian hama penyakit ketika berumur dewasa.

Pemangkasan dan Pembentukan Tajuk

Pemangkasan merupakan kegiatan membuang cabang tidak produktif untuk membentuk percabangan optimum. Kegiatan ini bertujuan menyeragamkan pertumbuhan tanaman semangka, menjamin proses produksi berlangsung maksimal, menekan resiko serangan hama penyakit, serta merangsang tumbuhnya tunas-tunas produktif.
Umur 10-12 HST tanaman semangka mulai membentuk 5-6 helai daun sejati. Tahap ini merupakan waktu paling baik untuk melakukan pemangkasan bentuk. Pemotongan titik tumbuh dilakukan dengan menggunting sekitar 2 cm bagian paling pucuk menggunakan gunting, sebelumnya gunting dicelupkan ke dalam larutan fungisida. Tujuan pencelupan gunting ke dalam larutan fungisida untuk menghindari infeksi penyakit setelah pemotongan, terutama serangan cendawan. Sisa pemotongan jangan sampai berserakan di lahan karena berpotensi menjadi penular penyakit, sisa potongan tersebut harus dikumpulkan dan dimusnahkan segera setelah kegiatan pemangkasan selesai. Pemangkasan pucuk atau titik tumbuh jangan sampai terlambat karena akan berdampak terhadap produktivitas.
Tunas baru akan muncul 4-5 hari setelah pemotongan pucuk. Setelah tunas baru membentuk 4-5 ruas, lakukan pemilihan 3 tunas dengan pertumbuhan cepat dan seragam, tunas-tunas ini terus dipelihara menjadi tunas produktif. Ketiga tunas produktif tersebut diatur membentuk huruf W berjarak antarcabang 15-20 cm. Arahkan menjalar sesuai arah kemiringan bedengan. Tunas atau cabang yang tidak terpilih dipotong menggunakan gunting, gunting potong sebelumnya dicelupkan terlebih dahulu ke dalam larutan fungisida. Sisa potongan tunas tersebut dikumpulkan lalu segera dimusnahkan.
Agar hasil fotosintesis tidak digunakan untuk membentuk tunas tidak produktif, maka seluruh cabang sekunder di bawah ruas atau daun ke-14 dipotong, sebaiknya proses pemotongan dilakukan secara periodik.

Sanitasi Lahan dan Pengairan

Sanitasi lahan merupakan kegiatan membersihkan areal budidaya semangka, meliputi : pengendalian air genangan saat terjadi hujan, penyiangan gulma/rumput, pemusnahan ranting atau cabang bekas pemangkasan, serta pencabutan dan pemangkasan bagian tanaman semangka terserang hama penyakit. Kegiatan sanitasi lahan pada budidaya semangka bertujuan menjamin proses produksi berlangsung secara maksimal dengan menekan resiko serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) serta menekan persaingan dengan gulma untuk mendapatkan sinar matahari dan unsur hara.
Budidaya semangka pada dasarnya tidak membutuhkan air yang terlalu banyak. Walaupun demikian proses fotosintesis sangat membutuhkan air. Oleh karena itu, pemberian air yang tepat seefisien mungkin akan membantu menekan biaya sekaligus menghasilkan produksi optimal. Pengairan atau irigasi adalah kegiatan memberi air sesuai kebutuhan tanaman di daerah perakaran dengan air yang memenuhi standar. Proses pengairan dilakukan pada waktu, cara, dan jumlah yang tepat untuk menjamin kebutuhan air bagi tanaman sehingga pertumbuhan dan proses produksinya berjalan dengan baik.
Saat sebelum tanam dan setelah tanam, bibit semangka disiram cukup basah agar bibit tidak stress kekeringan sehingga dapat segera beradaptasi dengan kondisi di lahan. Tiga hari setelah tanam lakukan pengontrolan, jika terjadi kekeringan maka tanaman semangka yang baru dipindah ke lahan harus segera diairi. Hal ini perlu diperhatikan karena fase-fase ini akar tanaman semangka belum tumbuh dan masih dalam tahap penyesuaian diri dengan lingkungan barunya. Ketika musim kemarau pengairan dilakukan dua hari sekali sampai menjelang berbunga, atau sekitar 21 HST. Menjelang pembungaan atau sebelum bunga mekar perlu dilakukan penggenangan lahan setiap hari, hal ini bertujuan menjaga kerontokan bunga. Setelah memasuki proses pembungaan sebaiknya lahan tidak diairi dulu agar pembentukan buah semangka tidak terganggu serta buahnya tidak mudah pecah.
Sewaktu buah semangka sudah sebesar telur ayam perlu dilakukan pengairan, hal ini bertujuan menjaga kelembaban lahan agar tetap stabil serta ukuran buah bisa optimal. Setelah dilakukan seleksi buah semangka, kelembaban lahan perlu dijaga sampai sekitar 23 hari dari bunga mekar. Fase ini merupakan fase pembentukan buah, apabila kekurangan air maka kulit buah semangka akan mengeras, kemudian setelah diairi kembali buah semangka akan banyak yang pecah kemudian membusuk. Setelah 24 hari semenjak pembungaan, pengairan sedikit demi sedikit harus dikurangi. Hingga 10 hari menjelang panen, pengairan dihentikan agar lahan menjadi kering, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh kadar gula tinggi dalam buah semangka, serta memudahkan pemanenan semangka.

