Gambaran lain tentang pentingnya kolam ikan terhadap keberhasilan usaha budiaya di sektor perikanan adalah penentuan bentuk kolam. Secara umum, ikan air tawar dan air payau akan memiliki tingkat pertumbuhan lebih cepat jika dibudidayakan di kolam berbentuk bulat atau segi empat sama sisi dimana tingkat perputaran air akan lebih tinggi sehingga debit oksigen terlarut dalam kolam juga lebih tinggi. Kelangsungan hidup ikan juga akan lebih tinggi jika dibudidayakan di kolam ikan dengan intensitas perawatan yang lebih baik.
Kurangnya informasi akan pentingnya peranan kolam ikan terhadap keberhasilan budidaya, pada umumnya para petani ikan atau bahkan para ahli di bidang perikanan tidak memperhatikan faktor tersebut sehingga bentuk dan konstruksi kolam yang dibuat tidak dipertimbangkan dengan baik. Kolam-kolam ikan yang mereka miliki tidak lebih dari cekungan (Jawa: kowakan) tanah berisi air yang dipergunakan untuk menampung ikan. Bahkan tidak sedikit peternak ikan yang belum memahami prinsip dan cara pembuatan kolam ikan.
Lihat Lebih Detil Cara Membuat Kolam Ikan
Pada budidaya ikan secara intensif, keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh faktor pemberian pakan semata, tetapi pengelolaan kolam menjadi faktor penunjang keberhasilan tersebut. Pengelolaan kolam yang baik meliputi kegiatan pengeringan kolam, pengapuran, pemberian pupuk kandang, serta kegiatan-kegiatan perbaikan lain. Proses pengeringan dilakukan dengan membuka saluran pengurasan hingga kering. Agar air pada dasar kolam bisa terbuang semua, maka permukaan dasar kolam ikan harus dibuat miring ke arah caren. Sementara itu, caren juga dibuat miring dari pintu masuk air ke arah saluran pembuangan. Untuk mempermudah pengaturan tinggi rendah air, saluran pembuangan sebaiknya dibuat menggunakan sistem monik dengan membuat papan pembatas berlapis. Agar pemanfaatan lahan dan sumber air yang tersedia bisa optimal, maka perencanaan pembuatan kolam ikan harus mempertimbangkan bentuk, ukuran, tata letak, serta jumlah petakan kolam yang akan dibuat.
Di daerah pegunungan atau dataran tinggi yang kondisi tanahnya memiliki tingkat kemiringan relatif besar, perencanaan tata letak dan bentuk kolam ikan relatif lebih mudah. Tetapi jenis tanah di daerah pegunungan biasanya lebir ringan dan gebur, sehingga lebih mudah tergerus air. Pematang atau tanggul dari jenis tanah gembur berlumpur ini lebih mudah dalam pembuatannya, tetapi pematang dari jenis tanah tersebut tidak kuat menahan tekanan air, tida kedap, terlalu porous sehingga mudah rembes yang berpotensi menimbulkan kebocoran, dan mudah retak sehingga tanggul kolam ikan tersebut mudah ambrol atau jebol. Hal ini sangat berbeda dengan kondisi tanah di daerah yang memiliki tanah liat. Tanah liat berisfat sangat lembek, sehingga dalam pembuatan tanggul atau dinding kolam akan lebih sulit dan memerlukan waktu lebih lama. Demikianlah, pengetahuan dan keterampilan dalam merawat kolam merupakan hal yang sangat penting, sehingga akan lebih mudah dalam melakukan perawatan.
PERAWATAN KOLAM IKAN
Kolam ikan beserta seluruh perlengkapannya perlu dirawat secara baik. Selama masa pemeliharaan, kolam ikan selalu tergenang air, terguyur hujan, tercemar lumpur dan sampah atau terpanggang oleh panasnya sinar matahari. Akibatnya, kolam sering mengalami kerusakan, misalnya tanggul bocor atau retak, pintu air tersumbat, dan caren menjadi dangkal tertimbun lumpur atau sampah. Selain itu, banyak sekali hewan dan organisme liar yang hidup di dalam atau di sekitar kolam ikan yang termasuk dalam golongan hewan perusak, yaitu kepiting, tikus, dll.Kolam ikan yang tidak dirawat dengan baik akan berkurang fungsinya dan bahkan akan kehilangan manfaatnya sebagai tempat memelihara atau budidaya ikan. Oleh karena itu, prinsip pemeliharaan atau perawatan kolam ini tidak sekedar memperbaiki kerusakan-kerusakan pada kolam ikan, tetapi juga sekaligus memulihkan dan kegunaan kolam tersebut sebagai tempat untuk memelihara ikan, sehingga kegiatan atau usaha budidaya ikan tetap bisa dilangsungkan di kalam ikan tersebut.
Bagian-bagian kolam ikan yang perlu dilakukan perawatan secara rutin, terutama setelah melakukan selesai melakukan panen adalah tanggul atau dinding kolam, caren atau parit, pintu air, dan saringan atau papan-papan penutup pintu air.
