Klasifikasi terbaru ikan nila yang masuk dalam genus Oreochromis dipelopori oleh seorang ilmuwan bernama Dr. Trewavas, pada tahun 1982. Sebelumnya, ikan nila masuk dalam genus Tilapia, namun, pada tahun 1980, Dr. Trewavas mencetuskan ide untuk membagi genus Tilapia menjadi tiga kelompok, yaitu genus Oreochromis, Sarotherodon, dan Tilapia.
Ikan nila tergolong jenis ikan yang cukup digemari baik untuk dibudidayakan maupun dikonsumsi. Potensi pertumbuhannya yang cepat, bersifat omnivora, dan mudah berkembang biak membuat ikan ini menjadi salah satu primadona para pembudidaya ikan. Kecepatan pertumbuhan dan bersifat omnivora membuat ikan nila lebih efisien dalam penggunaan pakan, sehingga lebih menguntungkan untuk dibudidayakan.
Ikan nila memiliki ciri khas sendiri, berupa garis vertikal di bagian ekor sebanyak enam hingga delapan buah. Garis-gari vertikal ini juga terdapat di sirip dubur dan sirip punggung, dan garis inilah yang membedakan antara ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan ikan mujahir (Oreochromis mossambicus).
Klasifikasi ikan nila (Oreochromis niloticus) berdasarkan rumusan Dr. Trewavas.
Filum : ChordataSubfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichthyes
Subkelas : Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Keunggulan ikan nila dalam pertumbuhan dan efisiensi penggunaan pakan membuat ikan ini lebih disukai untuk dibudidayakan di berbagai negara. Para ilmuwan berusaha untuk memuliakan ikan nila ini dengan teknologi hibridasi agar menghasilkan bibit yang lebih unggul dibanding jenis aslinya. Taiwan dan Philipina merupakan dua negara yang cukup intensif dalam memuliakan ikan nila. Tak mengherankan jika bibit-bibit unggul yang didatangkan ke Indonesia berasal dari dua negara tersebut. Saat ini, kegiatan Budidaya Ikan Nila telah dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, baik skala rumah tangga maupun bisnis.