Pemupukan Susulan

Tanaman semangka merupakan tanaman berumur pendek. Disamping itu, pertumbuhan tanaman semangka juga sangat cepat. Pemberian pupuk dasar saat persiapan lahan masih belum mencukupi untuk pencapaian produksi optimal. Oleh karena itu, pemupukan susulan selama budidaya semangka perlu dilakukan, bertujuan memberikan unsur hara tambahan pada tanaman semangka agar nutrisi tanaman terpenuhi sehingga menjamin pertumbuhan secara optimal serta menghasilkan produksi semangka bermutu sesuai standar kualitas produk.
Pupuk akar diberikan dengan cara pengocoran. Pupuk susulan pertama diberikan umur 5 hst menggunakan pupuk NPK 15-15-15 dan ZK, dosis 3 kg NPK dan 1 kg ZK dilarutkan ke dalam air sebanyak 1 drum (200lt air), larutan ini untuk 1000 tanaman, tiap tanaman dikocor 200 ml.
Pupuk susulan kedua diberikan umur 15 hst menggunakan pupuk NPK 15-15-15, dosis 4kg NPK 15-15-15, 2kg ZK dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman diberikan 200ml.
Pupuk susulan ketiga diberikan setelah seleksi buah (25-30 hst) menggunakan pupuk NPK 15-15-15, dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman diberikan 200ml.
Pupuk susulan keempat diberikan 7-10 hari setelah pemupukan ketiga menggunakan pupuk NPK 15-15-15, dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman diberikan 200ml.

Pemeliharaan Buah Semangka

Buah semangka yang sudah terbentuk perlu diseleksi dan dipelihara agar pertumbuhan ukurannya maksimal sesuai deskripsi varietas serta mencapai standar mutu yang ditetapkan oleh pasar tujuan. Langkah pemeliharan buah semangka mencakup seleksi buah dan pembalikan buah. Seleksi buah semangka ditunjukan untuk mendapatkan buah semangka dengan pertumbuhan paling optimum dan berbentuk sempurna. Untuk tujuan memilih buah semangka berukuran besar, sebaiknya dipilih 1 buah semangka yang memiliki pertumbuhan paling baik. Seleksi buah dilakukan ketika buah semangka yang terbentuk sudah berukuran sebesar telur ayam. Pilih satu diantara buah semangka yang terbentuk pada 3 cabang. Kriteria buah semangka pilihan adalah buah yang memiliki pertumbuhan paling bagus. Bila pertumbuhan buah semangka seragam, pilih dari cabang yang paling vigor. Untuk varietas berbobot buah kecil (kurang dari 2 kg), pada satu tanaman dapat dibesarkan 2-3 buah. Buah semangka dipelihara dipilih yang berada di cabang yang berbeda dengan posisi ruas yang seragam, yaitu pada ruas 13-15 agar keseragaman buah semangka dapat terpenuhi.
Pemotongan terhadap buah semangka yang tidak lolos seleksi dilakukan saat cuaca panas setelah pukul 09.00. Hal ini dimaksudkan agar menghindari infeksi penyakit pada bekas potongan buah. Buah semangka yang tidak dipilih dipotong menggunakan gunting, sebelumnya gunting direndam terlebih dahulu dalam larutan fungisida. Buah semangka hasil potongan dikumpulkan untuk segera dimusnahkan.
Pembalikan buah semangka merupakan kegiatan membalik buah agar bagian buah semangka di bawah bertukar posisi dengan bagian buah yang berada di atas. Hal ini bertujuan mengurangi kelembaban berlebihan pada salah satu sisi buah semangka serta memberikan penyinaran berimbang di seluruh bagian buah.