Perawatan Kolam Ikan Permanen
- Pada kolam ikan yang dibuat dari tanggul atau dinding permanen ini kerusakan biasanya berupa geripis dan kebocoran. Dinding tanggul yang rusak tersebut ditambal dengan campuran semen dan pasir dengan perbandingan 1:5.
- Jika terjadi keretakan pada bagian tanggul atau dinding kolam, maka retakan tersebut harus disuntik atau dalam bahasa Jawa dicokol. Penyuntikan atau penyumbatan retakan dinding kolam tersebut dilakukan dengan campuran semen dan pasir, tetapi jika retakannya kecil, penyuntikan cukup dilakukan menggunakan semen saja.
- Menyumbat lubang-lubang kecil di bawah pondasi tanggul dengan tanah liat berpasir. Tanah sumbatan ditimbunkan di atas lubang, lalu diinjak-injak hingga keras.
- Lakukan penimbunan dengan tanah pada bagian dasar tanggul di sekitar pintu, meskipun tidak bocor, kemudian diinjak-injak hingga keras
- Membersihkan celah-celah papan kayu dan saringan pintu air yang tertutup oleh lumpur dan lumut. Sedangkan papan kayu yang rusak harus diganti.
- Mengeluarkan lumpur, sisa pakan dan kotoran serta sampah yang tertimbun di caren. Caren dibuat lagi sesuai dengan bentuk semula.
- Bersihkan seluruh saluran disekitar kolam, jika ada perakaran tanaman yang menembus dinding kolam harus dipotong.
- Pasangan batu atau batu bata yang goyah dikencangkan kembali dengan cara melapisi dan menyuntik rongga pasangan batu atau batu bata tersebut dengan semen.
Perawatan Kolam Ikan Non Permanen (Tanah)
- Setiap kali selesai melakukan kegiatan pemanenan, lakukan pembersihan tanggul atau dinding kolam dengan cara dicangkul tipis-tipis atau dikepras dengan bentuk miring menggunakan cangkul yang tajam. Tanah dari keprasan ini disebar ke dasar kolam bagian tepi. Tanggul atau dinding kolam yang bocor disumbat dengan lumatan tanah liat berpasir. Lubang bocoran tersebut ditutup dengan lumatan tanah, kemudian diinjak-injak dengan tumit hingga benar-benar terisi penuh dan padat. Setelah selesai melakukan penyumbatan pada seluruh bocoran tanggul atau dinding kolam, seluruh permukaan tanggul atau dinding kolam yang menghadap ke kolam ikan dilapisi kembali dengan lumatan tanah liat berpasir atau tanah bekas keprasan tersebut.
- Dasar tanggul di sekitar saluran pembuangan atau pengurasan harus dipadatkan kembali, bila terjadi kebocoran, perlu diberbaiki dengan cara seperti pada penyumbatan tanggul yang bocor.
- Perbaikan pada caren kolam ikan dilakukan dengan cara membuang endapan lumpur yang memenuhi caren, bersihkan dari sampah plastik dan sebagainya, sehingga caren atau kemalir dapat berfungsi seperti semula. Bila lumpur yang terdapat pada caren terlanjur padat, buatkan caren baru dengan bentuk dan ukuran seperti semula.
- Lakukan pengontrolan terhadap pintu pemasukan air dan pintu pembuangan kolam ikan yang terbuat dari PVC atau bambu. Pengontrolan dilakukan dengan membongkar pintu air tersebut kemudian dibersihkan, bila ditemukan kerusakan segera diganti dengan yang baru. Setelah pintu air dipasang kembali, lakukan penimbunan saluran tersebut dengan lumatan tanah berpasir yang diambil dari dasar kolam. Penimbunan juga dimaksudkan untuk mengembalikan posisi tanggul seperti semula.
- Lakukan pengecekan terhadap saringan air, jika ada kerusakan segera diperbaiki bila perlu diganti dengan yang baru kemudian pasang kembali seperti semula.
- Jika kolam ikan menggunakan pintu air yang dibuat permanen, harus dilakukan pengontrolan secara khusus. Bagian-bagian yang retak, pecah, atau geripis segera ditambal. Papan kayu pembatas yang rusak juga harus diganti. Celah yang digunakan sebagai tempat pemasangan papan pembatas dibersihkan dari lumpur atau lumut.
- Saluran pintu pemasukan air dan saluran pembuangan perlu dijaga kebersihannya. Lakukan perbaikan dengan segera jika ditemukan kerusakan pada saluran-saluran tersebut. Rumput-rumput yang perakarannya dapat merusak dinding kolam ikan juga harus dibersihkan dengan cara dicabut atau diptong.
- Tanggul harus dijaga dari hewan-hewan perusak, seperti kepiting, tikus, atau belut. Selain itu, untuk menghindari permukaan tanggul akibat dilewati binatang-binatan besar, seperti kerbau atau sapi, maka tanggul tersebut harus diberi pagar yang dibuat mengelilingi kolam.