CARA PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA SEMANGKA

PENGENDALIAN HAMA TANAMAN SEMANGKA

Hama Gangsir

Hama menyerang bagian batang tanaman muda terutama tanaman semangka baru saja ditanam. Serangan hama gangsir dilakukan di malam hari, dengan cara memotong batang tanaman semangka tetapi tidak memakannya. Hama ini bersembunyi di dalam tanah dengan membuat liang dalam tanah, keberadaan gangsir dicirikan terdapat onggokan tanah pada muka liang. Cara pengendalian hama gangsir adalah dengan pemberian pestisida insektisida karbofuran sebanyak 1 gram per tanaman.

Hama Ulat Tanah

Hama ulat tanah jenis ini juga menyerang tanaman semangka di malam hari, siang harinya bersembunyi dalam tanah atau di balik mulsa PHP. hama ulat ini senag sekali memakan batang tanaman muda hingga terputus, sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong. Cara pengendalian hama ulat tanah dalam budidaya semangka adalah dengan pemberian pestisida insektisida karbofuran sebanyak 1 gram per tanaman.

Hama Ulat Grayak

Hama ulat grayak menyerang daun tanaman semangka bersama-sama dalam jumlah sangat banyak, hama ulat jenis ini biasanya menyerang tanaman semangka di malam hari. Pengendalian serangan ulat grayak selama budidaya semangka dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif deltametrin, metomil, profenofos, sipermetrin, klorpirifos, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

Hama Ulat Jengkal

Gejala serangan ulat jengkal ditandai di bagian tepi daun muda ada bekas gigitan serangga, namun semakin lama semakin ke tengah dan hanya tersisa tulang daunnya. Pengendalian serangan hama ulat jengkal selama budidaya semangka dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif deltametrin, metomil, profenofos, sipermetrin, klorpirifos, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

Hama Thrips

Serangan thrips pada daun tanaman semangka ditandai adanya bercak keperakan, terutama di permukaan bawah daun. Hama thrips memakan dengan cara menghisap cairan daun semangka muda, yang akhirnya menyebabkan daun mengeriting dan kerdil. Pengendalian hama thrips selama budidaya semangka dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif tiametoksam, abamektin, sipermetrin, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

Hama Kutu Daun

Kutu daun juga menyerang dengan menghisap cairan tanaman, terutama daun semangka muda. Kotoran dari hama kutu jenis ini rasanya manis sehingga disukai semut. Daun semangka terserang mengalami klorosis (warna hijau daun memudar), menggulung, mengeriting, akhirnya tanaman semangka menjadi kerdil. Pengendalian serangan hama kutu daun selama budidaya semangka dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif tiametoksam, abamektin, sipermetrin, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

Hama Kutu Kebul

Kutu kebul memiliki warna putih, bersayap, serta seluruh tubuhnya berselimut serbuk putih seperti lilin. Hama kutu kebul menyerang dengan cara menghisap cairan daun semangka sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan maupun sel-selnya. Pengendalian serangan hama kutu kebul selama budidaya semangka dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif tiametoksam, abamektin, sipermetrin, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

Hama Tungau

Tungau seringkali bersembunyi di balik daun semangka kemudian menghisap cairan daunnya. Daun semangka terserang terpelintir, berwarna coklat, pada permukaan bawah daun terlihat benang halus biasanya berwarna merah atau kuning. Pengendalian serangan hama tungau dilakukan penyemprotan insektisida akarisida berbahan aktif dikofol, propargit, tetradifon, klofentezin, piridaben, amitraz, abamektin, atau fenpropatrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

Hama Kumbang Daun

Hama kumbang daun dikenal dengan nama oteng-oteng. Serangan oteng-oteng membentuk guratan memusat pada daun semangka, selain itu juga ditandai adanya bekas gigitan serangga. Selain merusak daun tanaman, kumbang daun juga merusak bunga semangka sehingga menyebabkan kerontokan bunga. Pengendalian serangan hama kumbang daun adalah dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif deltametrin, metomil, profenofos, sipermetrin, klorpirifos, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

Hama Lalat Buah

Lalat buah betina dewasa menyerang semangka dengan cara meletakkan telur-telurnya ke dalam daging buah, selanjutnya telur berubah menjadi larva dan memakan bagian dalam buah semangka, akibat lebih lanjut menyebabkan busuk buah. Cara mengendalikan lalat buah adalah menggunakan perangkap (sexpheromone), yaitu dengan memasang perangkap yang telah diberi metil eugenol. Metil eugenol dimasukkan pada botol aqua, kemudian diikat kuat pada ajir atau bambu. Atau dapat juga menggunakan buah-buahan dicampur metomil seperti buah nangka atau timun yang aromanya lebih disukai lalat buah. Jika serangan tidak terkendali, semprot insektisida berbahan aktif deltametrin, sipermetrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

Hama Tikus

Serangan hama tikus terjadi sewaktu malam hari, sedangkan saat siang hari bersembunyi dalam sarang. Cara pengendalian serangan tikus dapat dengan memberikan umpan tikus. Umpan dicampur rodentisida, ditaruh pada lubang tikus aktif. Lubang aktif ditandai masih jelas terlihat bekas dilalui tikus atau terkadang ada sisa-sisa makanan baru. Cara lainnya, beri karbit pada lubang aktif, lalu siram air secukupnya, tutup lubang tikus dengan tanah untuk mengantisipasi gas yang ditimbulkan tidak keluar.

Hama Nematoda

Hama nematoda menyerang bagian akar tanaman. serangannya ditandai adanya bintil-bintil. Nematoda bersifat parasit, berupa cacing tanah yang sangat kecil. Cacing tanah menggigit bagian akar tanaman, sehingga berpotensi munculnya penyakit sekunder, seperti penyakit busuk phytopthora, layu fusarium, layu bakteri, ataupun cendawan lainnya. Cara pengendalian serangan hama nematoda dengan pemberian pestisida insektisida karbofuran sebanyak 1 gram per tanaman.

CARA MENGENDALIKAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA SEMANGKA

Penyakit Rebah Semai

Penyakit rebah semai biasa menyerang tanaman semangka pada fase pembibitan. Cara pengendalian serangan penyakit ini menggunakan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif simoksanil, propamokarb hidroklorida, asam fosfit, kasugamisin, atau dimetomorf. Dosis/konsentrasi ½ dari dosis terendah sesuai anjuran di kemasan.

Penyakit Layu Bakteri

Penyakit layu bakteri sering menggagalkan budidaya semangka, serangannya disebabkan oleh bakteri. Upaya pengendalian layu bakteri antara lain melakukan penggiliran tanaman, memusnahkan tanaman terserang, meningkatkan pH tanah, serta penyemprotan secara kimiawi dengan bakterisida dari golongan antibiotik berbahan aktif asam oksolinik, streptomisin sulfat, validamisin, kasugamisin, atau oksitetrasiklin, dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma saat persiapan lahan, ketika tanaman semangka berumur 20 hst dan 35 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

Penyakit Layu Fusarium

Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit layu fusarium hampir sama dengan penyakit layu bakteri, yang membedakan hanyalah penyebabnya. Penyakit layu fusarium disebabkan oleh serangan jamur. Upaya pengendalian serangan penyakit layu fusarium antara lain sedini mungkin memusnahkan tanaman terserang, meningkatkan nilai pH, penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif metalaksil, benomil, atau propamokarb hidroklorida. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma ketika sedang persiapan lahan, dilanjutkan kocoran pada tanah saat semangka berumur 20 hst dan 35 hst. Pengocoran menggunakan pestisida organik seperti wonderfat, super glio, dll. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

Penyakit Busuk Phytopthora

Serangan hama ini dapat terjadi di semua bagian tanaman semangka dan dapat mengakibatkan tanaman layu jika serangannya mengganas, terutama di musim hujan. Batang tanaman terserang berwarna coklat kehitaman serta kebasah-basahan. Serangan pada daun tampak perubahan warna dan bentuk seperti tersiram air panas. Buah semangka yang busuk berwarna coklat kehitam-hitaman melunak. Pengendalian serangan penyakit busuk phytopthora secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik berbahan aktif metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil atau dimetomorf dan fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

Penyakit Gummy Stem Blight

Penyakit ini bermula dari bagian bawah batang tanaman semangka nampak seperti tercelup minyak, selanjutnya mengeluarkan cairan berwarna merah cokelat, akhirnya tanaman semangka mati. Daun terserang ditandai bercak bundar melekuk ke dalam berwarna cokelat kehitaman lama kelamaan daun semangka akan mengering. Pengendalian serangan penyakit gummy stem blight secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik berbahan aktif benomil, metil tiofanat, karbendazim, tridemorf, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai prtunjuk di kemasan.

Penyakit Powdery Mildew

Gejala penyakit powdery mildew diawali adanya bercak bulat kecil berwarna keputihan pada permukaan bagian bawah daun semangka. Kemudian bercak akan menyatu dan berkembang ke permukaan daun bagian atas sehingga daun seperti diselimuti tepung. Pengendalian penyakit powdery mildew secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik berbahan aktif benomil, karbendazim, difenokonazol, metil tiofanat, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, mankozeb atau azoksistrobin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

Penyakit Downy Mildew

Terdapat bercak berwana kuning muda pada permukaan daun semangka yang dibatasi oleh tulang daun, sedangkan permukaan bagian bawahnya terdapat massa spora berwarna kehitaman. Serangan parah menyebabkan pembusukan tulang daun, akhirnya menyebabkan tanaman semangka mati. Pengendalian penyakit downy mildew secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik berbahan aktif benomil, karbendazim, difenokonazol, metil tiofanat, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, mankozeb atau azoksistrobin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

Penyakit Patek (Antraknosa)

Penyakit antraknosa atau patek merupakan salah satu jenis penyakit serius yang dapat menyerang semua bagian tanaman semangka. Serangannya ditandai adanya bercak agak bulat berwarna cokelat muda, lalu berubah menjadi cokelat tua sampai kehitaman. Semakin lama bercak melebar, menyatu akhirnya daun semangka mengering. Gejala lain adalah bercak bulat memanjang berwarna kuning atau cokelat. Buah semangka terserang akan nampak bercak agak bulat serta berlekuk berwarna cokelat tua, di sini cendawan akan membentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian serangan penyakit patek secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik berbahan aktif benomil, karbendazim, difenokonazol, metil tiofanat, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, mankozeb atau azoksistrobin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

Penyakit Bercak Daun

Penyakit bercak daun selama budidaya tanaman semangka disebabkan oleh serangan bakteri, bakteri berkembang pesat terutama saat musim hujan. Serangan penyakit bercak daun ditandai adanya bercak putih dan bersudut karena dibatasi tulang daun. Kemudian bercak berubah menjadi cokelat kelabu serta bagian bawah daun semangka mengeluarkan cairan, akhirnya daun semangka mengering. Pengendalian serangan penyakit bercak daun dengan bakterisida dari golongan antibiotik berbahan aktif asam oksolinik, streptomisin sulfat, validamisin, kasugamisin, atau oksitetrasiklin, atau golongan anorganik tembaga. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

Penyakit Virus

Penyakit momok ini merupakan penyakit yang sering mengakibatkan gagal panen ketika musim kemarau. Gejala serangan umumnya menunjukkan pertumbuhan yang mengerdil, daun semangka menjadi keriting serta terdapat bercak kebasah-basahan berwarna kuning. Penyakit virus ditularkan oleh penular atau vektor, baik serangga maupun manusia. Ada banyak jenis hama yang berpotensi menjadi penular virus jika tidak dikendalikan, diantaranya hama kutu daun, thrips, kutu kebul, maupun tungau. Penularan virus melalui perantara manusia seringkali terjadi melalui alat-alat pertanian ataupun penanganan pada tanaman, terutama ketika sedang melakukan pemangkasan tajuk atau pengurangan buah semangka. Meskipun hingga saat ini penyakit virus belum juga ditemukan vaksinnya, namun ada upaya untuk meninimalisir serangan, diantaranya selalu melakukan sanitasi lahan, mengendalikan serangga perantara, mencabut tanaman yang terinfeksi virus sedini mungkin, menjaga kebersihan alat-alat budidaya serta berhati-hati saat melakukan penanganan tanaman, terutama jika terjadi pelukaan.

Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama gangsir, hama ulat tanah, maupun nematoda dilakukan bersamaan, cukup sekali saja, yaitu 1 gram per lubang tanam satu minggu sebelum penanaman.

Pengendalian hama ulat grayak, ulat jengkal, thrips, kutu daun, kutu kebul, tungau, kumbang daun, lalat buah dan penyakit secara kimiawi dengan penyemprotan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap kali melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut).

PENYAKIT FISIOLOGIS YANG SERING DIJUMPAI PADA BUDIDAYA SEMANGKA

Penyebab dari penyakit fisiologis adalah iklim yang ekstrim, ketidakseimbangan unsur hara, serta kandungan mineral berbahaya. Beberapa penyakit fisiologis yang sering dialami budidaya semangka antara lain seperti di bawah ini:

Busuk Ujung Buah (blossom-end rot)

Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan kalsium. Serangan penyakit akan lebih berat apabila budidaya semangka dilakukan di daerah berudara panas, kering, serta berangin yaitu ketika terjadi kondisi kekurangan air. Gejala akibat kekurangan kalsium ditandai adanya gugur buah maupun terdapat busuk berwarna cokelat di ujung buah semangka. Pengendalian masalah busuk ujung buah dapat dilakukan dengan pemberian pupuk berkandungan kalsium tinggi.

Pecah Daging Buah

Masalah ini disebut juga internal cracking, disebabkan oleh pertumbuhan labil (tidak stabil), yaitu pertumbuhan terlalu cepat pada satu fase serta terlalu lambat pada fase selanjutnya atau sebaliknya. Gejala serangan ditandai adanya buah semangka berbentuk tidak normal serta berasa hambar, daging buah tidak sempurna bahkan sampai retak-retak. Pengendalian masalah pecah daging buah dilakukan dengan perlakukan tanaman secara tepat sesuai teknik budidaya (telah diuraikan di atas, mulai dari pengairan, pemangkasan, pemupukan, sampai pengendalian hama dan penyakit tanaman).

Rasa Buah Tidak Manis

Pada kondisi tertentu buah semangka berasa hambar. Hal ini biasanya terjadi karena kekurangan berbagai unsur hara, terutama unsur kalium, magnesium, maupun boron. Pengendalian masalah ini dapat dilakukan dengan pemupukan berimbang sesuai cara pemupukan di atas.

Tanaman Kerdil

Jika selama proses budidaya semangka menemui masalah seperti antara lain tanaman semangka tampak kerdil beruas pendek, batang tanaman menjadi kaku, terdapat beberapa luka/retakan yang mengeluarkan lendir berwarna cokelat kekuningan, batang semangka mudah patah, menunjukkan pertumbuhan tanaman semangka tidak normal, kemungkinan besar kandungan unsur boron di dalam tanah kurang tersedia atau tidak dapat diserap dengan baik oleh akar tanaman. Jika serangan berlanjut hingga tanaman dewasa, tanaman semangka sulit akan menghasilkan buah, kalaupun berbuah bentuknya menjadi kurang sempurna. Pengendalian masalah ini dilakukan dengan memberikan pupuk mikro berkandungan boron tinggi, seperti pupuk borate. Dosis/konsentrasi 2 g/tanaman.

Daun Menguning Dimulai dari Bagian Tepi

Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan unsur kalium. Gejala penyakit fisiologis akibat kekurangan unsur kalium ditandai terjadinya perubahan warna daun semangka menjadi kuning muda dimulai dari bagian tepi daun. Semakin lama warna kuning berubah menjadi cokelat serta salah satu sisinya robek sehingga daun nampak bergerigi. Tanaman kekurangan unsur kalium memiliki daya tahan rendah terhadap serangan hama dan penyakit maupun kekeringan. Selain itu, rasa buah semangka juga kurang manis. Pengendalian masalah ini dapat dilakukan dengan pemupukan berimbang seperti cara pemupukan di atas, bila perlu tambahkan pupuk berkandungan kalium tinggi, seperti KNO3 saat melakukan pemupukan susulan.

Klorosis pada Tulang Daun

Penyebab penyakit ini adalah kekurang unsur hara magnesium. Unsur magnesium berfungsi dalam membentuk klorofil (zat hijau daun) serta mengaktifkan enzim-enzim dalam proses metabolisme. Gejala kekuarangan unsur magnesium ditandai adanya klorosis diantara tulang daun semangka, warna daun menguning, terdapat bercak merah kecoklatan, sedangkan tulang daun semangka tetap berwarna hijau. Untuk mengatasi kekurangan unsur magnesium dapat dilakukan pengapuran ataupun penyemprotan pupuk daun berkandungan magnesiun tinggi, misal magnesium sulfat.

PANEN SEMANGKA

Panen merupakan kegiatan memetik buah semangka siap panen atau mencapai kematangan optimal sesuai standar permintaan pasar. Tujuan pemanenan adalah untuk memperoleh hasil sesuai tingkat kematangan buah. Umumnya produk hortikultura merupakan produk yang cepat sekali rusak. Meskipun kualitasnya bagus, namun jika pemanenan dilakukan secara tidak benar maka dapat menurunkan kualitas buah semangka secara signifikan. Penentuan saat panen didasarkan pada umur ketika terjadi penyerbukan. Panen buah semangka dilakukan sekitar 27-30 hari setelah penyerbukan. Selain itu, panen juga dapat ditentukan dengan melihat ciri-ciri fisik buah sebagai berikut :
  • Warna maupun tekstur kulit buah semangka terlihat bersih, jelas, serta mengkilap.
  • Sulur kecil di belakang tangkai buah telah berubah warna menjadi cokelat tua serta mengering.
  • Bila buah semangka diketuk menggunakan jari terdengar suara agak berat.
  • Tangkai buah semangka mengecil hingga terlihat tidak sebanding dengan ukuran buah itu sendiri.
  • Bagian buah semangka yang terletak di atas landasan berubah warna dari putih menjadi kuning tua.
Untuk menjaga kualitas buah semangka yang dicapai selama masa produksi, buah siap panen harus segera dipetik tepat waktu. Hal-hal di bawah ini perlu diperhatikan antara lain :
  • Panen sebaiknya dilakukan di pagi hari agar buah semangka berasa lebih manis serta tahan penyimpanan. Panen saat sore hari juga dapat dilakukan asal tidak hujan atau sehabis hujan.
  • Tangkai buah semangka dipotong sekitar 3-5 cm dari pangkal buah.
  • Buah semangka hasil pemanenan dikumpulkan dalam keranjang, diberi alas lalu diletakkan di tempat teduh. Hindari terkena sinar matahari langsung.

ARTIKEL POPULER